EVALUASI
PASCA PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR (PKA)
Selly Anastassia Amellia
Kharis*
Laity Qonitah**
Edward Zubir***
Melisa Arisanty****
Anton Robiansyah*****
*Universitas
Terbuka, Indonesia
**Balai Diklat Keagamaan
Jakarta, Indonesia
***Universitas
Terbuka, Indonesia
****Universitas
Terbuka, Indonesia
*****Universitas
Terbuka, Indonesia
*E-mail: selly@ecampus.ut.ac.id
**E-mail: laityqonitah@bdkjakarta.id
***E-mail:
edoz@ecampus.ut.ac.id
****E-mail: melisa.arisanty@ecampus.ut.ac.id
*****E-mail:
anton.robiansyah@ecampus.ut.ac.id
Abstract
Assessing
performance emerges as a vital component within the management continuum,
serving as a means to improve the future quality and efficacy of training initiatives.
This study seeks to appraise the leadership training. The evaluation approach
includes assessments from various perspectives, encompassing participant
evaluation, trainer evaluation, implementation evaluation, encompassing
participant evaluation, trainer evaluation, implementation evaluation, and
post-training evaluation. The research method used is a mixed method that
combines quantitative and qualitative approaches. The evaluation process is
conducted on alumni and mentors (direct supervisors of alumni) of the
Leadership Training for Administrators (PKA) held 12 months after the PKA
concludes. The evaluation involves the distribution of online questionnaires
and conducting direct interviews with alumni and mentors, utilizing simple
random sampling, resulting in a total of 34 alumni and 14 PKA mentors. The
average score of alumni for the progress of change actions is 4.46, which falls
into the very good category. The average score of mentors for the progress of
change actions is 4.57, which also falls into the very good category. Through
this evaluation, it is expected that the direction of policies embedded in
various programs and activities can be implemented accurately and correctly to
support the achievement of organizational goals in realizing a world-class
bureaucracy in government agencies.
Keywords: evaluation, training, leadership
Abstrak
Evaluasi adalah salah satu elemen yang
memiliki signifikansi tinggi dalam rangkaian proses manajemen sebagai upaya
dalam peningkatan kualitas dan efektivitas pelatihan di masa mendatang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program pelatihan kepemimpinan
administrator. Pendekatan evaluasi mencakup penilaian dari berbagai sudut
pandang, termasuk evaluasi peserta, evaluasi tenaga pelatihan, evaluasi
penyelenggaraan, dan evaluasi pasca pelatihan. Metode penelitian yang digunakan
adalah mixed method yang menggabungkan metode kuantitatif dan
kualitatif. Proses evaluasi dilakukan kepada alumni dan mentor (atasan langsung
alumni) Pelatihan Kepemimpinan Administrastor (PKA) yang dilaksanakan setelah
12 bulan sejak PKA berakhir. Evaluasi dilakukan dengan membagikan kuesioner
secara online dan melakukan wawancara secara langsung kepada
alumni dan mentor. Pemilihan sampel dilakukan secara acak menggunakan simple
random sampling. Jumlah sampel yang diperoleh adalah 34 alumni dan 14
mentor PKA. Rata-rata
dari skor alumni dari perkembangan aksi perubahan adalah 4,46 yang termasuk
kategori sangat baik. Rata-rata dari skor mentor dari perkembangan aksi
perubahan adalah 4,57 yang termasuk kategori sangat baik. Melalui
evaluasi ini diharapkan arah kebijakan yang telah dituangkan ke dalam berbagai
program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan tepat dan benar untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi guna mewujudkan world class bureaucracy pada
instansi-instansi pemerintah.
Kata Kunci: evaluasi, pelatihan, kepemimpinan
PENDAHULUAN
Pelatihan
merupakan manifestasi dari tekad untuk mengembangkan diri dan menjaga
kelangsungan eksistensi organisasi
Pelatihan
jarak jauh melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta yang berlokasi jauh dari pusat
pelatihan
Salah satu kegiatan pelatihan adalah Pelatihan Kepemimpinan Administrator
(PKA). Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA)
dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Tenaga Administrasi.
