PEMANFAATAN
APLIKASI WHATSAPP GROUP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DARING PADA MATA
KULIAH ULUMUL HADIS
Atika Rofiqatul Maula*
Muqowim**
Siti Khodijah Nurul Aula***
Haqan
Ridhaeva****
*UIN Sunan Kalijaga,
Indonesia
**UIN Sunan Kalijaga, Indonesia
***UIN Sunan Kalijaga, Indonesia
****UIN Sunan Kalijaga, Indonesia
*E-mail: atika rofiqoh@gmail.com
**E-mail: muqowim@uin-suka.ac.id
***E-mail: siti.aula@uin-suka.ac.id
****E-mail: haqanridhaeva03@gmail.com
Abstract
WhatsApp
is one of the most practical social media. The ease of use and completeness of
features of the application can be used as a learning media at various levels
of education, including lectures. This research examines student satisfaction
with the WhatsApp Group (WAG) use as learning media in the Ulumul Hadith
course. This type of research is quantitative descriptive. Data was obtained from a survey distributed to 73 students
using Google Forms. The survey found that 94.5% of students stated that Ulumul
Hadith's lectures using WAG media are elementary to follow, and 84.9% answered
that using WAG as a learning medium increased student motivation. Furthermore,
the survey finds that 63% of students are "Satisfied," 34.2% are
"Slightly Satisfied," and 2.7% are "Not Satisfied." The
research recommends three things for WhatsApp use. Firstly, firmness of
learning flow; secondly, lecture attendance rule and active participation.
Keywords: WhatsApp group; learning media; Ulumul Hadis
Abstrak
Aplikasi WhatsApp merupakan salah satu media
sosial paling praktis. Kemudahan akses dan fitur yang tersedia pada aplikasi WhatsApp dapat digunakan sebagai media
belajar untuk berbagai tingkatan Pendidikan termasuk dalam perkuliahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kepuasan mahasiswa terhadap pemanfaatan
aplikasi WhatsApp Group sebagai media pembelajaran pada
mata kuliah Ulumul Hadis. Adapun
jenis penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dari survei
yang disebarkan kepada 73 mahasiswa menggunakan aplikasi Google Form.
Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa sebanyak 94,5% menyatakan bahwa
perkuliahan Ulumul Hadis menggunakan
media WAG sangat memudahkan mahasiswa, sebanyak 84,9% menjawab penggunaan WAG
sebagai media pembelajaran meningkatkan motivasi mahasiswa dalam mempelajari
hadis. Selanjutnya untuk kepuasan media pembelajaran dengan WAG, sebanyak 63%
menjawab Puas, 34,2% menjawab Tidak Puas dan 2,7% menjawab Kurang Puas.
Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan tiga hal yang perlu diperhatikan
dalam pemanfaatan aplikasi WhatsApp
sebagai media pembelajaran, yaitu alur perkuliahan, ketentuan mengikuti
perkuliahan dan partisipasi aktif.
