IMPLEMENTASI P5P2RA TEMA SUARA DEMOKRASI SEBAGAI UPAYA MENGUATKAN KONSEP DEMOKRASI

DAN KARAKTER SISWA

 

Intan Irawati

MAN 15 Jakarta, Indonesia

E-mail: intanirawatis@madrasah.kemenag.go.id

 

Abstract

There are many conflicts due to differences in religion, race, and ethnicity.

 Thus, these are indicators of the lack of understanding of the value of democracy in society. Meaningful learning experiences are needed to strengthen the concept of democracy and student character through P5P2RA. This research aims to analyze the implementation of the Project for Strengthening the Pancasila Student Profile and Rahmatan Lil'Alamin Student Profile (P5P2RA) with the theme Voice of Democracy in strengthening the concept of democracy and character of MAN 15 Jakarta students. The research uses a qualitative approach with descriptive analysis methods. Data collection was carried out using a purposive sampling technique on 198 classes. The research instruments used are a performance assessment rubric and a product assessment rubric. The research results show that implementing P5P2RA at MAN 15 Jakarta has strengthened the concept of democracy and student character. This is demonstrated by the assessment results, which show that the average score for products made by students by the Suara Democracy theme is 84, the creativity score for Suara Democracy products is 85, and team collaboration is 82. There is also product differentiation in research papers, podcasts, dramas, posters, infographics, poetry musicals, public service announcements, and dances. The implementation of P5P2RA can also strengthen the character of the Pancasila Student Profile in students, especially the concept of democracy, where students state that learning in this profile project equips them as good citizens with the character of cooperation and creativity.

Keywords: character, Madrasah, P5P2RA, voice of democracy

 

Abstrak

Banyaknya konflik karena perbedaan agama, ras, suku dan sebagainya merupakan indikator belum dipahaminya nilai demokrasi di masyarakat. Diperlukan pengalaman belajar yang bermakna untuk menguatkan konsep demokrasi dan karakter siswa di madrasah melalui P5P2RA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil’Alamin (P5P2RA) tema Suara demokrasi dalam menguatkan konsep demokrasi dan karakter siswa MAN 15 Jakarta. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan teknik purposive sampling pada 198 siswa kelas XI sebagai partisipan dan dua partisipan dari fasilitator P5P2RA.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi saat pelaksanaan P5P2RA. Instrumen penelitian yang digunakan berupa rubrik penilaian kinerja dan rubrik penilaian produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan P5P2RA di MAN 15 Jakarta telah menguatkan konsep demokrasi dan karakter siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil asesmen yang menunjukkan rerata skor produk yang dibuat siswa sesuai dengan tema Suara Demokrasi sebesar 84, nilai kreativitas produk Suara Demokrasi 85, dan kolaborasi tim 82. Selain itu juga terdapat diferensiasi produk berupa makalah penelitian, podcast, drama, poster, infografis, musikalisasi puisi, iklan layanan masyarakat dan tarian. Pelaksanaan P5P2RA ini juga dapat menguatkan karakter Profil Pelajar Pancasila pada siswa terutama pada konsep demokrasi di mana siswa menyatakan bahwa pembelajaran dalam proyek profil ini  membekali diri mereka sebagai warga yang baik serta karakter gotong royong dan kreatif.

Kata Kunci: karakter, Madrasah, P5P2RA, suara demokrasi


PENDAHULUAN


Negara Indonesia adalah negara hukum yang demokratis didasari Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dituliskan dalam laman Mahkamah Konstitusi (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2015). Pengenalan konsep demokrasi dapat dilakukan di keluarga, sekolah dan masyarakat. Banyaknya tawuran akibat perbedaan pendapat, tidak bisa menerima perbedaan agama, ras, suku dan sebagainya merupakan indikator belum dipahaminya nilai demokrasi di masyarakat. Sekolah sebagai institusi pendidikan perlu memberikan pengalaman belajar yang bermakna untuk menguatkan konsep demokrasi dan karakter siswa melalui kegiatan belajar mengajar baik intra kurikuler, ekstra kurikuler ataupun ko-kurikuler.

Sejak tahun pelajaran 2022-2023, MAN 15 Jakarta telah menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai Keputusan dirjen Pendis No. 3811 tahun 2022 sebagai Madrasah Pelaksana Kurikulum Merdeka. Implementasi Kurikulum ini dilaksanakan pada kelas X atau fase E. Pelaksanaan kurikulum ini menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan terkait pembelajaran di sekolah. Mulai dari jumlah jam pembelajaran, jenis muatan pembelajaran, serta terdapatnya program kokurikuler yaitu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil’alamin (P5P2RA).