PKA dilaksanakan untuk memenuhi standar kompetensi manajerial jabatan
administrator pada pengembangan kompetensi pejabat administrator. Lembaga
Administrasi Negara (LAN) telah mengeluarkan pedoman Pelatihan Kepemimpinan
Administrator melalui PerLAN No. 16 Tahun 2019 mengenai Pelatihan Kepemimpinan
Admistrator
Kompetensi
manajemen kinerja dalam Pelatihan Kepemimpinan Administrator mencakup aspek
kepemimpinan Pancasila dan Nasionalisme, Kepemimpinan Kinerja, Manajemen
Kinerja, dan Aktualisasi Kepemimpinan
Pelatihan
Kepemimpinan Administrator dilaksanakan dengan tujuan mendukung tercapainya
birokrasi kelas dunia di setiap instansi pemerintah. PKA diharapkan mampu
menghasilkan pejabat administrator yang memiliki tanggung jawab dalam memimpin
pelaksanaan berbagai kegiatan mulai dari pelayanan publik, administrasi
pemerintahan, hingga pembangunan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja
unit organisasi dengan melibatkan peran pejabat pengawas dan pejabat pelaksana
dalam memberikan pelayanan publik. Keberhasilan pengelolaan dan pengendalian
pelayanan publik yang efektif menjadi satu bagian dari peningkatan kualitas
kinerja unit organisasi. Sebuah pelatihan dapat dinyatakan sukses apabila
pelatihan tersebut tidak hanya efektif dalam pelaksanaannya, namun juga
berhasil mencapai tujuannya untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja peserta
Evaluasi
menjadi tahap penting untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan dalam metode
pembelajaran. Hal ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi keunggulan dan kekurangan
pelaksanaan pelatihan jarak jauh yang telah dilakukan. Suatu evaluasi yang komprehensif
dan terstruktur akan memberikan wawasan mendalam mengenai pengalaman peserta dan
instruktur, dan hal yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Pelaksanaan
sebuah pelatihan harus dilakukan sebuah evaluasi agar dapat mengetahui tingkat
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya
Kegiatan
evaluasi memiliki fungsi untuk memberikan umpan balik terhadap tahap
perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan sebuah kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam siklus manajemen
Salah
satu evaluasi pelatihan adalah pelatihan kepemimpinan administrator (PKA)
melalui Evaluasi Peserta, Evaluasi Tenaga Pelatihan, Evaluasi Penyelenggaraan,
dan Evaluasi Pasca Pelatihan. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat seberapa
jauh konsistensi pelaksanaan program dan kegiatan pelatihan sesuai ketentuan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) selaku pembina Pelatihan Aparatur. Tujuan
dari Pelatihan Kepemimpinan Administrator adalah untuk memahami dampak dan
hasil dari PKA terhadap peningkatan kinerja organisasi, serta mengidentifikasi
faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan setelah kegiatan PKA
berlangsung. Oleh karena itu, Evaluasi Pasca Pelatihan Kepemimpinan
Administrator ini menjadi hal penting yang harus dilakukan Pusdiklat Tenaga
Administrasi untuk menilai dan memahami keberlanjutan dari Aksi Perubahan
Kinerja Organisasi di lingkungan kerja.
Penelitian
ini menganalisis evaluasi terkait Pelatihan Kepemimpinan Administrator.
Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai ukuran terkait dengan kinerja
Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Penelitian ini mengukur bagaimana
Pelatihan Kepemimpinan Administrator berlangsung untuk mentor dan alumni.
Berdasarkan hasil analisis evaluasi, pengambil kebijakan dapat merancang
strategi dan keputusan untuk kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator di
tahun-tahun selanjutnya sehingga pelatihan yang efisien dan efektif dapat
terwujud.
