PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS
TEKS PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH INTERNASIONAL BUKIT SION
Maryani*
Handayani Sinaga**
*Sekolah Pascasarjana
Uhamka Jakarta, Indonesia
**Sekolah Pascasarjana
Uhamka Jakarta, Indonesia
*E-mail: maryanijuli@gmail.com
**E-mail:
handayani_sinaga@gmail.com
Abstract
This study aims to describe
the application of text-based learning to class XI students at Bukit Zion
International School. The method used in this research is descriptive method.
The informants in the study were Indonesian language teachers who taught in
class XI and students. Data collection is done by analyzing the Learning
Implementation Plan (RPP), observing its implementation and interview. The approach
is carried out in the context of online learning. The results showed a
discrepancy between the time allocation contained in the lesson plans and the
actual learning that had been carried out in class. After being confirmed, the
teacher stated that the core activities lacked time so that the reviews given
by the teacher after the students' presentations were not in-depth. This is
because learning is done online.
Keywords: Indonesian language
learning, text-based, foreign language students.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berbasis teks pada siswa kelas XI Sekolah Internasional Bukit Sion.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif. Informan dalam penelitian yaitu guru Bahasa Indonesia yang mengajar
di kelas XI dan siswa. Penggumpulan data dilakukan dengan menganalisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengamati implementasinya dan wawancara. Penerapan pendekatan dilaknsaka dalam konteks pembelajaran daring. Hasil
penelitian menunjukkan ketidaksesuaian antara alokasi waktu yang terdapat pada RPP dengan pembelajaran sebenarnya yang telah dilakukan di kelas. Setelah dikonformasi guru menyatakan bahwa pada kegiatan inti kekurangan waktu sehingga ulasan yang diberikan oleh guru setelah siswa presentasi
kurang mendalam. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dilakukan secara daring.
Kata kunci: pembelajaran Bahasa
Indonesia, berbasis teks, siswa berbahasa asing.
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa
Indonesia merupakan pembelajaran
yang wajib ada di setiap jenjang Pendidikan sekolah. Pembelajaran
Bahasa Indonesia dilakukan dengan
maksud dan tujuan supaya para siswa mempunyai kompetensi berbahasa Indonesia yang dipakai dalam beraneka ragam keperluan. Hal ini mengisyaratkan siswa mempelajari serta melatih diri
pada aneka macam genre yang
selaras dengan tujuan aktivitas sosial dan tujuan komunikasi yang mempunyai kekhasan cara pengungkapan
(struktur retorika teks) dan kekhasan kaidah kebahasaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa yang belajara Bahasa
Indonesia berorientasi pada pembelajaran
berbasis teks. Keselarasan pembelajaran berbasis teks akan
mengintegrasikan penetahuan,
keterampilan, dan sikap menjadi ciri khas
pembelajaran bahasa
Indonesia yang sekarang dengan
pembelajaran bahasa
Indonesia yang telah dilakukan
sebelumnya (Saragih, 2016).
Muatan kurikulum
mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
siswa Indonesia. Pada pelaksanaannya
pembelajaran bahasa
Indonesia tidak bisa terlepas dari keberadaan
kurikulum Pendidikan (Pinasti, Intan Indria; Rohmadi, Mohammad; Rakmawati, 2018). Karena secara langsung keduanya saling berkaitan satu sama lain.
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum pendidikan Indonesia. Muatan kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik dan benar serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
siswa Indonesia.
Seiring dengan perkembangan
waktu, Pendidikan di Indonesia terus
memperbaiki kualitasnya. Termasuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Adanya perubahan
kurikulum yang terjadi di Indoneisa yang semula menerapkan KTSP diubah menjadi kurikulum 2013 berpengaruh dalam sistem pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 dirancang menggunakan berbasis teks.
Dalam kurikulum
2013, standar kompetensi pelajaran Bahasa Indonesia adalah
kualifikasi kemampuan
minimal siswa yang mendeskripsikan
pengetahuan, keterampilan,
dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Standar kompetensi
ini adalah dasar bagi siswa
untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional dan
global (Damsir, 2021).