P5P2RA merupakan serangkaian kegiatan siswa yang dirancang untuk mencapai sebuah tujuan tertentu sesuai fase siswa. Siswa bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan/atau aksi dalam memecahkan suatu masalah sesuai tema yang dipilih. P5P2RA didesain agar siswa dapat memiliki kemampuan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Adapun selama pelaksanaan P5P2RA ini siswa dibimbing untuk menelaah suatu tema yang menantang sesuai dengan fase mereka (Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, 2022)

Pendidikan berbasis karakter merupakan penopang terciptanya generasi emas (Dahuri, 2024). Beberapa tahun ke depan, tahun 2045, siswa yang duduk di jenjang fase F diharapkan bisa menjadi generasi emas Indonesia untuk kemajuan bangsa ini. Mereka tidak hanya harus cerdas, juga mereka perlu memiliki kemampuan 4C meliputi Komunikasi, Berpikir Kritis, Kreatif dan Kolaborasi. Tujuan pelaksanaan P5 ini salah satunya adalah membantu guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter luhur siswa seperti iman kepada Tuhan yang Maha Esa, akhlak mulia, kemampuan berkolaborasi atau gotong royong serta kreatif. Selain itu ada beberapa nilai Rahmatan Lil’alamin yang menjadi hidden curriculum dalam kegiatan ini yaitu Musāwah, tasamuh dan syura. Nilai ini merupakan keunggulan madrasah dalam mendidik siswa yang  menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, persatuan, keadilan. Nilai-nilai yang dididik kepada siswa melalui pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran hidup bersama dengan rukun, gotong royong, dan harmonis.

Beberapa penelitian terkait dengan penerapan P5 pada jenjang SD-SMA telah dilakukan (Nurjanah et al., 2022). Adapun penelitian penerapan P5P2RA di Madrasah masih terbatas (Haq et al., 2023). Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang penerapan P5P2RA di Madrasah khususnya di MAN 15 Jakarta pada tema Suara Demokrasi. Pada penelitian ini rumusan masalah yang akan diteliti adalah Apakah implementasi P5P2RA di MAN 15 Jakarta tema Suara Demokrasi menguatkan konsep demokrasi dan karakter siswa? Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan terkait implementasi kurikulum merdeka di madrasah.

Beberapa penelitian yang menjadi yang relevan dengan penelitian ini ada beberapa. Penelitian Nurjanah (2022) tentang “Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Tema Suara Demokrasi di SMK Setia Karya” menunjukkan bahwa sekitar 85% siswa antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan selama 60 jam pelajaran. Observasi menunjukkan bahwa Projek Penguatan Pancasila dengan tema demokrasi memberikan ruang kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan budaya demokrasi secara kontekstual dengan lingkungan masyarakat.

Hasil penelitian Yuliastuti (2022) di SD Labschool Unnes bahwa pelaksanaan P5 mampu meningkatkan jiwa wirausaha dan kerja sama antar siswa. Namun pelaksanaan P5 perlu ditingkatkan terkait waktu pelaksanaannya agar siswa bisa merasakan kegiatan berwirausaha lebih bermakna.

Penelitian Ulandari (2023) pada sekolah Mandiri Berubah menemukan bahwa melalui aksi P5 dapat menguatkan dimensi karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, berkebinekaan global, bernalar kritis dan kreatif. Penelitian Maruti (2023) untuk memperbaiki proses pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) pada sekolah perintis kurikulum Merdeka di SD menunjukkan bahwa setelah pendampingan dilakukan, terdapat peningkatan kualitas pelaksanaan P5 pada sekolah yang telah menerapkan kurikulum merdeka.

Penelitian Payanti (2023) di MAN 9 Jakarta menemukan bahwa kegiatan P5RA yang dilaksanakan di MAN 9 Jakarta yang berkaitan dengan Pendidikan Pancasila yaitu tema Bhinneka Tunggal Ika yang mengolaborasikan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin dilakukan dengan Model Discovery Learning dan Problem Based Learning.