METODE
Populasi
pada penelitian ini mencakup seluruh peserta Pelatihan Kepemimpinan
Administrator. Sampel dari penelitian ini adalah 34 orang alumni dan 14 orang
mentor yang merupakan atasan langsung alumni. Pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan simple random sampling. Simple
random sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara acak di mana
setiap anggota dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai
sampel
Pengumpulan
data menggunakan google form berupa angket (kuesioner), dan wawancara
langsung dengan alumni pelatihan. Kuesioner berisi daftar pernyataan dan
pertanyaan yang disusun dengan tujuan untuk memperoleh jawaban-jawaban para
responden sebagai data yang akan diolah untuk dianalisis hasilnya. Skala Likert
digunakan untuk menilai sikap, pandangan dan persepsi individu atau kelompok terhadap
fenomena sosial
Tabel 1
Skor Skala Likert
No |
Jawaban |
Skor |
|
1 |
Sangat Setuju (SS) |
5 |
|
2 |
Setuju (S) |
4 |
|
3 |
Cukup (C) |
3 |
|
4 |
Tidak Setuju (TS) |
2 |
|
5 |
Sangat Tidak Setuju (STS) |
1 |
|
Penelitian
ini menggunakan pendekatan campuran (mixed methods). Penelitian mixed
method merupakan penelitian yang mengombinasikan bentuk kualitatif dan
kuantitatif
Tabel 2
Kriteria Skala Likert
Rentang |
Kriteria |
|
|
Sangat Tidak Baik |
|
|
Tidak Baik |
|
|
Cukup Baik |
|
|
Baik |
|
|
Sangat Baik |
|
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
analisis data dari jabatan, sebagian besar alumni masih menduduki jabatan yang
sama seperti pada saat mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator, yaitu
sebesar 82,35%. Alumni yang dipromosikan sebesar 5,88% dan 11,76% lainnya
dimutasi dengan tingkat jabatan yang sama. Diagram jabatan alumni PKA
ditunjukkan pada Gambar 1. Rendahnya persentase alumni PKA yang dipromosikan
salah satunya disebabkan bahwa keikutsertaan pegawai dalam PKA tidak dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan karier atau promosi
pegawai.
Gambar
1
Jabatan alumni setelah mengikuti PKA
Selanjutnya
dilakukan analisis data berdasarkan perkembangan aksi perubahan. Pada
pertanyaan “Unit kerja saya mendapatkan manfaat dari aksi perubahan yang saya
lakukan” semua alumni tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Mayoritas alumni menjawab sangat setuju, yaitu 52,94. Sedangkan alumni
yang menjawab setuju sebesar 44,12% dan cukup sebesar 2,94%. Pada pertanyaan
“Organisasi saya (secara lebih luas) mendapatkan manfaat dari aksi perubahan
yang saya lakukan”, mayoritas menjawab setuju sebesar 50% dan sangat setuju
sebesar 47,06%. Sisanya sebesar 2,94% menjawab cukup. Semua alumni merespons
dengan tidak memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pertanyaan
terkait dengan “Keseluruhan pemangku kepentingan/stakeholder mendapatkan
manfaat dari Aksi Perubahan yang saya lakukan” terdapat 4 respons dari alumni,
yaitu sangat setuju sebesar 44,12%, setuju sebesar 50%, cukup sebesar 2,94%,
dan tidak setuju sebesar 2,94%. Semua alumni tidak ada yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Selanjutnya pertanyaan “Materi yang diperoleh
selama pelatihan kepemimpinan, dapat menunjang saya dalam mengimplementasikan
aksi perubahan”, alumni menjawab sangat setuju sebesar 58,82%, setuju sebesar
38,24%, dan cukup sebesar 2,94%. Semua alumni tidak ada yang menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju.
Respons
alumni terkait dengan “Aksi perubahan saya berdampak pada peningkatan kinerja
organisasi” terdiri dari sangat setuju sebesar 41,18%, setuju sebesar 55,88%,
dan cukup sebesar 2,94%. Semua alumni tidak ada yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Selanjutnya pertanyaan terkait “Setelah mengikuti
pelatihan, saya mengalami perubahan perilaku kerja ke arah yang lebih baik”,
alumni menjawab sangat setuju sebesar 50%, setuju sebesar 47,06%, dan cukup
2,94%. Semua alumni tidak ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju.