Kata Kunci: WhatsApp
group; media pembelajaran; Ulumul
Hadis
PENDAHULUAN
Adanya tranformasi digital ialah berpengaruh terhadap
media pembelajaran tingkat pendidikan tinggi yang harus disesuaikan dan
diperbarui dengan penggunaan media digital. Sehingga setiap lembaga pendidikan
dapat didorong dengan adanya paham digital, agar sistem pendidikan dapat terus
berkembang
Media pembelajaran digital di lembaga perguruan tinggi
tentu memberikan banyak manfaat seperti kemudahan mengakses informasi,
kebebasan belajar, serta bentuk pembelajaran yang lebih mandiri. Proses
adaptasi dengan perubahan media pembelajaran digital tentu bukan hal yang
mudah, terutama bagi para dosen yang dituntut untuk selalu meng-updrage
kemampuan dan skill diri yang harus relevan dengan perkembangan zaman
Terdapat beberapa aplikasi yang dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran secara daring diantaranya adalah Zoom, G-Meet, Classroom,
E-learning, Microsoft 365,
Quizizz, bahkan media sosial seperti Youtube,
WhatsApp, Instagram, dan lain-lain
Adapun salah satu platform
media sosial menurut hasil survei yang sering digunakan pada saat pembelajaran
daring ialah WhatsApp
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasir
dan Prastowo
Adapun mata kuliah Ulumul
Hadis merupakan salah satu mata kuliah wajib di perguruan tinggi Islam, di
mana Zoom program studi akan
mendapatkan mata kuliah tersebut
Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian terkait
sebelumnya, artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan
aplikasi WhatsApp sebagai media
pembelajaran daring ketika pandemi COVID-19 di ranah perguruan tinggi pada mata
kuliah Ulumul Hadis Selain itu,
pemaparan akan pemanfaatan aplikasi WhatsApp
dapat dipilih sebagai salah satu media pembelajaran untuk mendukung proses
pembelajaran agar lebih praktis dan efisien, baik pada jenjang perguruan
tinggi, jenjang menengah ataupun jenjang dasar.
METODE
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan metode campuran (mixed methode) yaitu, Kualitatif,
metode ini dugunakan untuk mengungkapkan sebuah fenomena dalam aktivitas
sosial, persepsi, kepercayaan, serta berbagai perspektif yang bersifat
individua tau kelumpok
Kemudian data dianalisis melalui tiga tahap, yaitu
pertama, Data condensation (Kondensasi data) yaitu pemilihan data,
penyederhanaan dan labelisasi data yang diperoleh dari hasil survei, wawancara
dan observasi. Kedua, Data display (Penyajian data) yaitu penyajian
data, di mana dalam penelitian ini penulis memilih narasi teks yang dilengkapi
dengan pemaparan gambar-gambar pendukung. Ketiga, Drawing and Verifying
conclution (Penarikan kesimpulan) yaitu tahap pengambilan kesimpulan yang
disesuaikan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, di mana menarik
kesimpulan ini dilakukan pada saat pengumpulan data berdasarkan bukti-bukti
pendukung
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Sistem
Perkuliahan Ulumul Hadis Menggunakan
Aplikasi WAG
Berdasarkan hasil survei dari kuesioner yang telah
dibagikan kepada mahasiswa, mereka menyatakan bahwa pada awal perkuliahan dosen
menyampaikan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan jelas, yaitu mulai dari
penjelasan terkait cakupan materi yang akan dipelajari, media pembelajaran yang
digunakan, referensi rujukan, konsep perkuliahan, kemampuan yang harus dicapai,
serta bobot penilaian. Berdasarkan acuan yang ada di RPS yang telah dibagikan,
perkuliahan mata kuliah Ulumul Hadis
tercatat 2 SKS, artinya perkuliahan ini hanya dilaksanakan sekali dalam
seminggu. Adapun jadwal dari masing-masing kelas ialah kelas Biologi B
terjadwal pada hari Selasa dari pukul 07.00 sampai 08-30 WIB, sedangkan
kelas kelas Biologi A terjadwal di hari
Selasa pada pukul 8.50 sampai 10.30 WIB.