Penelitian yang lain adalah dilakukan di MAN 1 Nganjuk dengan fokus pada manajemen P5RA dan hasil penelitian menunjukkan  bahwa  pengelolaan pembelajaran dalam P5RA    melalui    fungsi-fungsi manajemen dimulai dari perencanaan, implementasi dan evaluasi (Haq et al., 2023). Penelitian Idayanti (2023) juga menemukan pelaksanaan program P5P2RA di MTsN 1 Kota Tangerang memberikan dampak positif terhadap pencapaian peserta didik MTsN 1 Kota Tangerang sebagai pelajar Pancasila yang Rahmatan  lil Alamin mengajak untuk memberikan kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan untuk sesama manusia serta semua makhluk ciptaan Allah SWT Tuhan yang maha esa, bernalar kritis, kreatif, serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Penelitian Kharisma, et.al (2023) setelah pelaksanaan P5 di SMP Muhammadiyah 8 Batu, terdapat  peningkatan  karakter pelajar  mulai  dari  kebersamaan,  empati,  saling bekerja sama,  tolong  menolong,  dan  solidaritas. Peningkatan partisipasi  pelajar  dalam  kegiatan gotong royong di lingkungan sekolah, peningkatan  kemampuan  pelajar  dalam  berpikir kritis, kreativitas dan kerja sama, serta peningkatan  partisipasi  dan  keterlibatan  orang tua  pelajar  dalam  kegiatan pendidikan.

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi sekolah dan guru dengan memusatkan pembelajaran pada siswa. Kurikulum Merdeka juga mendorong siswa mengasah kreativitas dan potensinya. Pemuda kreatif diharapkan mampu memberi sumbangan bermakna bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa (Saparahayuningsih, 2010).

Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi P5P2RA di MAN 15 Jakarta pada tema Suara Demokrasi dalam menguatkan karakter siswa.

 

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui analisis dokumen, wawancara semi terstruktur, dan observasi. Teknik sampling dilakukan dengan teknik purposive sampling 198 partisipan kelas XI, dua guru fasilitator P5P2RA MAN 15 Jakarta sebagai partisipan. Instrumen penelitian berupa modul P5P2RA, lembar observasi dan catatan lapangan, rubrik penilaian kinerja dan produk. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara mendalam meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan (conclusion drawing/verification) (Sugiyono, 2014).

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan P5P2RA

Hasil penelitian Pelaksanaan P5P2RA tema Suara Demokrasi dari bulan Juli-September 2023. Kegiatan kokurikuler ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, keterampilan, serta menguatkan pengembangan profil pelajar Pancasila. Implementasi P5P2RA ini dilakukan secara bertahap, terpadu dan berkelanjutan. Penentuan alokasi waktu kegiatan projek  sebanyak 25%  dari total jam pelajaran selama 1 tahun. Jadwal   kegiatan   projek dilakukan dalam 2 hari   mulai pukul 07.00 – 11.00 WIB. Implementasi program dipimpin 2 koordinator per jenjang dengan 2 guru sebagai fasilitator projek per kelas. Jumlah total guru yang menjadi fasilitator adalah 12 orang untuk fase F. Karena MAN 15 merupakan satuan pendidikan yang menjadi piloting implementasi kurikulum merdeka, dan belum memiliki sistem dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran berbasis projek maka P5P2RA di MAN 15 ini dilaksanakan secara internal (tidak melibatkan pihak luar) atau dalam tahap awal (Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, 2022). Tahapan program ini meliputi tahapan pengenalan, kontekstualisasi, aksi dan refleksi serta tindak lanjut.  Implementasi P5P2RA ini tidak hanya mendalami makna tema yang disajikan tapi juga melakukan aksi nyata sebagai respons terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar mereka.

Sesuai panduan pengembangan P5P2RA (Direktorat KKSK Madrasah Dirjen Pendis, 2022), profil pelajar memiliki rumusan kompetensi dalam pencapaian standar kompetensi lulusan.  Pelaksanaan P5P2RA ini berfokus pada penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan moderasi beragama. Adapun contoh perilaku demokrasi di lingkungan sekolah sendiri sebagai sarana pengembangan karakter adalah mengikuti dan melakukan pemilihan pengurus OSIS, perilaku yang sesuai dengan tata tertib lingkungan, mengikuti dan melakukan pemilihan pengurus kelas, bersikap adil, tidak membeda-bedakan teman, ikut menentukan jadwal piket kelas dengan adil dan terbagi rata.

Untuk membantu siswa terlibat secara optimal sepanjang kegiatan projek profil berlangsung maka dilakukan bimbingan baik di kelas maupun di luar kelas yang diberikan fasilitator kepada siswa. Tidak hanya dalam rangka melakukan aksi dan pameran, lebih jauh lagi bimbingan dilaksanakan untuk mengembangkan karakter yang telah disepakati di setiap tema. Bimbingan dilaksanakan dari tahapan pengenalan, kontekstualisasi, penentuan aksi dan refleksi.