Pertanyaan
terkait dengan “Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat bekerja sama dengan
orang lain dan tim” dijawab dengan sangat setuju sebesar 47,06% dan setuju
sebesar 52,94%. Semua alumni tidak ada yang menjawab cukup, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju. Selanjutnya pertanyaan “Setelah mengikuti pelatihan, saya
bekerja dengan target yang jelas”, alumni merespons dengan jawaban sangat
setuju sebesar 52,94%, setuju sebesar 44,12%, dan cukup sebesar 2,94%. Tidak
ada alumni yang merespons dengan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pertanyaan
terkait “Setelah mengikuti pelatihan, saya bekerja lebih kreatif dan inovatif”,
alumni menjawab sangat setuju sebesar 52,94%, setuju 44,12%, dan cukup 2,94%.
Tidak ada alumni yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pertanyaan
selanjutnya “Setelah mengikuti pelatihan, saya bisa menyesuaikan perubahan yang
terjadi pada lingkungan kerja”, alumni menjawab sangat setuju sebesar 50%,
setuju sebesar 44,12%, dan cukup sebesar 5,88%. Tidak ada alumni yang menjawab
tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Pertanyaan terkait “Setelah mengikuti
pelatihan, kinerja saya meningkat”, alumni memilih sangat setuju sebesar
44,12%, setuju sebesar 52,94%, dan cukup sebesar 2,94%. Tidak ada alumni yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Selanjutnya, pertanyaan terkait
“Aksi perubahan saya berdampak pada peningkatan kinerja organisasi”, alumni
menjawab sangat setuju sebesar 44,12%, setuju sebesar 52,94%, dan cukup sebesar
2,94%. Tidak ada alumni yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Hasil angket untuk secara ringkas ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3
Hasil Evaluasi Alumni PKA
Keterangan |
SS (%) |
S (%) |
C (%) |
TS (%) |
STS (%) |
Unit Kerja Saya mendapatkan manfaat dari
Aksi Perubahan yang Saya lakukan |
52,94 |
44,12 |
2,94 |
0 |
0 |
Organisasi saya (secara lebih luas)
mendapatkan manfaat dari aksi perubahan yang saya lakukan |
47,06 |
50 |
2,94 |
0 |
0 |
Keseluruhan pemangku kepentingan/Stakeholder
mendapatkan manfaat dari Aksi Perubahan yang Saya lakukan |
44,12 |
50 |
2,94 |
2,94 |
0 |
Materi yang diperoleh selama Pelatihan
Kepemimpinan, dapat menunjang saya dalam mengimplementasikan aksi perubahan |
58,82 |
38,24 |
2,94 |
0 |
0 |
Aksi Perubahan Saya berdampak pada peningkatan kinerja organisasi |
41,18 |
55,88 |
2,94 |
0 |
0 |
Setelah mengikuti Pelatihan, saya mengalami perubahan perilaku kerja ke
arah yang lebih baik. |
50 |
47,06 |
2,94 |
0 |
0 |
Setelah mengikuti pelatihan, saya dapat bekerja sama dengan orang lain
dan tim |
47,06 |
52,94 |
0 |
0 |
0 |
Setelah mengikuti pelatihan, saya bekerja dengan target yang jelas. |
52,94 |
44,12 |
2,94 |
0 |
0 |
Setelah mengikuti pelatihan, saya bekerja lebih kreatif dan inovatif |
52,94 |
44,12 |
2,94 |
0 |
0 |
Setelah mengikuti pelatihan, saya bisa menyesuaikan perubahan yang
terjadi pada lingkungan kerja. |
50 |
44,12 |
5,88 |
0 |
0 |
Setelah mengikuti pelatihan, kinerja saya meningkat |
44,12 |
52,94 |
2,94 |
0 |
0 |
Aksi Perubahan Saya berdampak pada peningkatan kinerja organisasi |
44,12 |
52,94 |
2,94 |
0 |
0 |
Rata-rata
dari skor alumni dari perkembangan aksi perubahan adalah 4,46. Berdasarkan
Tabel 2, rata-rata skor alumni dari perkembangan aksi perubahan termasuk
kategori sangat baik. Faktor pendukung dalam pencapaian aksi perubahan alumni
beragam. Gambar 2 menunjukkan faktor pendukung pelaksanaan aksi perubahan
alumni.