Adapun pada pertemuan awal dosen menjelaskan RPS
menggunakan media Google Meet,
kemudian pada proses perkuliahan selanjutnya yaitu sesi presentasi dan diskusi
menggunakan WhatsApp Group (WAG). Berdasarkan pernyataan dari
dosen pengampu, alasan dalam pemilihan media pembelajaran menggunakan WAG ialah
untuk memudahkan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, di mana pada mata
kuliah yang lainnya mahasiswa sudah banyak menggunakan aplikasi seperti virtual meeting yang menghabiskan banyak
kuota, sehingga penggunaan WAG merupakan media pembelajaran yang cukup ekonomis
Terdapat beberapa fitur aplikasi WhatsApp yang dapat menunjang proses pembelajaran, diantaranya
seperti mengirim pesan berupa dokumen, rekaman suara, gambar, PPT,
tautan, kontak dan berbagi lokasi
Gambar
1 Fitur aplikasi WhatsApp
Alur
Perkuliahan Menggunakan Aplikasi WAG
Berdasarkan data yang dihasilkan dari observasi dan
dokumen tentang sistem pembelajaran daring Ulumul
Hadis, adapun perkuliahan menggunakan aplikasi WAG juga didukung dengan
adanya ketentuan pembelajaran daring yang disusun oleh dosen disamping RPS yang
telah dibagikan dan dijelaskan sebelumnya, di mana dikhususkan pada ketentuan
yang diperuntukkan kepada pemakalah dan non-pemakalah. Adapun ketentuan/sistem
perkuliahan daring yang disusun ialah mencakup alur perkuliahan, klasifikasi
penilaian dan pembagian materi serta nama pemakalah. Alur perkuliahan
menggunakan WAG berdasarkan RPS dan kontrak belajar yang telah disampaikan pada
awal perkuliahan terbagi menjadi sembilan tahap yang mencakup empat sesi.
Adapun empat sesi yang dimaksud ialah proses setting group pada waktu
presentasi. Penjelasan dari alur perkuliahan yang dimaksud dapat
dipresentasikan melalui Gambar 2.
Gambar
2 Alur perkuliahan menggunakan
WAG
Tahap pertama, dosen membuka perkuliahan dan
mempersilahkan pemakalah untuk mengirimkan PPT beserta penjelasan materi
presentasi berupa rekaman suara sekitar 15 menit, kemudian dosen menjadikan
pemakalah sebagai admin group
sehingga ketika pemakalah menyampaikan materi group diatur hanya untuk admin group
saja (lihat Gambar 3). Hal ini dilakukan untuk mengatasi terjadinya banjir
pesan dari non-pemakalah yang akan mengganggu proses penyampaian materi yang
pemakalah presentasikan.
Gambar
3 Group setting
Tahap kedua, dosen
membuka Sesi I dan mengubah setting group untuk seluruh partisipan dan membuka termin pertanyaan. Pada Sesi I ini
adalah kesempatan bagi non-pemakalah untuk mengajukan pertanyaan terkait materi
yang telah disampaikan oleh presentator dengan format penulisan nomor
pertanyaan, nama, dan pertanyaan agar lebih efektif (lihat Gambar 4).
Gambar
4 Format pertanyaan mahasiswa
Tahap ketiga, dosen kembali mengubah setting group hanya untuk
admin dan mempersilahkan pemakalah untuk menjawab atau memberikan tanggapan
kepada setiap pertanyaan dari non-pemakalah dengan baik dan maksimal. Sehingga
pemakalah dapat memberikan setiap jawaban dengan cara menu reply (lihat Gambar
5) pada pesan penanya untuk mempermudah identifikasi jawaban dari setiap
pertanyaan.
Gambar
5. Menu reply pesan
Tahap keempat, atau Sesi II ialah dosen mempersilahkan
kepada mahasiswa non-pemakalah untuk menyampaikan tanggapan atau komentar atas
jawaban dari pemakalah, serta dapat membantu memberikan jawaban dari berberapa
pertanyaan yang telah terkumpul. Selanjutnya ialah Tahap kelima, pemakalah
dipersilahkan untuk menanggapi sanggahan atau komentar yang disampaikan oleh
non-pemakalah pada Sesi II. Tahap keenam, atau Sesi III yaitu dosen membuka
kembali termin pertanyaan bagi mahasiswa yang belum mengajukan pertanyaan.