Relevansi antara Projek Suara Demokrasi dengan mata pelajaran agama di madrasah meliputi; Pandangan Islam terhadap demokrasi; Pentingnya demokrasi dalam Islam; Kaidah-kaidah pemerintahan dalam Islam; Prinsip musyawarah dalam Islam; Etika bermusyawarah dalam Islam; Adab debat dalam Islam; Adab berkampanye dalam Islam; Kriteria pemilihan pasangan calon dalam Islam dan sikap dalam Islam saat hasil pemilu tidak sesuai dengan harapan.

Pada tema Suara Demokrasi, pendidikan karakter yang ingin dikembangkan pada siswa MAN 15 Jakarta fase F adalah digambarkan pada Tabel 1. Dimensi, elemen dan sub elemen profil yang disasar projek ini ada 4 dengan 6 sub nilai.

Tabel 1 menjelaskan karakter yang akan dikembangkan dan diobservasi melalui program P5P2RA Suara Demokrasi. Tabel juga menjelaskan dimensi yang ingin dikembangkan pada tema ini, elemen profil, sub elemen serta nilai dan sub nilai yang akan dikembangkan.

Dimensi Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global dan Kreatif yang akan dikembangkan pada fokus elemen akhlak kepada manusia, berkolaborasi, berkeadilan sosial dan elemen Menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinal. Karakter demokratis sebagai cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam menghargai hak dan kewajiban orang lain merupakan salah satu hal yang diobservasi dari penelitian ini.

Adapun pemilihan dimensi ini berdasarkan pertimbangan kompetensi 4C yang dibutuhkan pada abad 21. Peran lingkungan untuk mengembangkan kreativitas anak termasuk sekolah sangatlah penting, demikian juga kompetensi kolaborasi yang diwujudkan dalam dimensi gotong royong (Rosmawati, 2011), (Maulani Aries Negeri, 2022). Prinsip inti gotong royong seperti kerja sama, kolaborasi dan saling menghormati, serta mencari solusi atas masalah yang mempengaruhi semua orang akan dikembangkan melalui pembelajaran berbasis projek selama kegiatan P5P2RA.


 


    


 

Tabel 1 Dimensi dan Nilai P5P2RA Suara Demokrasi

Dimensi Profil

Elemen Profil

Sub Elemen

Nilai Rahmatan lil'alamin

Sub Nilai

Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Akhlak kepada manusia.

Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan.

Kesetaraan (Musāwah)

Menghargai orang lain

Gotong Royong

Kolaborasi

Berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama

Toleransi (Tasāmuh)

Kolaboratif

Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama 

 

Bersikap terbuka

Berkebhinekaan global 

Berkeadilan sosial

Memahami peran individu dalam demokrasi

Musyawarah (Syūra)

Menghargai perbedaan pendapat 

Menjunjung tinggi keputusan mufakat / konsensus

Kreatif 

Menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinal 

 

Dinamis dan inovatif Tathawwur Wa
Ibtikâr

Kreatif


Madrasah sebagai sekolah yang berbasis Islam tidak hanya fokus kepada karakter universal tapi juga lebih karakter Islami, seperti nilai-nilai ketauhidan dan ketakwaan yang perkembangannya diobservasi selama program dengan diberi penilaian secara berkelanjutan dalam bentuk rubrik observasi. Adapun nilai keislaman yang akan diobservasi meliputi Saling Mengenal (Ta’aruf), Musyawarah (Syura), Kerja sama (Ta'awun), Menguntungkan Bagi Masyarakat (Maslahah) dan Keadilan (Al- Adl).

Pelaksanaan P5P2RA di MAN 15 Jakarta adalah secara mingguan terintegrasi dalam jadwal KBM. Proses PjBL dilaksanakan secara berkelompok dalam kelas dengan dipandu 2 fasilitator. Tiap kelas dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5-6 orang siswa (Gambar 1). Fasilitator ini diambil dari guru mapel di fase F ini. Dengan model PjBL, siswa menjadi pusat pembelajaran, dan mereka aktif dibimbing untuk melakukan investigasi untuk memecahkan masalah yang relevan dengan tema.

Dalam tema ini, guru fasilitator memfasilitasi siswa agar menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini siswa juga merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja (Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, 2022).

Keunggulan pelaksanaan projek ini adalah siswa terfasilitasinya dengan pembelajaran berdiferensiasi baik konten, proses dan produk. Konsep diferensiasi dalam pembelajaran inilah yang membedakan kurikulum Merdeka dengan kurikulum lainnya. Diferensiasi merupakan ciri keberpihakan pembelajaran pada perbedaan dan keragaman siswa. Diferensiasi dalam karya mencerminkan tersampaikannya pesan demokrasi kepada siswa yang ditunjukkan mereka dengan berbagai cara.