Gambar 2
Faktor Pendukung Pelaksanaan Aksi Perubahan Alumni
Faktor
mayoritas pendukung pelaksanaan aksi perubahan alumni adalah dukungan dari
anggota tim sebesar 32,35%. Selanjutnya, faktor pendukungnya adalah dukungan
dari mentor/pimpinan sebesar 26,47%, aksi perubahan dijadikan kegiatan rutin
dalam menunjang tugas dan fungsi sebesar 23,53%, dukungan pemangku kepentingan
sebesar 11,76%, dan faktor lainnya sebesar 5,88%. Faktor lain tersebut adalah
adanya dukungan regulasi yang tercantum dalam UU No. 8 Tahun 2019 tentang PIHU
dan PMA No. 13 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler dan
dukungan pimpinan, mentor, dan tim kerja.
Faktor penghambat dalam pencapaian aksi
perubahan alumni beragam. Gambar 3 menunjukkan faktor penghambat pelaksanaan
aksi perubahan alumni.
Gambar
3
Faktor Penghambat Pelaksanaan Aksi Perubahan Alumni
Faktor
mayoritas penghambat pelaksanaan aksi perubahan alumni adalah kurangnya
dukungan dan sumber daya lain sebesar 44,12%. Selanjutnya, faktor penghambat
kedua adalah terkendala oleh pekerjaan rutin sebesar 32,35%. Selanjutnya
permasalahan lain yang menghambat aksi perubahan alumni adalah mutasi/promosi
sebesar 11,76% dan kurangnya dukungan dari anggota tim sebesar 11,76%. Faktor
lain yang menghambat pelaksanaan aksi perubahan alumni adalah belum
terintegrasinya sistem informasi Kanwil Kemenag provinsi dan satuan kerja di
MTsN dan MAN, sudah memasuki purna tugas, keterbatasan waktu pelaksanaan, dan
kendala masalah sistem jaringan.
Pertanyaan selanjutnya adalah pihak yang
paling merasakan manfaat aksi perubahan. Gambar 4 menunjukkan persentase pihak
yang paling merasakan manfaat aksi perubahan.
Gambar
4 Persentase
Pihak yang Paling Merasakan Manfaat Aksi Perubahan.
Pihak
yang paling merasakan manfaat aksi perubahan adalah unit kerja alumni sebesar
61,76%. Pihak dengan urutan kedua adalah keseluruhan pemangku kepentingan
sebesar 20,59 dan terakhir adalah organisasi secara umum sebesar 17,65%.
Selanjutnya diberikan pertanyaan terkait dengan materi yang perlu didalami
kepada alumni. Gambar 5 menunjukkan proporsi materi yang perlu didalami oleh
alumni. Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh alumni. Materi pertama
yang perlu didalami oleh alumni adalah aktualisasi kepemimpinan sebesar 47,06%.
Selanjutnya adalah materi terkait dengan manajemen kinerja sebesar 32,35% dan
kepemimpinan kinerja sebesar 11,76%. Terakhir adalah materi terkait dengan
kepemimpinan Pancasila dan nasionalisme.
Gambar
5
Proporsi Materi yang Perlu didalami oleh Alumni.
Selanjutnya dilakukan wawancara kepada alumni
terkait dengan bentuk perubahan perilaku yang terjadi. Adapun beberapa
indikator dampak setelah mengikuti PKA adalah adanya peningkatan output,
peningkatan pelayanan, peningkatan kinerja dan peningkatan sikap. Bentuk
perubahan perilaku yang terjadi setelah PKA terdiri dari kedisiplinan,
keaktifan, dan kreativitas meningkat, peserta berorientasi pada proses dan
hasil, lebih bertanggung jawab, bersemangat, terbuka, rajin, dan kompak,
menambah jejaring, digitalisasi pekerjaan, perencanaan kinerja dilengkapi
dengan SOP. Wawancara yang dilakukan juga menanyakan mengenai wujud peningkatan
kinerja setelah PKA dilakukan. Alumni merespons bahwa setelah PKA dilakukan
terjadi peningkatan kinerja. Wujud peningkatan kinerja yang terjadi terdiri
dari peningkatan pengawasan dan pengendalian kinerja pada satuan kerja,
peningkatan produktivitas dan komunikasi, peserta lebih banyak berinteraksi kepada
tim dan meningkatkan teamwork, peningkatan sinergitas dengan stakeholders,
pencapaian target kinerja organisasi meningkat, terpenuhinya target realisasi
anggaran dan pelaksanaan anggaran.