Tahap ketujuh, dosen kembali merubah setting group untuk admin
saja dan memperlihakan kepada pemakalah untuk menjawab pertanyaan berikutnya,
seperti pada tahap ketiga diatas. Tahap kedelapan, yaitu Sesi IV di mana group disetting untuk seluruh partisipan
kembali agar non-pemakalah dapat menyampaikan tanggapan atau sanggahan terhadap
jawaban yang disampaikan oleh pemakalah. Yang terakhir Tahap kesembilan, yaitu
pemakalah menyampaikan kesimpulan, dilanjutkan dengan dosen memberikan
tanggapan serta tambahan penjelasan atas materi yang dibahas kepada mahasiswa
melalui voicenote, kemudian menutup
perkuliahan.
Gambar
6 Cara mahasiswa menjawab pertanyaan
Setelah perkuliahan berakhir, mahasiswa diwajibkan untuk
mengisi list presensi dengan batas waktu yang telah ditentukan. Disamping itu,
tugas dari mahasiswa ialah mengirimkan report
secara tertulis dari hasil presentasi makalah melalui akun E-learning kampus
masing-masing, yaitu berisi tentang pertanyaan yang diajukan dan jawaban dari
hasil diskusi yang telah dilaksanakan, kemudian wajib mengisi list pengumpulan report mingguan. Adapun tugas pemakalah
selain melakukan presentasi dan menyampaikan materi, pemakalah diwajibkan untuk
melakukan report tertulis dari hasil
presentasi yang diunggah melalui akun E-learning kampus.
Pemanfaatan
Aplikasi WAG Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Kuliah Ulumul Hadis
Berdasarkan penggunaan aplikasi WhatsApp Group sebagai
media pembelajaran, maka dibutuhkan ulasan terkait bagaimana persepsi mahasiswa
dalam mengikuti perkuliahan pada mata kuliah Ulumul Hadis menggunakan WAG. Berdasarkan hasil survei dari 73
mahasiswa, sebanyak 94,5% atau sebanyak 69 responden mereka menyatakan bahwa
perkuliahan Ulumul Hadis menggunakan
media WAG sangat memudahkan mahasiswa. Kemudian penggunaan WAG sebagai media
pembelajaran meningkatkan motivasi mahasiswa dalam mempelajari hadis sebanyak 84,9%
mahasiswa menjawab Ya dan 15,1% menjawab Tidak, selanjutnya pada pertanyaan
terkait pemahaman mahasiswa dalam mempelajari Ulumul Hadis menggunakan WAG hasilnya juga serupa, yaitu sebanyak
84,9% mahasiswa menjawab Ya dan sisanya menjawab Tidak. Adapun tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu ketika menggunakan aplikasi WAG pada mata kuliah Ulumul Hadis juga tidak memberatkan
mahasiswa, di mana sebanyak 91,8% responden atau sebanyak 67 mahasiswa menjawab
tidak memberatkan.
Gambar 8 Hasil
Survei
Berdasarkan
hasil survei di atas, penggunaan Aplikasi WAG sebagai media perkuliahan dapat
dinilai sangat efektif dan efisien, dikarenakan dapat membuat kelas lebih aktif
dan kondusif, hal ini dibuktikan dengan pernyataan mahasiswa yang
menyebutkan bahwa:
karena tidak membutuhkan
sinyal dan kuota yang banyak sehingga dapat mengikuti perkuliahan dari awal
hingga akhir dengan lancar tanpa terkendala sinyal.
karena fleksibel dengan
tempat dan kondisi yang tidak mengharuskan on-cam, menghabiskan kuota, serta
materi bisa dibaca dan tanya jawab yang ada di group bisa dibaca berulang-ulang.
Kemudian
pendapat ini diperkuat dengan tanggapan mahasiswa lain yang menyampaikan bahwa:
karena dengan
menggunakan WAG kondisi kelas lebih kondusif dan mahasiswa bisa berinteraksi
leluasa dengan mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
Namun
pada pertanyaan terkait kepuasan mahasiswa dalam menggunakan aplikasi WAG
sebagai media pembelajaran mata kuliah Ulumul
Hadis cukup beragam, di mana sebanyak 63% menjawab Puas, 34,2% menjawab
Tidak Puas dan 2,7% menjawab Kurang Puas seperti Gambar 9.