Diferensiasi produk hasil karya siswa yang memiliki gaya belajar visual tertuang dalam hasil karya yang berupa poster. Siswa dengan gaya belajar auditori tertuang dalam hasil karya yang berupa makalah dan siswa kinestetik tertuang dalam hasil karya yang berupa musikalisasi.

 

Gambar 1 Diskusi Kelompok PjBL

 

 

 

 


 


 

Tabel 2 Alur Kegiatan Projek

No.

Alur Kegiatan

Keterangan

1.

Pengenalan

Siswa diajak mengenali dan membangun kesadaran terhadap tema Suara Demokrasi dengan topik Warna Kehidupan Demokrasi di MAN 15 Jakarta.

2.

Kontekstualisasi

Siswa  diajak  untuk   mengamati,  menggali,  dan  mencari permasalahan yang muncul dalam Projek Suara Demokrasi dengan topik Warna Kehidupan Demokrasi di MAN 15 Jakarta.  Kemudian  siswa  merumuskan  permasalahan  yang ditemukan dari hasil pengamatan.

3.

Aksi

menemukan rancangan solusi untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam Warna Kehidupan Demokrasi di MAN 15 Jakarta melalui hasil diskusi dan analisisnya

4.

Refleksi

Siswa melakukan presentasi kepada fasilitator dan fasilitator

memberikan refleksi.

5.

Tindak Lanjut

Siswa melengkapi angket penilaian diri dan penilaian teman sejawat sebagai hasil tindak lanjut kegiatan projek.


Tabel 2 menjelaskan alur kegiatan projek yang meliputi pengenalan, kontekstualisasi, aksi, refleksi dan tindak lanjut. Pada tahap pengenalan, siswa diajak mengenali dan membangun kesadaran terhadap Warna Suara Demokrasi di MAN 15 Jakarta melalui diskusi dan riset. Pada tahap kontekstualisasi, siswa melakukan investigasi diawali dengan observasi, wawancara dan studi pustaka serta bermain peran untuk memahami lebih dalam tentang makna dan penerapan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat aksi, siswa dibimbing membuat proposal yang akan dilakukan sebagai implementasi tema. Setelah selesai pameran karya, mereka pun diajak membuat laporan hasil karya mereka dan melakukan evaluasi akan implementasi tersebut.

Fasilitator mengungkapkan bahwa kegiatan P5P2RA ini mendorong mereka belajar lagi dalam memfasilitasi projek. Mereka masih merasa kurang lancar dalam memfasilitasi siswa dengan model PjBL. Akan tetapi, mereka aktif mencari cara dan belajar bagaimana memfasilitasi siswa dalam P5P2RA ini melalui pertemuan dengan para fasilitator lain dan koordinator projek setiap pekan.

Salah satu tantangan yang dilaporkan fasilitator dalam membimbing projek yaitu karena program ini baru berjalan di tahun ke-2 dengan antusiasme yang tidak terlalu tinggi dari siswa dalam melaksanakan projek. Mereka melaksanakan projek sebatas mengerjakan tugas sekolah namun internalisasi atau implementasi di lingkungan belum sepenuhnya bisa dilakukan.

Selain itu implementasi projek juga sangat dipengaruhi oleh anggaran. Walaupun fasilitator dapat mendorong siswa untuk terlibat dalam projek namun program yang mereka desain masih perlu disesuaikan dengan keterbatasan anggaran ini. Selama diskusi dan pembelajaran, fasilitator melakukan asesmen formatif dengan rubrik observasi perkembangan karakter siswa sesuai dengan elemen dan nilai yang disepakati pada tema Suara Demokrasi.

Tantangan yang dirasakan siswa dalam program P5P2RA ini adalah manajemen waktu karena di madrasah dengan program keterampilan seperti di MAN 15 Jakarta cukup banyak mapel yang mereka terima walaupun tidak sebanyak saat implementasi Kurtilas di madrasah. Siswa perlu pandai menyiasati waktu dalam menyelesaikan projek baik di sekolah atau di rumah.

Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran P5P2RA dapat dilihat responsnya seperti pada Tabel 3. Siswa memberikan skor 82 terhadap peran fasilitator dalam pembelajaran dengan metode yang diberikan selama pembelajaran diberikan skor 70. Keterampilan siswa bertambah selama pembelajaran projek, Suasana selama projek membuat siswa bersemangat, diskusi berlangsung menyenangkan, siswa nyaman mengungkapkan pendapat selama projek dan yang paling menarik siswa merasa bahwa projek profil ini  membekali diri mereka  sebagai warga yang baik.