Saran
terkait dengan PKA oleh alumni dihimpun dalam pertanyaan terbuka. Adapun saran
dari alumni sebagai berikut adanya jam pelatihan praktik langsung kepemimpinan
yang baik & lebih banyak melakukan Studi Observasi Lapangan ke berbagai
Unit Kerja, waktu pelatihan dilakukan secara full offline atau jam
pelatihan offline diperbanyak, pelaksanaan pelatihan tidak dalam waktu
ibadah seperti bulan Ramadhan, meningkatkan monitoring dan pendampingan
pasca pelatihan, meningkatkan metode dan simulasi yang disesuaikan dengan
kondisi situasi perkembangan saat ini, meningkatkan kualitas SDM seperti
memperbanyak narasumber.
Kuesioner diberikan kepada mentor sebagai
atasan alumni PKA. Kuesioner berisi pertanyaan terkait dengan perkembangan aksi
perubahan PKA. Pertanyaan pertama terkait dengan “Pencapaian target aksi
perubahan alumni pelatihan telah terlaksana sesuai target yang diterapkan”.
Mentor menyatakan sangat setuju sebesar 64,29%, setuju sebesar 35,71%. Tidak
ada mentor yang menjawab cukup, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Berdasarkan pertanyaan ini terlihat bahwa pencapaian target aksi perubahan
alumni setelah kegiatan sesuai dengan target yang diharapkan. Pertanyaan selanjutnya
terkait dengan “alumni dapat membangun koordinasi yang baik dengan mentor dalam
pelaksanaan aksi perubahannya. Mentor
menyatakan sebesar 50% sangat setuju dan sebesar 50% setuju. Tidak ada mentor
yang menjawab cukup, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dinyatakan bahwa alumni dapat berkoordinasi dengan baik kepada
mentor dalam pelaksanaan aksi perubahannya.
Pertanyaan ketiga terkait dengan “Alumni
menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang baik pada saat implementasi aksi
perubahan”. Mentor menjawab sebesar 57,14% sangat setuju dan setuju sebesar
42,86%. Tidak ada mentor yang menjawab cukup, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Berdasarkan hal ini dapat dinyatakan bahwa alumni memiliki kemampuan
kepemimpinan yang baik. Pertanyaan keempat terkait dengan “Alumni menunjukkan
kemampuan kerja sama yang baik dengan tim pada saat implementasi aksi
perubahan”. Seperti pertanyaan kedua, mentor menyatakan sebesar 50% sangat
setuju dan sebesar 50% setuju. Tidak ada mentor yang menjawab cukup, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa alumni dapat bekerja sama dengan baik.
Pertanyaan kelima terkait
dengan pendapat mentor bahwa keberadaan aksi perubahan sangat baik pada
pelatihan ini. Mayoritas mentor menjawab sebesar 64,29% sangat setuju dan
sebesar 35,71% setuju. Tidak ada mentor yang menjawab cukup, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
keberadaan aksi perubahan sangat baik pada pelatihan. Pertanyaan selanjutnya
terkait dengan “Setelah mengikuti pelatihan, perilaku kerja alumni yang saya
mentori menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik”. Mayoritas mentor
menjawab sangat setuju dengan persentase sebesar 57,14%. Sisanya yaitu 42,86%,
mentor menjawab setuju. Tidak ada mentor yang menjawab cukup, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa perilaku
kinerja alumni menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Pertanyaan
terakhir terkait dengan “Menurut mentor, kinerja organisasi ikut meningkat
sebagai dampak mengikuti pelatihan”. Mayoritas mentor menjawab sebesar 57,14%
sangat setuju dan 42,86% setuju. Tidak ada mentor yang menjawab cukup, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa kinerja organisasi ikut meningkat sebagai dampak mengikuti pelatihan.
Hasil penilaian mentor terhadap alumni PKA disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil Evaluasi oleh Mentor
Kriteria |
SS
(%) |
S
(%) |
C
(%) |
TS
(%) |
STS
(%) |
Pencapaian target aksi perubahan Alumni
pelatihan telah terlaksana sesuai target yang ditetapkan |
64,29 |
35,71 |
0 |
0 |
0 |
Alumni dapat membangun koordinasi yang
baik dengan saya dalam pelaksanaan aksi perubahannya |
50 |
50 |
0 |
0 |
0 |
Alumni menunjukkan kemampuan
kepemimpinan yang baik pada saat implementasi aksi perubahan |
57,14 |
42,86 |
0 |
0 |
0 |
Alumni menunjukkan kemampuan kerja sama
yang baik dengan tim pada saat implementasi aksi perubahan |
50 |
50 |
0 |
0 |
0 |
Menurut saya, keberadaan aksi perubahan
sangat baik pada pelatihan ini |
64,29 |
35,71 |
0 |
0 |
0 |
Rata-rata
dari skor mentor dari perkembangan aksi perubahan adalah 4,57. Berdasarkan
Tabel 2, skor tersebut termasuk kategori sangat baik. Hasil rata-rata skor
alumni dan penilaian dari mentor tidak terlalu jauh sehingga hal ini
menunjukkan konsistensi dari jawaban pada perkembangan aksi perubahan.
Pertanyaan terbuka untuk mentor dilakukan
untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap terkait dengan PKA dan aksi perubahan
yang dilakukan. Saran yang diberikan dari mentor antara lain Aksi perubahan
sebaiknya dilaksanakan secara sederhana tetapi bermanfaat terus menerus, ada
target waktu implementasi program inovasi, perlu dikembangkan aplikasi layanan
dan kerja sama dengan pihak Google, alumni PKA diberikan diklat Penguatan
Kepemimpinan di Pusdiklat. menjalin komunikasi yang efektif, tetap melakukan
evaluasi dan perbaikan secara Berkesinambungan, terarah, ter koordinir, dan
jelas.
KESIMPULAN
Evaluasi
Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) merupakan langkah penting dalam menilai
keberhasilan pelaksanaan program pelatihan. Evaluasi dilakukan dengan
melibatkan alumni dan mentor PKA setelah 12 bulan pelatihan berakhir, melibatkan penilaian dari
berbagai sudut pandang, termasuk evaluasi peserta, evaluasi tenaga pelatihan,
evaluasi penyelenggaraan, dan evaluasi pasca pelatihan. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa sebagian besar alumni merespons positif terhadap dampak
pelatihan, termasuk peningkatan kinerja, perubahan perilaku, dan manfaat yang
dirasakan oleh unit kerja dan organisasi. Rata-rata dari skor alumni dari
perkembangan aksi perubahan adalah 4,46 yang termasuk kategori sangat baik.
Rata-rata dari skor mentor dari perkembangan aksi perubahan adalah 4,57 yang
termasuk kategori sangat baik. Faktor pendukung pelaksanaan aksi perubahan
termasuk dukungan dari anggota tim, mentor/pimpinan, dan pengintegrasian aksi perubahan sebagai kegiatan rutin. Faktor
penghambat pelaksanaan aksi perubahan mencakup kurangnya dukungan dan sumber
daya, terkendala oleh pekerjaan rutin, mutasi/promosi, dan kurangnya dukungan
dari anggota tim. Hasil PKA memiliki dampak positif terhadap peningkatan output,
pelayanan, kinerja, dan sikap, serta
adanya perubahan perilaku seperti peningkatan disiplin, keaktifan, dan
kreativitas. Evaluasi dari mentor menunjukkan bahwa alumni PKA berhasil
mencapai target aksi perubahan, menunjukkan kemampuan kepemimpinan dan kerja
sama yang baik, dan bahwa keberadaan aksi perubahan dinilai sangat baik. Saran dari alumni mencakup peningkatan
pelatihan praktik langsung, peningkatan studi observasi lapangan, penyesuaian waktu pelatihan, dan peningkatan monitoring
dan pendampingan pasca pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Asrulla, Jailani, Ms., & Jeka,
F. (2023). Populasi dan Sampling (Kuantitatif), Serta Pemilihan Informan Kunci
(Kualitatif) dalam Pendekatan Praktis. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3),
26320–26332.
Dedi Restendi, Firman Nugraha,
& Agus Trianto. (2020). Pengembangan Sistem Pelatihan Jarak Jauh Berbasis
Moodle di Balai Diklat Keagamaan Bandung. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis
Pendidikan Dan Keagamaan, 8(2), 540–552.
https://doi.org/10.36052/andragogi.v8i2.166
Febtriko, A., & Puspitasari, I.
(2018). Mengukur Kreatifitas dan Kualitas Pemograman pada Siswa Smk Kota
Pekanbaru Jurusan Teknik Komputer Jaringan dengan Simulasi Robot. Rabit : Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Univrab, 3(1), 1–9. https://doi.org/10.36341/rabit.v3i1.419
Firmansyah, D., & Dede. (2022).
Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian: Literature Review.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH), 1(2), 85–114.
https://doi.org/10.55927
Hidayat, T. (2022). Manajemen
Coaching dan Mentoring dalam Pengelolaan Aksi Perubahan Peserta Pelatihan
Kepemimpinan Administrator. Attractive :
Innovative Education Journal, 4(2).
https://www.attractivejournal.com/index.php/aj/
Ismail Pane, Vidya Avianti Hadju,
Lilis Maghfuroh, Hairil Akbar, Rotua Suriany Simamora, Zubaedah Wiji Lestari,
Aulia Puspaning Galih, Pikir Wisnu Wijayanto, Waluyo, Uslan, & Ulfa Aulia.
(2021). Desain Penelitian Mixed Method (Nanda Saputra, Ed.). Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini.
Kharis, S. A. A., Qonitah, L.,
& Kusriyah, S. (2023). Pengukuran Terhadap Pelatihan Klasikal dan Jarak
Jauh di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Andragogi: Jurnal
Diklat Teknis Pendidikan Dan Keagamaan, 11(2), 131–140.
https://doi.org/10.36052/andragogi.v11i2.315
Kristiyanti, M. (2012). Peran
Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja Manajemen.
Mawardi, S., Sugiarti, E., &
Anwar, S. (2021). Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pemuda Dan Manajemen
Organisasi Bina Remaja. Jurnal PKM Manajemen Bisnis, 1(2).
https://doi.org/10.37481
Nani Fitriani. (2020). Efektivitas
Pelatihan Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (Ktr) Dan Konseling Upaya Berhenti
Merokok (UBM) Pada Tenaga Kesehatan. MEDIA BINA ILMIAH, 15(5),
4523–4528.
Neneng Hayati, & Erwin
Yulianto. (2021). Efektivitas Pelatihan Dalam Meningkatkan Kompetensi Sumber
Daya Manusia. Journal Civics and Social Studies, 5(1), 98–115.
Rohaini, R. A., Hidayat, N., &
Sutisna, E. (2019). Evaluasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dalam
Mendukung Terwujudnya Sumberdaya Manusia Profesional Berkarakter. Jurnal
Manajemen Pendidikan, 7(1).
Salistia Budi, Y., Wardaningsih,
S., & Afandi, M. (2016). Pengaruh Situasional terhadap Kecemasan Mahasiswa
Program Studi D III Keperawatan Menghadapi Ujian Skill Laboratorium: Studi
Mixed Methods. Indonesian Journal of Nursing Practices, 1(1).
https://doi.org/10.18196/ijnp.1151
Susanty, Y. (2022). Implementasi
Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Jurnal
Wacana Kinerja: Kajian Praktis-Akademis Kinerja Dan Administrasi Pelayanan
Publik, 25(2), 143. https://doi.org/10.31845/jwk.v25i2.760
Syarifa, R., Rahmawati, L., Andini,
P. F., Simanjuntak, M., & Anggraini, A. M. T. (2022). Menyelisik Isu
Perlindungan Konsumen pada Klausula Eksonerasi di Sektor Jasa Keuangan dan
Retail dengan Pendekatan Mixed Methods. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen,
15(2), 178–191. https://doi.org/10.24156/jikk.2022.15.2.178
Widyastuti, U., & Purwana, D.
(2015). Evaluasi Pelatihan (Training) Level Ii Berdasarkan Teori The Four
Levels Kirkpatrick. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 3(2),
2302–2663. https://doi.org/10.21009/JPEB