Gambar 9 Hasil Survei
Adapun
ketidakpuasan yang dirasakan mahasiswa dalam menjalani perkuliahan Ulumul Hadis dengan media WAG ialah
dikarenakan tidak adanya interaksi secara langsung seperti pada aplikasi virtual meeting, kemudian terdapat
materi yang belum dipahami secara menyeluruh dengan penjelasan melalui WAG. Hal
ini disampaikan oleh mahasiswa yang menyebutkan bahwa:
dikarenakan tidak
adanya kontak secara visual antara pengajar dengan yang diajar. Hal ini
menyebabkan sebagian mahasiswa tidak memahami secara penuh materi yang
diajarkan.
dikarenakan WA group
identik dengan membaca sendiri materi yang di share ada beberapa rekaman yang terkadang masih
kurang jelas jika digunakan sebagai bahan penjelasan, menurut saya tetap
dibutuh kan media zoom atau G-Meet agar bisa berdiskusi untuk materi-materi
yang mungkin sangat perlu dijelaskan lebih mendalam oleh ibu dosen.
Berdasarkan
pernyataan dari mahasiswa di atas terkait penggunaan WAG sebagai media
pembelajaran, tentu sangat bergantung pada gaya belajar setiap mahasiswa yang
pasti berbeda-beda, di mana ada yang terbiasa dengan mengikuti diskusi secara
langsung seperti di kelas luring, atau bahkan nyaman dengan mengikuti diskusi
virtual via WAG.
Adapun
proses perkuliahan yang dilangsungkan dengan memanfaatkan aplikasi WhatsApp berdasarkan hasil dari
penelitian yang telah dipaparkan, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, di antaranya: Alur perkuliahan, adanya kejelasan
sistematika perkuliahan yang telah disusun oleh dosen secara runtut dan
disampaikan kepada seluruh mahasiswa secara jelas, baik tentang tahap
perkuliahan maupun pola komunikasi yang akan dijalankan.
Ketentuan
mengikuti perkuliahan, terdapat syarat-syarat serta ketentuan
khusus yang telah disepakati oleh dosen dan mahasiswa, baik ketentuan dalam
penugasan serta aturan mengikuti perkuliahan. Partisipasi aktif,
partisipasi dalam mengikuti perkuliahan menggunakan WhatsApp sangat membutuhkan atensi yang cukup dari mahasiswa, tidak
hanya membuka group yang telah
tersedia, namun mahasiswa juga dapat menyimaknya dengan seksama dan dapat
mengikuti diskusi dengan aktif. Sehingga pemanfaatan aplikasi WhatsApp ini dapat menjadi sebuah media
pembelajaran yang praktis dan transformatif, dikarenakan tidak hanya terjadi
perubahan pada gaya pembelajaran, namun adanya peningkatan dalam media
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Diskusi
Aplikasi
WhatsApp sebagai media pembelajaran
memang sudah dikaji dan oleh beberapa peneliti terdahulu seperti Daheri dkk.