Dalam konsep pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis
teks, teks bukan hanya diartikan
sebatas tulisan namun teks adalah semacam
aktivitas sosial yang mempunyai tujuan sosial (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017). Dengan demikian, segala pembelajaran Bahasa Indonesia harus
mampu mengusung segala yang bermuatan dengan aktivitas sosial masyarakat.
Pembelajaran Berbasis
Teks adalah pembelajaran
yang berorientasi terhadap kemampuan siswa dipakai menyusun teks. Metode pembelajaran
ini mendasarkan diri dalam pemodelan
teks dan analisis terhadap fitur-fiturnya secara eksplisit dan penekanan interaksi antara teks dan konteks penggunaannya. Perancangan unit-unit pembelajarannya
mengarahkan siswa supaya bisa tahu
dan menghasilkan teks baik verbal juga tulis pada aneka macam konteks.
Pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks dalam kurikulum 2013 merupakan bentuk kesadaran yang memiliki peranan penting sebagai wahana dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan secaraindah dan logis (Ramadania, 2016).
Hal ini
dipandang berdasarkan
proses pembelajaran yang diawali
dengan pengetahuan mengenai jenis teks, dilanjutkan kaidah kebahasaan, lalu keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan. Tujuan umum
pendidikan dan pembelajaran
Bahasa Indonesia pada jenjang Pendidikan adalah memantapkan kedudukan dan fungsi Bahasa
Indonesia (Hidayat, 2001).
Pembelajaran secara general yaitu
proses hubungan antara pendidik dan peserta didik juga antarpeserta didik lainnya (Fadlillah, 2014). Pembelajaran berbasis
teks merupakan aktivitas belajar mengajar yang dilakukan sesuai dengan teks
yang diajarkan. Pada pembelajaran
berbasis teks pada kelas, siswa dituntut
agar tahu setiap jenis teks lalu
mendemonstrasi struktur isi dan bahasanya.
Pembelajaran berbasis teks
mendorong pembelajar agar membaca dan membaca (Priyatni, 2014). Pada pembelajaran berbasis teks pada kelas, siswa dituntut
untuk memahami setiap jenis teks
lalu mendemonstrasi struktur isi dan bahasanya. Menyusun teks merupakan suatu aktivitas yang kompleks yang membutuhkan kegiatan yang teratur (sistematiss), terkontrol, empirik, dan kritis (Mahsun, 2014). Mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada Kurikulum 2013 yang menekankan
pentingnya kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, pada kemampuan berbahasa siswa dibentuk melalui pembelajaran berbasis teks secara berkelanjutan.
Hal ini dipandang berdasarkan proses pembelajaran
yang diawali menggunakan pengetahuan mengenai jenis teks, dilanjutkan
menggunakan kaidah kebahasaan, lalu keterampilan menyajikan suatu teks tulis
dan lisan. Selama proses pembelajaran ini berlangsung, pendidik dapat membangun pengetahuan, keterampilan, dan sikap anak didik.
Konteks sosial serta
konteks budaya pada kehidupan sosial mempunyai pengaruh satu sama lain terhadap keberagaman wujud teks. Implementasi
Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Teks pada Sekolah Menengah
Atas Bukit Sion Kelas XI bahwa keberagaman
teks dengan struktur teks yang bervariasi juga dipakai untuk keperluannya tersendiri (Mahsun, 2014). Bahasa yang dipakai dengan tujuan sosial
tertentu itulah yang melahirkan teks.
Teks bisa
dikelompokkan dalam dua kategori besar
(aliran), yaitu aliran sastra & aliran faktual. Genre (aliran) sastra bertujuan guna mengajukan emosi dan imaji pembaca/penyimak.
Genre sastra dikelompokkan dalam
tiga jenis yaitu teks naratif
(novel, cerpen), puitik,
dan dramatik. Genre faktual
menghadirkan informasi/ gagasan dan bertujuan agar menggambarkan, menceritakan, atau meyakinkan pembaca/penyimak (Priyatni, 2014). Teks merupakan proses sosial yang berorientasi dengan tujuan sosial
eksklusif serta pada konteks situasi eksklusif pula (Priyatni, 2014). Setiap jenjang
pendidikan mempunyai jenis teks dan tingkat kesukaran yang tidak selaras sesuai
tingkatannya. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yg dimuat Permendikbud
No. 69 tahun 2013 (dalam (Priyatni, 2014)) masih ada
15 jenis teks. Hal penting pada tahapan pembelajaran jangan membawa siswa langsung
mempelajari pembahasan
model teks tanpa upaya menciptakan kondisi perantara. Pada tingkatan pertama aktivitas-aktivitas menciptakan konteks dengan menerapkan pengetahuan dasar terlebih dahulu pada siswa dan dilanjutkan dengan tingkatan pemodelan teks. Pendidik mengenalkan nilai, tujuan sosial, struktur, dan karakteristik bentuk, termasuk karakteristik kebahasaan yang sebagai penanda teks yang akan diajarkan.