 

Tabel 3 Evaluasi Kegiatan P5P2RA

Evaluasi

Rerata

Skor

Fasilitator pada projek profil ini membantuku dalam belajar dan berproses

4,1

82

Metode yang digunakan pada projek profil ini seru dan menyenangkan

3,5

  70

Keterampilanku bertambah pada projek profil  ini

3,8

76

Suasana projek profil  membuat saya bersemangat untuk belajar dan tahu lebih banyak

3,6

72

Aku nyaman untuk mengungkapkan pendapat selama projek profil ini

3,9

78

Pembelajaran dalam projek profil ini  membekali diriku sebagai warga yang baik

4,6

92

Waktu projek profil memadai untuk aku memahami isu yang ada di sekitarku

3,7

74

Diskusi di kelompokku berjalan asyik dan menambah pengetahuanku

4,2

84



Hasil P5P2RA


Setelah pelaksanaan P5P2RA selama dua bulan, siswa melakukan unjuk pemahamannya tentang suara demokrasi melalui berbagai karya dan aksi sebagai berikut:

1.          Karya Ilmiah,

Aksi siswa dalam implementasi pelaksanaan P5P2RA dituliskan dalam sebuah paper atau karya ilmiah. Salah satu karya ilmiahnya seperti Gambar 2 mendeskripsikan tentang kendala-kendala dalam proses pemilihan ketua OSIS di MAN 15 Jakarta.

Gambar 2 Salah Satu Presentasi Karya    Ilmiah tentang Demokrasi

 

2.          Podcast

Bentuk aksi implementasi Suara Demokrasi lainnya adalah dalam bentuk podcast tentang demokrasi.  Walaupun podcast yang siswa lakukan terbilang sederhana, namun melalui podcast OSIS MAN 15 Jakarta bisa dilakukan siaran audio seperti pada Gambar 3.

Gambar 3 Podcast tentang Demokrasi

 

3.          Drama/simulasi

Produk yang dihasilkan oleh siswa ada pula yang berbentuk drama. Simulasi pemilihan OSIM yang didokumentasikan melalui drama video yang bisa diakses melalui Youtube ini menggambarkan proses pemilihan OSIM mulai dari penentuan kandidat calon, kampanye hingga pemilihan ketua OSIM (Gambar 4).

Gambar 4 Simulasi Pemilihan OSIM

 

4.          Iklan Layanan Masyarakat tentang Pentingnya Penerapan Sikap Demokrasi Sejak Dini https://www.youtube.com/watch?v=xiwi1XIKpNI

Implementasi aksi siswa ada pula yang melakukannya melalui pembuatan iklan layanan masyarakat akan pentingnya penerapan sikap demokrasi sejak dini.

5.          Poster/infografis

Ada beberapa poster yang dibuat siswa untuk mengaktualisasikan konsep demokrasi yang mereka pahami. Sebagai contoh dapat dilihat dalam Gambar 5.

Gambar 5 Poster Berani Mengemukakan Pendapat

 

6.          Musikalisasi Puisi

Puisi sebagai ekspresi perasaan, pikiran, pendapat dan pengalaman siswa juga bisa mengimplementasikan Suara Demokrasi. Puisi akan menjadi lebih indah dan bisa dinikmati lebih banyak orang saat divariasikan dengan musik sehingga menjadi musikalisasi puisi (Gambar 6).

Gambar 6 Musikalisasi Puisi tentang   Demokrasi

 

7.          Tarian

Ada pula sebagian siswa yang menciptakan tarian kreasi tentang Warna Demokrasi di MAN 15 Jakarta seperti pada Gambar 7. Tarian ini sangat unik, menarik dan kreatif walaupun disajikan dengan sederhana.

Gambar 7 Tarian Warna Demokrasi

 

8.          Produk berupa pembuatan mandala sebagai simbol suara demokrasi dan kotak suara pemilihan OSIM seperti pada Gambar 8.

Salah satu hal unik lain yang dikreasikan siswa MAN 15 Jakarta adalah pembuatan simbol mandala sebagai salah satu lambang demokrasi di MAN 15 Jakarta. Mandala merupakan karya seni yang memiliki bentuk desain melingkar yang memiliki warna, bentuk, dan pola berulang yang memancar dari tengah. Selain itu ada beberapa makna filosofi dari desain tersebut.  Komponen dari simbol ini masing-masing memiliki makna. Komponen titik, lingkaran, segitiga, yang ditafsirkan kembali sebagai demokrasi dan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab

Gambar 8 Mandala Sebagai Simbol Demokrasi dan Kotak Aspirasi untuk Mendukung Demokrasi di MAN 15 Jakarta

Untuk mengetahui apakah projek ini telah mengembangkan kreativitas siswa maka dilakukan identifikasi melalui sikap, perilaku dan penampilannya juga melalui penilaian hasil karya siswa. Adapun penilaian dilakukan oleh siswa di luar kelompok. Hasil rerata skor penilaian produk dapat dilihat pada Tabel 4.