Adapun
perkuliahan yang menggunakan media WhatsApp
dapat memudahkan mahasiswa dalam mengulas kembali materi yang telah
didiskusikan, dikarenakan hasil diskusi yang telah dilaksanakan akan tetap
tersimpan, mulai dari dokumen, serta percakapan saat diskusi dapat disimak
kembali oleh anggota WhatsApp Group
Adapun
hal yang dapat diperhatikan dalam menggunakan WhatsApp sebagai media pembelajaran pada tingkat perguruan tinggi
ialah pada rencana dan konsep dari perkuliahan, di mana terdapat berbagai fitur
dan pengaturan yang dapat dimanfaatkan secara baik
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan aplikasi WhatsApp sebagai media pembelajaran pada
mata kuliah Ulumul Hadis dapat
dinilai efektif dan efisien dalam proses pembelajaran secara daring. Hal
tersebut dapat diketahui melalui respons positif dari mahasiswa terkait
perkuliahan yang berlangsung dengan WhatsApp
Group. Penggunaan media WhatsApp tersebut
tentu
memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, zoom halnya dengan media lainnya. Salah satu kelebihan yang sangat
dirasakan oleh mahasiswa ialah kemudahan akses yang diberikan serta
fleksibilitas dari penggunaan aplikasi tersebut yang sangat membantu mahasiswa
dalam mengikuti perkuliahan lebih nyaman. Di samping itu, kekurangan dari media
WhatsApp ini ialah lebih kepada
kepuasan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan seperti pada saat diskusi atau
mendengarkan penjelasan dari dosen. Adapun peran dosen dalam hal ini ialah
dituntut agar lebih inovatif untuk membuat desain perkuliahan yang menarik agar
kelas tetap aktif dan interaktif. Oleh karena itu, terdapat tiga hal penting
yang harus diperhatikan seorang pendidik dalam memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai media pembelajaran,
yaitu: Menyusun alur perkuliahan secara jelas dan sistematis; Menerapkan
ketentuan dalam mengikuti perkuliahan; dan Partisipasi aktif dari zoom pihak, baik pemakalah, peserta,
serta dosen pengampu.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, I. (2018). Digital learning process in the age of
the industrial revolution 4. 0 era technology disruptions. Ministry of
Research, Technology and Higher Education, 113.
Alaby, M. A. (2020). Media sosial whatsapp sebagai media
pembelajaran jarak jauh mata kuliah ilmu sosial budaya dasar (ISBD). Ganaya:
Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 3(2), 273289.
Ayuningtyas, P. (2018). Whatsapp: Learning on the go. Metathesis:
Journal of English Language, Literature, and Teaching, 2(2),
159170.
Bouhnik, D., Deshen, M., & Gan, R. (2014). WhatsApp
goes to school: Mobile instant messaging between teachers and students. Journal
of Information Technology Education: Research, 13(1), 217231.
Boyinbode, O. K., Agbonifo, O. C., & Ogundare, A.
(2017). Supporting mobile learning with WhatsApp based on media richness. Circulation
in Computer Science, 2(3), 3746.
Dahdal, S. (2020). Using the WhatsApp social media
application for active learning. Journal of Educational Technology Systems,
49(2), 239249.
Daheri, M., Juliana, J., Deriwanto, D., & Amda, A. D.
(2020). Efektifitas whatsapp sebagai media belajar daring. Jurnal Basicedu,
4(4), 775783.
Dewantara, J. A., Efriani, E., Sulistyarini, S., &
Prasetiyo, W. H. (2020). Optimization of Character Education Through Community
Participation Around The School Environment (Case Study in Lab School Junior
High School Bandung). JED (Journal of Etika Demokrasi), 5(1),
5366.
Djunadi Ghony, M., & Almanshur, F. (2016). Metodologi
Penelitian Kualitatif Jakarta: Ar-ruzz Media.
Efriani, E., Dewantara, J. A., & Afandi, A. (2020).
Pemanfaatan Aplikasi Discord Sebagai Media Pembelajaran Online. Jurnal
Teknologi Informasi Dan Pendidikan, 13(1), 6165.
Fauziyah, N. L. (2021). Pembelajaran Daring Ulumul Hadits:
Respon Mahasiswa dan Dampaknya terhadap Nilai Akhir Semester. Alim, 3(2),
185196.
Gon, S., & Rawekar, A. (2017). Effectivity of
e-learning through WhatsApp as a teaching learning tool. MVP Journal of
Medical Sciences, 4(1), 1925.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Salda�a,
J. (2018). Qualitative data analysis: A methods sourcebook. Sage
publications.