Tahap selanjutnya merupakan
kolaborasi menciptakan teks. Kegiatannya bisa meliputi aktivitas
menciptakan nilai, sikap, dan keterampilan melalui teks yang utuh secara bersamasama.
Tahap terakhir menciptakan teks secara mandiri. Aktivitas pembelajaran menjadi suatu sistem
yang mempunyai bagian-bagian
dan fungsi masing-masing agar mencapai
tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan (Sutikno, 2009). Dengan begitu
pentingnya bagi pendidik agar mampu menciptakan rancangan aktivitas pembelajaran supaya tujuan pembelajaran
bisa tercapai.
Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks menjadi pilihan
yang tepat sebagai penghela ilmu pengetahuan.
Hal ini sangat relevan dengan kondisi saat ini.
Pada saat ini para siswa sedang berada
di era revolusi industri
4.0. Arus modernisasi dan perkembangan teknologi merasuk dalam segala
sendi kehidupan masyarakat Indonesia tidak terkecuali para siswa. Siswa dengan mudah
mengakses segala informasi secara cepat hanya dengan
genggaman tangan.
Untuk itulah pembelajaran
Bahasa Indonesia hadir sebagai
penghela ilmu pengetahuan dan budaya Indonesia yaitu melalui pembelajaran
berbasis teks. Salah satu hal permasalahan
yang menarik untuk ditulis ialah bagaimana
implementasi pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah internasional.
Mengingat siswa yang belajar di sekolah internasional Sebagian besar ialah siswa yang beraneka ragam latar belakang sosial serta didominasi
oleh siswa yang setiap harinya selalu menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi.
Hal inilah yang menjadi daya Tarik tersendiri penulis untuk membahas
implementasi pembelajaran
Bahasa Indonesia pada sekolah internasional
Bukit Sion.
Penelitian mengenai implementasi
pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis
teks bukanlah penelitian yang pertama. Pada tahun 2019 telah terbit sebuah jurnal
yang ditulis oleh Purnama Sari Vidya Dharma, Ria Ariesta, dan Agus Joko Purwadi Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Bengkulu. Penelitian
tersebut berjudul Implementasi Pembelajaran Bahasa
Indonesia Berbasis Teks di SMA Negeri 1 Bengkulu
Tengah Kelas XI (Ariesta,
R., Purwadi, A. J., & Dharma, 2019).
Hasil penelitian menunjukkan perencanaan pembelajaran berbasis teks berdasarkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang ditulis pendidik telah menerangkan langkah pembelajaran berbasis teks menggunakan aktivitas pembelajaran. Hasil pelaksanaan pembelajaran berbasis teks memperlihatkan
bahwa berdasarkan keempat tahapan pembelajaran berbasis teks, terdapat satu tahapan yang tidak dilaksanakan yaitu langkah mencipta
teks secara mandiri. Alokasi waktu perencanaan pembelajaran kurang sesuai dengan alokasi
saat pembelajaran berbasis teks. Jam belajar yang singkat dan adanya aktivitas sekolah berdampak dalam pembelajaran berbasis teks dilaksanakan
kurang efektif. Hasil evaluasi pendidik terhadap siswa memperlihatkan selama proses implementasi pembelajaran berbasis teks yang dilakukan telah tercapai.
Penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dangan penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan kedua penelitian ini ialah implementasi
pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis
teks pada jenjang SMA. Namun ada perbedaan
yang mencolok yaitu lokasi penelitian. Pada penelitian sebelumnya dilaksanakan pada sekolah negeri sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada sekolah internasional Bukit Sion.
Karakteristik siswa di Sekolah Internasional Bukit Sion didominasi oleh siswa keturunan luar negeri dan juga menggunakan Bahasa Asing untuk komunikasi menjadi keunikan tersendiri dalam penelitian ini. Maka rumusan masalah
penelitian ini ialah bagaimana implementasi pembelajaran Bahasa
Indonesia berbasis teks
pada siswa kelas XI sekolah internasional Bukit Sion?
METODE
Penelitian ini memakai
metode penelitian deskriptif kualitatif yang menggambarkan pembelajaran Bahasa
Indonesia berbasis teks
pada kelas XI Sekolah Internasional Bukit Sion tahun ajaran 2020/2021. Lokasi penelitian
dilakukan di Sekolah internasional Bukit Sion yang beralamat
di Taman Kebon
Jeruk Intercon Blok GA1, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Waktu penelitian dilakukan saat semester genap tahun ajaran
2020/2021 bulan Mei. Data dalam
penelitian ini berupa data observasi, rekaman, dokumentsi yang diambil dari RPP yang dipakai guru, kegiatan belajar dalam kelas,
informasi yang diberikan
guru, serta informasi dari dokumentsi yang penulis peroleh. Sumber data penelitian ini yaitu satu
guru Bahasa Indonesia, siswa, serta
dokumentasi. Teknik pengumpulan
data yang dipakai yaitu Dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data yang diperoleh berdasarkan hasil triangulasi data. Instrumen yang dipakai berupa lembar observasi menggunakan aspek perencanaan, pelaksanaan, dan alokasi waktu. Peneliti ini memakai
validasi data melalui cara melakukan triangulasi sumber melalui wawancara kepada pendidik mata pelajaran Bahasa Indonesia
yang mengajar pada kelas
XI. Pada saat penelitian, peneliti melakukan pengecekan data pada narasumber (guru) menggunakan cara peneliti melakukan
wawancara kepada narasumber tentang data yang sudah peneliti peroleh sesuai dengan hasil observasi
dan dokumentasi.
Peneliti yang berperan sebagai
instrumen, berfungsi menjadi penetap titik penting penelitian,
menentukan informan, melakukan pengumpulan data, melakukan analisis, menafsirkan data dan membuat kesimpulan. Kisi-kisi observasi yang dipakai pada penelitian ini diambil menurut aspek RPP berupa aspek perencanaan, pelaksanaan, pemodelan teks dan alokasi waktu.
Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini. Pertama melakukan
analisis catatan dan rubrik observasi. Kedua melakukan pengamatan dan pada dokumen RPP. Ketiga pengolahan hasil wawancara. Hasil pengolahan data tersebut kemudian dideskripsikan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI Sekolah Internasional Bukit Sion dilaksanakan
dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pembelajaran menggunakan teks dengan penerapkan
pendekatan saintifik. Meskipun sekolah Internasional Bukit Sion para siswa
didominasi oleh siswa keturunan asing namun pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia tetap
mengikuti kurikulum pemerintah Indonesia yaitu K13.
Pembelajaran itu sendiri dapat dimaknai
sebagai suatu proses interaksi guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran berbasis teks terdiri
dari menciptakan konteks, pemodelan teks, mengkonstruksi teks secara bersama,
dan menulis teks secara mandiri (Mahsun,
2014).
Pengajaran Bahasa Indonesia di kelas XI Sekolah Internasional Bukit Sion dilaksanakan
berdasarkan RPP yang telah dibuat oleh guru.
RPP disusun berdasarkan
SK dan KD yang terdapat pada kurikulum
2013. Kegiatan pembelajaran
dan materi ajar dilaksanakan
dengan menyesuaikan kondisi pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Mengingat sejak Maret 2020 sampai dengan sekarang
Pendidikan di Indonesia masih menerapkan
pembelajaran dalam jaringan (daring). Untuk itu pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan zoom dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan RPP darurat.
Rencana pembelajaran
yang dilakukan oleh guru yaitu
menyusun RPP, evaluasi, dan
media pembelajaran berupa
zoom. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Guru melakukan perencanaan pembelajaran berbasis teks dengan
melakukan pembangunan konteks, pemodelan teks, pembuatan teks secara berkelompok, dan pembuatan teks secara mandiri oleh siswa.
Pelaksanaan pembelajaran
yang telah direncanakan
oleh guru kemudian diterapkan
oleh guru dan siswa. Pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan media zoom. siswa dan
guru melakukan pembelajaran
dalam satu room zoom. Zoom dipilih oleh guru dengan pertimbangan kemudahan dan kelengkapan layanan yang ada pada zoom. Guru bisa memantau secara langsung kegiatan pembelajaran dan mempermudah siswa untuk tanya
jawab secara langsung kepada guru. Dengan menggunakan zoom guru dan siswa bisa share screen power point bahkan juga
video-video pembelajaran yang telah
disiapkan oleh guru.
Pembahasan
Penelitian
Pengajaran Bahasa Indonesia kelas
XI Sekolah Internasional
Bukit Sion dilaksanakan dengan
berpatokan pada RPP. Pelaksanaan
pembelajaran yang diamati ialah pembelajaran materi teks drama kelas XI. Sebelum pembelajaran dimulai pada setiap mata pelajaran
selalu diawali dengan kegiatan membaca atau menonton
video yang ditayangkan oleh guru. Kegiatan
ini dilaksanakan selama 10 menit. Dalam satu materi teks
drama dibagi menjadi empat pertemuan dengan empat RPP. Satu kali pertemuan dialokasikan selama 2 x 40 menit. Pertemuan pertama materi pokok ialah
mengidentifikasi informasi
yang terdapat pada teks
drama. Pada tahap pendahuluan
pembelajaran teks drama waktu yang dialokasikan sebanyak 10 menit.
Pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam dan memandu siswa untuk berdoa.
Selanjutnya guru menyapa
murid sekaligus mengecek presensi siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai hari ini,
melakukan apersepsi sekaligus motivasi, dan menyampaikan pokok materi, langkah pembelajaran, dan teknik penilaian.
Pada tahap pembukaan pembelajaran seperti yang tertulis di atas maka guru telah melaksanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan membangun konteks. Hal ini terlihat pada saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran, materi, Langkah pembelajaran, dan teknik penilaian. Guru membangun konteks dengan mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan kejadian atau fenomena yang ada saat ini.
Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut lalu guru meminta siswa menebak materi
apa yang akan dipelajari hari ini berdasarkan permasalahan atau hal yang telah dikemukakan sebelumnya.
Pada tahap kedua yaitu
kegiatan inti. Guru mengalokasikan
waktu 60 menit. Kegiatan inti ini berisi tahapan pemodelan teks. Guru menayangkan teks drama pada layar zoom. Siswa diminta mengamati teks tersebut lalu
siswa diminta mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Dari pertanyaan tersebut siswa saling tanya
jawab mengenai teks tersebut. Kemudian pada tahap ini siswa disajikan
dua teks yaitu teks drama dan teks cerpen. Siswa
diminta membedakan antara cerpen dan teks drama.
Setelah
siswa dibimbing guru untuk menemukan poin-poin penting pada teks. Kemudian siswa Bersama guru membahas informasi yang terdapat pada teks. Siswa kemudian
dipandu untuk menemukan fakta yang terdapat pada teks. Pada tahap ini juga siswa diberi evaluasi.
Setelah mengerjakan evaluasi
siswa dibantu untuk menemukan ciri-ciri teks berdasarkan hasil pekerjaannya.
Pada tahap akhir guru mengalokasikan 10 menit untuk melakukan kegiatan penutup. Pada bagian penutup ini siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini. Siswa yang aktif diberi apresiasi
oleh guru. Lalu guru menutup pembelajaran.
Pada pembelajaran ini guru telah melaksanakan tahapan untuk membangun
konteks. Guru membangun konteks pembelajaran dengan cara mengaitkan
pembelajaran dengan kejadian atau fenomena
yang ada saat ini. Guru juga telah melakukan pemodelan teks dengan cara
menayangkan teks pada layar zoom. Siswa diminta mengamati lalu siswa diminta
membedakan teks drama dengan teks cerpen.
Pada pertemuan kedua materi pokok yaitu
struktur dan kaidah kebahasaan teks drama. Pelaksaan pembelajaran masih dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi zoom. Sebelum pembelajaran atau disebut preclass
siswa diajak menonton sebuah video pementasan drama. Kegiatan ini dilakukan selama
10 menit. Bertujuan untuk menarik minat
siswa agar lebih siap untuk menerima
pembelajaran Bahasa Indonesia hari
ini.
Guru memulai pembelajaran pada tahap pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit. Kegiatan dibuka oleh guru dengan berdoa. Lalu guru dan siswa secara Bersama menyanyikan lagu nasional. Guru juga mengecek presensi siswa yang hadir dalam zoom. Untuk membangun konteks guru mengaitkan materi pembelajaran teks drama dengan pengalaman peserta didik. Guru juga memberikan gambaran mengenai manfaat mempelajari materi teks drama dalam kehidupan sehari-hari. Tahap ini juga guru memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Setelah
tahap pemdahuluan selesai guru melakukan inti pembelajaran. Alokasi waktu kegiatan inti ini selama 60 menit. Siswa diminta untuk mengamati
teks drama yang terdapat
pada buku teks halaman 240. Pada tahap ini siswa mengidentifikasi
teks dengan cara menjawab pertanyaan
yang terdapat pada buku teks tersebut. Pertanyaan yang harus dijawab siswa terdiri
dari 2 pertanyaan. Siswa menjawab pertanyaan perbedaan teks drama dengan teks cerpen. Kemudian
siswa menjawab pertanyaan mengenai struktur atau bagian-bagian
yang terdapat pada kedua teks yang ada pada buku teks halaman
240.
Setelah
siswa secara perseorangan mengidentifikasi struktur teks, Langkah selanjutnya yang dilakukan guru ialah siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok. Kelompok diberi lembar kerja.
Lembar kerja berisi teks drama lalu kelompom diminta untuk mengumpulkan data/informasi mengenai struktur dan kebahasaan yang terdapat pada teks drama. Siswa diperkenankan memanfatakan informasi dari berbagai sumber.
Pada kegiatan ini siswa secara berkelompok
diarahkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan isi dan struktur serta alur dari teks
tersebut. Pada tahap ini siswa megolah
data yang diperoleh dalam bentuk bahan untuk
presentasi.
Setelah
data presentasi selesai dipersiapkan, satu persatu kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok melalui zoom. Kelompom lain menanggapi materi yang dipresentasikan. Pada
tahap ini terjadi interaksi antara satu kelompok
presentasi dengan kelompok lainnya. Pada tahap ini peranan
guru ialah memberikan tanggapan dan memberikan ulasan atas materi
yang telah dipresentasikan
oleh kelompok.
Setelah
kegiatan inti selesai, guru
melakukan kegiatan penutup. Kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu 10 menit. Siswa diminta untuk
membuat tulisan simpulanmateri
yang telah dipelajari yaitu struktur dan kaidah kebahasaan teks drama pada buku tulis. Kemudian siswa dan guru melakukan refleksi dengan memberi komentar berkenanan pembelajaran yang telah dilakukan pada hari ini. Kemudian siswa
diberi tugas oleh guru untuk membaca teks
drama lainnya. Pada tahap ini juga guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan ketiga, guru memberikan pembelajaran materi mengkontruksi teks drama. Pertemuan diawali dengan kegiatan preclass. Preclass dilaksanakan selama 5 menit. Siswa diminta untuk
menonton video pementasan
drama singkat. Setelah kegiatan
preclass selesai,
guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan kegiatan pembuka. Alokasi waktu yang tertera pada RPP untuk tahap pembukaan ini selama 10 menit.
Kegiatan dibuka dengan membuka pembelajaran. Siswa dipandu untuk berdoa
dan menyanyikan lagu nasional. Kemudian guru mendata kehadiran siswa. Guru memberi motivasi kepada siswa tentang manfaat
pembelajaran teks drama dalam kehidupan. Kemudian guru menyampaikan materi dan langkah pembelajaran yang akan dilakukan.
Pada tahap inti waktu yang dialokasikan pada RPP selama 60 menit. Kegiatan diawali dengan siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok. Kelompok diminta mengidentifikasi alur pada teks drama yang yang terdapat pada buku teks. Kemudian kelompok ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain diminta untuk mengomentari hasil kerja yang telah dipresentasikan temannya. Pada tahap ini guru memberikan ulasan dan penguatan materi yang telah dipresentasikan kelompok.
Kemudian siswa secara mandiri diberi lembar kerja.
Lembar kerja berisi teks cerpen lalu
siswa diminta untuk membuat kerangka
teks drama berdasarkan cerpen yang telah diberikan. Salah satu siswa ditunjuk guru untuk memaparkan rancangan (kerangka) teks drama yang akan ditulis. Siswa lainnya diminta untuk mengomentari. Guru memberikan komentar dan perbaikan.
Setelah
kegiatan selesai, selanjutnya guru melaksanakan tahap penutup. Tahap ini dialokasikan
selama 10 menit. Siswa diminta untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Kemudian
siswa dan guru melakukan refleksi. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dan mengajak siswa berdoa.
Pada pertemuan keempat. Kegiatan diawali dengan preclass selama 5 menit. Siswa diminta untuk
membaca satu buat teks drama. Setelah kegiatan preclass selesai, guru memulai pembelajaran tahap pembukaan. Alokasi waktu tahap ini
selama 10 menit. Guru membuka kegiatan dengan menyapa murid, berdoa lalu menyanyikan
lagu nasiona. Guru juga mengecek kehadiran siswa. Pada tahap ini juga guru mengulas sedikit pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini. Guru memberi motivasi pada siswa.
Pada kegiatan inti alokasi waktu selama 40 menit. Siswa diminta
untuk untuk mengembangkan kerangka teks drama yang telah disusun pada pembelajaran sebelumnya. Pada tahapan ini siswa menulis
teks drama secara lengkap sesuai dengan kerangka yang telah dibuat. Guru menjadi fasilitator dengan memberikan bantuan atau menjawab
pertanyaan bila ada siswa yang kesulitan dalam mengembangkan kerangka teks drama menjadi teks drama yang utuh. Setelah selesai, siswa diminta untuk memaparkan
teks drama yang telah ditulis. Siswa lainnya diminta untuk memberikan komentar. Pada tahap ini juga secara Bersama siswa dibimbing untuk menyunting teks drama yang telah ditulis. Penyuntingan dilakukan tidak hanya sebatas kesalahan
bahasa, ejaan, namun juga dari segi konten teks
drama yang ditulis siswa.
Pada tahap penulisan ini membutuhkan waktu yang Panjang. Namun mengingat jam pelajaran hanya 2 jam mata pelajaran saja maka siswa yang mempresentasikan teks drama yang ditulis dibatasi satu siswa saja.
Namun siswa lainnya diminta untuk melengkapi dan menyunting teks drama secara mandiri. Kegiatan ini dijadikan
tugas rumah oleh guru.Hasil teks
drama yang telah ditulis siswa ini akan
diserahkan pada guru dengan
menggunggah teks drama melalui google form.
Setelah
guru selesai melaksanakan kegiatan inti dan melakukan pengarahan terkait tugas. Selanjutnya guru melaksanakan kegiatan penutup. Pada kegiatan penutup ini alokasi
waktu 10 menit. Siswa diminta untuk menyimpulkan
pembelajaran hari ini. Siswa diberi
kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami. Guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan ditutup dengan doa dan guru mengucapkan salam penutup.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas XI Sekolah Internasional Bukit Sion belum maksimal karena terkendala pada waktu. Hal ini disebabkan sekolah dilaksanakan secara daring sehingga kurang efektif dibanding dengan sekolah secara tatap muka. Kekurangan
waktu ini terlihat saat siswa
mempresentasikan hasil kerjanya tidak semua kelompok mempunyai kesempatan untuk mendapat giliran.
Untuk tahap-tahap pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks sudah dilakukan secara berurutan dimulai dari membangun
kontekk yaitu dengan mengaitkan materi ajar dengan kegiatan atau peristiwa
yang ditemui oleh siswa di lingkungan sekitar. Kemudian tahap pemodelan teks dilaksanakan dengan baik. Guru menyajikan beberapa teks bahkan
juga disajikan teks yang berbeda. Hal ini dilakukan supaya saat siswa mengidentifikasi
teks tersebut siswa bisa membandingkan
teks yang dipelajari dengan teks yang sejenis. Kegiatan pemodelan ini membuat
siswa antusias dan berpikir kritis untuk menggali informasi yang terdapat pada teks.
Pada tahap mengkonstruksi teks telah dilaksanakan
dengan baik. Siswa dipandu guru mengkonstruksi teks drama dengan menggunakan lembar kerja. Lembar kerja berisi teks
cerpeb. Dari teks cerpen tersebut siswa membuat kerangka
teks drama. Kemudian tahap menulis teks
juga telah dilaksanakan dengan baik. Pada tahap ini siswa
mengembangkan kerangka teks drama menjadi sebuah teks drama yang utuh. Agar menjadi teks drama yang baik, siswa mempresentasikan hasil kerjanya lalu diberi komentar
oleh teman dan guru. Siswa secara Bersama menyunting teks agar teks yang dihasilkan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia dan memiliki konten
teks drama yang bagus.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan pada guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, pembelajaran sudah semaksimal mungkin dilaksanakan. Namun pada pelaksanaannya waktu 2 jam pelajaran masih kurang. Karena pembelajaran berbasis teks mendorong
siswa untuk membaca teks sekaligus
mengidentifikasi informasi
yang ada pada teks. Kendala yang dialami guru ialah pembelajaran dengan menggunakan sistem daring di masa pandemi
Covid-19 kurang efektif.
Sebagian siswa kurang serius dalam belajar.
selain itu, pembelajaran teks drama ini akan lebih
menarik apabila teks yang telah ditulis siswa dipraktikkan
oleh siswa di kelas. Namun mengingat situasi pandemi seperti ini siswa
tidak bisa memperagakan teks drama tersebut.
KESIMPULAN
Pembelajaran berbasis
teks pada siswa kelas XI Sekolah Internasional Bukit Sion telah dilaksanakan dengan baik. Guru dan siswa telah melaksanakan tahapan dengan berurutan. Namun ada beberapa kendala
yang ditemukan karena faktor kondisi pembelajaran daring di masa pandemic Covid-19. Pembelajaran teks drama yang semestinya sangat menarik dengan mempraktikkan teks drama yang telah ditulis. Namun di masa pembelajaran daring
ini siswa tidak bisa dipraktikkan
karena situasi dan kondisi sehingga pembelajaran kurang menarik bagi siswa.
Berdasarkan temuan
penelitian ada beberapa hal yang bisa diperbaiki dari pembelajaran berbasis teks yang dilaksanakan pada siswa kelas XI Sekolah Internasional Bukit Sion. Yang pertama
ialah teks pembelajaran materi tata bahasa atau Kaidah
Kebahasaan teks sebaiknay dilakukan terpisah dengan struktur teks. Hal ini karena pembelajaran
kaidah bahasa teks sama saja
sedang menitik beratkan materi pada tata bahasa Indoesia. Pada sekolah internasional yang
Sebagian besar ialah siswa yang lebih lancar berbahasa Inggris dibanding dengan Bahasa Indonesia maka sebaiknya porsi pembelajaran kaidah kebahasaan teks lebih diperbanyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ariesta, R., Purwadi, A. J., & Dharma,
P. S. (2019). Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di SMA
Negeri 1 Bengkulu Tengah Kelas XI. Jurnal Ilmiah Korpus, III(I).
Damsir, M. (2021). Meningkatkan Kemampuan
Bercerita dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 14
Banyu Asin III Melalui Media Gambar 2018/2019. Jurnal Lipnas, 2(2).
Fadlillah. (2014). Implementasi
Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media.
Hidayat, K. (2001). Perencanaan
Pengajaran Bahasa Indonesia. Trimitra Mandiri.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(2017). Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Kemendikbud.
Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada.
Pinasti, Intan Indria; Rohmadi, Mohammad;
Rakmawati, dan A. (2018). Pembelajaran
Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 (Studi Kasus Teks Ulasan Cerpen di
Kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi). Basastra Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia Dan Pengajarannya, 6(1).
Priyatni, E. T. (2014). Desain
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Bumi Aksara.
Ramadania, F. (2016). Konsep Bahasa
Berbasis Teks pada Buku Ajar Kurikulum 2013. Stilistika: Jurnal Bahasa,
Sastra, Dan Pengajarannya ISSN 2527-4104, 1(2).
Saragih, A. (2016). Pembelajaran Bahasa
Berbasis Teks dalam Kurikulum 2013. Medan Makna, 14(2), 197–214.
Sutikno, S. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Prospect.