Tabel 4 Penilaian Produk Implementasi Suara Demokrasi

Aspek

Rerata

Skor

Kesesuaian karya dengan tema

3,36

84

Kreativitas

3,40

85

Kolaborasi tim

3,28

82

Konten/ isi karya

3,21

80,25

Kualitas video/karya

3,09

77,25

Presentasi karya

3,1

77,5

Ketersampaian pesan

3,24

81

 


Tabel 4 menunjukkan hasil penilaian produk Suara demokrasi yang dilakukan antar siswa pada saat selebrasi. Rerata penilaian produk yang diberikan menunjukkan sebesar 3,21 atau 80,01. Dengan nilai kesesuaian produk dengan tema 84, ketersampaian pesan 81, kreativitas 85. Hal ini mengindikasikan bahwa tujuan Projek untuk menguatkan karakter kreatif tercapai. Adapun penguatan karakter gotong royong dapat dilihat skornya dari kolaborasi tim sebesar 82. Mengamati keragaman hasil karya siswa di atas juga penilaian produk, maka P5P2RA ini telah dapat mengembangkan kreativitas siswa yang ditunjukkan melalui ungkapan atau produk kreatif yang mencerminkan orisinalitas (Rosmawati, 2011).

Selebrasi dan pameran karya P5P2RA siswa ditutup kegiatan refleksi. Refleksi yang diperoleh setelah kegiatan pameran karya sangat beragam, namun sebagian besar merasa senang dan puas. Ketercapaian tujuan projek dalam mengembangkan karakter antara lain juga terungkap dari hasil wawancara pada Tabel 5.


 

Tabel 5 Hasil wawancara dengan siswa

Karakter yang berkembang

Pernyataan

Nilai demokrasi

P5RA kelas XI ini sangat seru dan bisa mengambil pelajaran dari nilai nilai demokrasi dari projek yang sudah kita buat.

Kreatif

Projek kali ini sangat bagus sangat menginspirasi kita semua tentang demokrasi, dan memberi kita pengetahuan lebih tentang Demokrasi, serta ide ide kreatif.

Kolaborasi

Yang dapat kami pelajari dari acara P5RA ini adalah mendalami pengertian demokrasi dan kebersamaan.

 


Dimensi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, elemen  akhlak  kepada  sesama manusia  dapat diamati berkembang pada individu  melalui  sapa,  senyum  salam  serta  saling  menghargai  baik  kepada  guru maupun teman. Dimensi Bergotong royong terlihat dari kebersamaan dan kerja sama siswa untuk melaksanakan P5P2RA. Yang tak kalah penting adalah tumbuhnya kesadaran berdemokrasi yang dapat dilihat dari beragamnya karya mereka sebagai aksi kontekstualisasi suara demokrasi.

Berdasarkan hasil pelaksanaan program P5P2RA ini ternyata tujuan untuk mengembangkan karakter siswa terutama Beriman dan bertakwa, berkebinekaan global dan gotong royong serta kreatif dapat tercapai. Karakter beriman dan bertakwa dapat diobservasi melalui akhlak pada sesama yaitu pada guru, tenaga pendidik dan teman di madrasah. Siswa dapat lebih memahami perbedaan dan mengutamakan kebersamaan dan toleransi. Wujud pengembangan karakter lain menonjol pada karakter berkebhinekaan global terpantau pada pemahaman mereka akan  memahami peran individu dalam demokrasi. Dalam lingkup kecil pelaksanaan pemilihan ketua kelas, OSIM, dan kegiatan lain yang mengutamakan musyawarah.

Analisis penelitian menunjukkan bahwa tema P5P2RA Suara Demokrasi dapat mengembangkan sikap demokratis siswa, menghargai pendapat orang lain, menjunjung nilai tasamuh (toleransi), musawah (kesetaraan) dan syura (musyawarah) dalam kesehariannya. P5P2RA yang menerapkan pembelajaran berbasis projek membantu siswa dalam memahami implementasi demokrasi dalam bermasyarakat dan kehidupan sehari-hari.