Monica, J., & Fitriawati, D. (2020). Efektivitas
Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran Online Pada Mahasiswa Saat
Pandemi Covid-19. Jurnal Communio: Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi, 9(2),
16301640.
Montag, C., B aszkiewicz, K., Sariyska, R., Lachmann, B.,
Andone, I., Trendafilov, B., Eibes, M., & Markowetz, A. (2015). Smartphone
usage in the 21st century: who is active on WhatsApp? BMC Research Notes,
8(1), 16.
Munir, S., Erlinda, R., Putra, H. E., & Afrinursalim,
H. (2021). WHATSAPP AS A LEARNING TOOL DURING COVID-19 PANDEMIC: ADVANTAGES
AND DISADVANTAGES. International Journal of Educational Best Practices,
5(2), 168182.
Nasir, M. F. A., & Prastowo, A. (2021). Pemanfaatan
WhatsApp Group (WAG) sebagai Instrumen Penilaian Sikap Siswa MI Al-Islah
Jepara di Masa Pandemi. Dawuh Guru: Jurnal Pendidikan MI/SD, 1(2),
105120.
Okvireslian, S. (2021). Pemanfaatan aplikasi Whatsapp
sebagai media pembelajaran dalam jaringan kepada peserta didik paket B Uptd
Spnf Skb Kota Cimahi. Comm-Edu (Community Education Journal), 4(3),
131138.
Panasiah, S. E., & Fajri, M. (2023). Analisis Capaian
Pembelajaran Mata Kuliah Ulumul Hadis pada Program Studi Ekonomi Syariah di
UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samrainda (Meninjau Ekspektasi Mahasiswa). Jurnal
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Borneo, 4(3), 307321.
Pustikayasa, I. M. (2019). Grup whatsapp sebagai media
pembelajaran. Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama Dan Kebudayaan
Hindu, 10(2), 5362.
Rifqiyati, R., Andriyani, L., Fitrijantio, A., &
Handayani, F. (2020). Efektifitas Pembelajaran Islam Melalui Whassap Group. Prosiding
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ, 1(1).
Rosenberg, H., & Asterhan, C. S. C. (2018). �WhatsApp,
Teacher?�-Student Perspectives on Teacher-Student WhatsApp
Interactions in Secondary Schools. Journal of Information Technology
Education: Research, 17, 205226.
Sahu, M. S. (2014). An analysis of WhatsApp forensics in
android smartphones. International Journal of Engineering Research, 3(5),
349350.
Sakkir, G., Dollah, S., & Ahmad, J. (2020). Favorite
E-Learning Media in Pandemic Covid-19 Era. Jurnal Studi Guru Dan
Pembelajaran, 3(3), 480485.
Sandiwarno, S. (2016). Perancangan Model E-Learning
Berbasis Collaborative Video Conference Learning Guna Mendapatkan Hasil
Pembelajaran yang Efektif dan Efisien. Jurnal Ilmiah FIFO, 8(2),
191.
Sholekah, D. D., & Wahyuni, S. (2019). Pemanfaatan
Media Sosial dalam Proses Pembelajaran di SMPN 1 Mojo Kediri. Indonesian
Journal of Islamic Education Studies (IJIES), 2(1), 5060.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. CV. ALFABETA.
Sugiyono, P. (2015). Metode penelitian kombinasi (mixed
methods). Bandung: Alfabeta, 28, 112.
Utami, S., & Utami, P. (2020). Peningkatan Partisipasi
Belajar dan Hasil Belajar Peserta Didik Teknik Audio Video di Masa Pandemi
Covid-19 dengan WhatsApp Group. Elinvo (Electronics, Informatics, and
Vocational Education), 5(1), 7588.
Zaini, H., Hadi, A., Sofyan, F. A., & Hamzah, A.
(2021). Covid-19 and Islamic Education in School: Searching for Alternative
Learning Media. Webology, 18(1), 154165.