 

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan P5P2RA tema Suara Demokrasi yang dilaksanakan di MAN 15 Jakarta telah menguatkan konsep demokrasi dan karakter siswa. Penguatan konsep demokrasi ini ditemukan dalam evaluasi bahwa siswa merasa lebih memahami bagaimana menjadi warga yang baik dengan rerata  skor 92. Aksi siswa sebagai implementasi suara demokrasi diwujudkan dalam berbagai karya yang menunjukkan terlaksananya  prinsip diferensiasi pembelajaran yang merupakan ciri Kurikulum Merdeka. Karya siswa berupa makalah penelitian, podcast, drama, poster, infografis, musikalisasi puisi, iklan layanan masyarakat dan tarian. Hasil penilaian produk Suara demokrasi dilakukan antar siswa dengan rerata penilaian produk yang diberikan sebesar 81. Hal ini mengindikasikan bahwa tujuan Projek untuk menguatkan karakter kreatif tercapai. Karakter gotong royong dapat diamati dalam kolaborasi tim serta memperoleh skor 82.

Dalam pelaksanaan P5P2RA berikutnya perlu menjalin kerja sama dengan pihak mitra di luar satuan pendidikan, seperti orang tua, satuan pendidikan lain, juga komunitas, organisasi, dan pemerintah daerah. Adapun kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan potensi dampak dari aksi dan praktik baik yang sudah dimulai, yang awalnya hanya berpusat pada lingkungan madrasah untuk bisa diperluas ke ruang lingkup lebih besar, seperti sekitar satuan pendidikan, kecamatan dan kota.


 

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, D. (2024, January 17). Pakar Pendidikan: Literasi Berperan Penting Wujudkan Indonesia Emas 2045. Https://Mediaindonesia.Com/Humaniora/644867/Pakar-Pendidikan-Literasi-Berperan-Pentingwujudkan-Indonesia-Emas-2045.

Direktorat KKSK Madrasah Dirjen Pendis, J. K. RI. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila & Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin.

Haq, R. R., Ali, N., Bashith, A., Arifah, F. Z., Amalia, I. D., & Yaqin, N. (2023). Manajemen Pembelajaran dalam Pengembangan Proyek Penguatan Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Al-Amin (P5RA) di MAN 1 Nganjuk. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(9), 6739–6743. https://doi.org/10.54371/jiip.v6i9.2815

Idayanti, S. (2023). ANALISIS KESESUAIAN P5P2RA DENGAN PRINSIP PELAKSANAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK. Wawasan: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta, 4(1), 48–66. https://doi.org/10.53800/wawasan.v4i1.228

Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, K. R. dan T. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kharisma, M. E., Faridi, F., & Yusuf, Z. (2023). Penanaman Karakter Gotong Royong Berbasis P5 di SMP Muhammadiyah 8 Batu. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(2), 1152–1161. https://doi.org/10.29303/jipp.v8i2.1420

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. (2015, October 15). Ketua MK: Indonesia adalah Negara Demokrasi Berketuhanan. Https://Www.Mkri.Id/Index.Php?Page=web.Berita&id=12277.

Maruti, E. S., Malawi, I., Hanif, M., Budyartati, S., Huda, N., Kusuma, W., & Khoironi, Moh. (2023). Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Jenjang Sekolah Dasar. Abdimas Mandalika, 2(2), 85. https://doi.org/10.31764/am.v2i2.13098

Maulani Aries Negeri, A. S. (2022). PENINGKATAN KARAKTER GOTONG ROYONG MELALUI MARKET DAY DI SEKOLAH DASAR. Dewantara: Jurnal Pendidikan Sosial Humaniora, 1(4).

Nurjanah, K., Saadah, H., Id, K. A., & Id, H. A. (2022). Prosiding Seminar Nasional Sultan Agung ke-4 Semarang (Vol. 4). Seminar Nasional Sultan Agung. https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/sendiksa/article/download/27274/7744

PAYANTI, I. D. (2023). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA PADA MADRASAH ALIYAH (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 9 JAKARTA). UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

Rosmawati. (2011). PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA). UR Press.

Saparahayuningsih, S. (2010). KREATIF Jurnal Kependidikan Dasar PENINGKATAN KECERDASAN DAN KREATIVITAS SISWA (Improving StudentsIntelligence and Creativity). KREATIF Jurnal Kependidikan Dasar, 1(1), 1–6.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D (19th ed.). Alfabeta.

Ulandari, S., & Rapita, D. D. (2023). Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai Upaya Menguatkan Karakter Peserta Didik. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 8(2), 116–132. https://doi.org/10.21067/jmk.v8i2.8309

Yuliastuti, S., Ansori, I., & Fathurrahman, M. (2022). Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tema Kewirausahaan Kelas 4 SD Labschool UNNES Kota Semarang. Lembaran Ilmu Kependidikan , 51(2), 76–87. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK