MENULIS TEKS PROSEDUR DENGAN JUTAAN LAMPU

 

Sri Hartati

MTs Negeri 5 Jakarta, Indonesia

E-mail: srihartatibakti@gmail.com

 

Abstract

This article describes the implementation Jutaan Lampu learning path. Jutaan Lampu is an acronym for judul (title), tujuan (objectives), alat dan bahan (tools and materials), langkah (steps), and kesimpulan (conclusions). The learning path is a simple procedure that was formulated to help students remember the right steps in writing procedural texts. The research uses a mixed research method with a sequential explanatory pattern. Research was conducted on online learning for the 2020-2021 Covid-19 pandemic in classes VII-7 and VII-8 MTs Negeri 5 Jakarta. The research results show that firstly, students feel education is more accessible. Secondly, there was an increase in student learning activity during online learning; and thirdly, there was a significant increase in the ability to write procedural texts compared to previous knowledge that did not use this strategy. The research recommends that teachers try these learning steps and improve them continuously to make the steps better.

Keywords: Jutaan Lampu steps; procedural text; student learning outcomes

 

Abstrak

Artikel ini mendesripsikan  penerapan  langkah Jutaan Lampu yang merupakan akronim dari judul, tujuan, alat dan bahan, langkah, serta kesimpulan. Jutaan Lampu merupakan langkah yang penulis ciptkana dengan mengobservasi karakteristik peserta didik dan pengalaman penulis sebelumnya. Langkah ini bertujuan untuk membantu siswa berlatih menulis teks prosedur lebih mudah. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian campuran (mix methods) pola  sequential explanatory. Penelitian dilakukan pada pembelajaran daring pandemi Covid-19 tahun 2020-2021 di kelas VII-7 dan VII-8 MTs Negeri 5 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama siswa merasa pembelajaran lebih mudah, kedua terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran daring; dan ketiga terjadi peningkatan signifikan pada kemampuan menulis teks prosedur dibanding dengan pembelajaran sebelumnya yang tidak menggunakan strategi tersebut. Penelitia merokemndasikan para guru untuk mencoba langkah pembelajaran tersebut dan memperbaikinya terus-menerus agar lebih baik.

Kata Kunci:  langkah Jutaan Lampu; teks prosedur; hasil belajar siswa



 

PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, materi esensial yang dirumuskan sebagian besar merupakan indikator keterampilan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan menulis teks prosedur. Teks prosedur ialah sebuah teks yang harus diikuti untuk melakukan atau membuat sesuatu yang berisi tujuan dan langkah-langkah (Kosasih, 2017). Tujuan ditulisnya teks prosedur adalah menguraikan langkah-langkah rinci untuk melakukan atau membuat sesuatu sehingga dapat memudahkan pembaca ketika mengikutinya. Dengan menguasai cara menulis teks prosedur, siswa diharapkan dapat berpikir secara sistematis untuk menyusun langkah yang tepat dalam melakukan sesuatu.

Di era digitalisasi seperti saat ini, siswa dapat dengan mudah menemukan teks prosedur yang diinginkan di internet. Siswa hanya perlu menuliskan judul teks prosedur yang diinginkan atau diminta oleh guru ke dalam mesin pencarian, maka akan muncul puluhan jenis teks prosedur yang sesuai. Akibatnya, ketika diharuskan untuk menulis teks prosedur, siswa akan memilih untuk mengambil teks prosedur yang ditemukannya di internet dibandingkan harus repot menuliskannya dari awal. Padahal, tidak setiap teks prosedur yang ditemukan di internet sudah memenuhi struktur dan kriteria teks prosedur yang baik. Banyak teks prosedur di internet yang tidak menggunakan kaidah kebahasaan yang baik, ada yang kurang mengemukakan gagasan yang ingin disampaikan, atau bahkan tidak menggunakan struktur teks prosedur dengan benar. Hal ini tentu akan bertolak belakang dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Ditambah lagi, banyak siswa yang tidak memperbaiki teks prosedur yang ditemukannya di internet untuk dapat sesuai dengan kriteria teks prosedur yang baik. Hanya perlu menambahkan Nama, kemudian diserahkannya kepada guru tanpa perubahan sedikitpun.

Hal ini yang memicu rendahnya hasil penilaian keterampulan menulis teks prosedur. Rendahnya keterampilan siswa ini disebabkan guru kesulitan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan. Sehingga siswa lebih memilih untuk mengambil teks prosedur yang sudah tersedia di internet. 

Di Indonesia sendiri sudah terdapat ratusan model, strategi, metode, dan media pembelajaran yang dapat dijumpai. Seperti collaborative learning, problem based learning, snowballing, jigsaw dan lain sebagainya. Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya peneliti juga telah menggunakan metode pembelajaran kuantum dalam pembelajaran teks berita. Namun tentunya tidak setiap model, strategi, metode dan media pembelajaran dapat diterapkan dalam sebuah kelas. Hal ini disebabkan setiap kelas memiliki karakteristik siswa dan lingkungan tersendiri. Materi yang disampaikan pun akan memiliki karakteristik yang dapat didukung model pembelajaran tertentu. Keterbatasan ini membuat guru menemukan kendala dalam menentukan metode, pendekatan, dan strategi yang sesuai dan relevan dengan kepentingannya. Hal ini disebabkan tidak semua pendekatan, metode dan strategi sesuai untuk semua bentuk materi, tujuan dan kondisi siswa. Pada akhirnya, guru akan kembali memakai model konvensional seperti ceramah.

Saat ini, banyak guru yang merasa sudah menerapkan pembelajaran siswa aktif, namun tidak mempraktikkannya dengan baik dan benar. Contohnya guru yang hanya membagi siswa menjadi jumlah kelompok yang sesuai dengan jumlah bab dalam satu semester, kemudian menginstruksikan siswa untuk membuat materi yang akan dipresentasikan secara bergantian setiap minggunya. Hal ini memang mengharuskan siswa untuk belajar secara aktif, namun terkadang guru tidak memberikan arahan tambahan, penguatan dan evaluasi. Kekurangan tersebut mungkin terlihat spele, tetapi akan membuat siswa kehilangan arah yang pada akhirnya tidak mengerti apapun selama satu semester.

Untuk itu, peneliti berusaha menerapkan strategi pembelajaran yang mudah untuk dilakukan tetapi berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Strategi tersebut adalah strategi mnemonik. Kata Mnemonik merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani “Mnemosyne” yang merupakan Dewi Memori. Mnemonik ialah sebuah cara menggunakan “bantuan” dalam menghafalkan sesuatu. Bantuan tersebut bisa berupa singkatan, pengandaian dengan benda, atau “linking” (mengingat sesuatu berdasarkan hubungan dengan suatu hal lain), dan lain sebagainya (Darusman, 2018).

Dengan menggunakan teknik mnemonik dalam pembelajaran, akan didapatkan beberapa manfaat. Diantaranya adalah memudahkan siswa dalam mengingat dan pembelajaran, memudahkan pendidik dalam proses pembelajaran, serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar (Darusman, 2018). Selain itu, dengan menerapkan strategi mnemonik, siswa dapat mengingat materi pembelajaran dengan lebih mudah. Strategi mnemonik juga dapat memudahkan siswa dalam mengingat informasi secara umum dengan lebih cepat, akurat mempertahankannya lebih lama. Teknik mnemonik juga secara otomatis memberi semangat siswa sehingga tertarik untuk belajar, karena otak manusia akan cenderung lebih tertarik pada sesuatu yang memiliki cerita, irama dan gambar.

Adapun kelebihan strategi mnemonik diantaranya membantu siswa menangkap materi yang diajarkan, menghafal materi dengan mudah dan efektif, serta memudahkan peserta didik dalam belajar. Sedangkan kekurangan strategi mnemonik diantaranya proses perencanaannya membutuhkan waktu yang lama. Penelitian experimen tersebut menunjukkan bahwa penerapan tekik menemonik dapat meningkatkan ingatan sebanyak 9% (Hill, 2022). Penelitian sejenis dilakukan Nurdin di kelas XII SMA 9 Kota Bengkulu.

Teknik mnemonik sudah banyak diteliti dalam pembelajaran bahasa. Aryn C. Hill melakukan penelitian penerapan mnemonik dalam pembelajaran kosa kata pada ESL di China. Penelitian tersebut memperihatkan penguasaan kosa kata yang berbeda kelas eksperimen (rata-rata 73.51) dengan di kelas kontrol (rata-rata 67.53) (Nurdin, 2020). Penelitian lain dalam mata pelajaran Bahasa Jerman di Uzbekistan. Penelitian tersebut mengkaji penggunakan mnemonik dalam materi grammar dan kosa kata.  Hasil kajian menegaskan bahwa penggunaan teknik mnemonik moderen berdampak kuat terhadap hasil belajar. Dengan teknik menemonik, proses pembelajaran fokus pada belajar-bukan mengajar. Selain itu ditemukan fakta bahwa pembelajaran menjadi lebih menarik, efektif dan informasi dapat diingat lebih kuat (Nishonova et al., 2020). 

Lubin dan Polaway menggarisbawahi bahwa hasil-hasil penelitian menegaskan teknik mnemonik adalah teknik yang efisien digunakan lintas bidang studi serta lintas kemampuan. Termasuk untuk siswa yang mengalami masalah belajar (learning disability). Melalui teknik tersebut guru dapat memberikan lebih banyak kesempatan kepada pelajar yang mengalami kesulitan untuk mengingat, memahami dan mempertahankan konsep yang dipelajari. Selain itu Lubin dan Polaway menemukan fakta banyak siswa yang senang belajar dengan teknik tersebut (Lubin & Polloway, 2016).

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa mnemonik adalah salah satu teknik pembelajaran yang ampuh utamnya dalam mengingat, memahami dan mempertahankan konsep yang sudah dipelajari. Selian itu teknik mnemonik termasuk teknik yang menyenangkan bagi siswa.

Terdapat berbagai jenis strategi mnemonik. Salah satu jenis strategi mnemonik adalah akronim. Akronim merupakan singkatan dari huruf pertama serangkaian kata dan membentuk sebuah kata baru yang lebih menarik dan mudah diingat. Salah satu contoh akronim yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah puskesmas (pusat kesehatan masyarakat).

Penerapan teknik mnemonik dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan berbagai cara. Untuk itu, penulis mengaplikasikan strategi mnemonik dengan menciptakan langkah baru dalam menulis teks prosedur yang dinamakan langkah Jutaan Lampu. Langkah Jutaan Lampu merupakan sebuah penerapan strategi mnemonik dalam menulis teks prosedur dengan menggunakan akronim agar langkah penulisan dapat dengan mudah diingat dan diimplementasikan oleh siswa. Jutaan Lampu merupakan akronim dari langkah dalam menulis teks prosedur, yaitu judul, tujuan, alat dan bahan, langkah, serta kesimpulan. Langkah ini merupakan langkah yang penulis susun sendiri dengan mengobservasi karakteristik peserta didik dan pengalaman penulis sebelumnya.

Dengan menggunakan Langkah Jutaan Lampu diharapkan siswa dapat menulis teks prosedur dengan mengikuti langkah demi langkah yang dapat lebih mudah dipahami dengan menggunakan strategi mnemonik. Hal ini dilakukan agar siswa tidak lagi menyalin teks prosedur dari internet sehingga hasil belajar dan keaktifan siswa dapat ditingkatkan. Namun, langkah Jutaan Lampu merupakan langkah yang diciptakan oleh peneliti dan belum ada penelitian sebelumnya yang mengungkap secara empirik bahwa langkah ini efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai efektifitas langkah jutaan lampu dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam menulis teks prosedur.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan secara komperhensif dampak yang ditimbulkan oleh penerapan langkah jutaan lampu dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam menulis teks prosedur.

 

METODE

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian campuran (mix methods). Metode campuran dilakukan dengan menggabungkan prinsip-prinsip penelitian jenis kualitatif dan kuantitatif. Metode campuran yang diangkat dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis pendekatan campuran sequential explanatory. Metode penelitian campuran atau secara khusus jenis sequential explanatory merupakan kombinasi metode penelitian yang menggabungkan prinsip penelitian kualitatif dan kuantitatif secara berurutan. Penelitian kuantitaif akan dilakukan pada tahap awal, yaitu dengan mengumpulkan data kuantitatif berupa hasil pembelajaran siswa dan angket tingkat keaktifan siswa. Kemudian, data kuantitatif tersebut dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif atau penjelasan secara deskriptif (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mendapatkan data keterampilan menulis teks prosedur dan menggunakan metode kualitatif untuk mengukur efektivitas langkah jutaan lampu yang diterapkan dalam pembelajaran. Subjek penerapan pembelajaran menulis teks prosedur dengan menggunakan langkah jutaan lampu adalah siswa-siswi kelas VII-7 dan VII-8 MTs Negeri 5 Jakarta.

Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Teknik ini merupakan sebuah teknik analisis data yang menggunakan komponen statistik (diagram, presentase, frekuensi) untuk mendeskripsikan data, sehingga peneliti memiliki gambaran dari data yang didapatkan dalam penelitian.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Langkah Jutaan Lampu

Langkah jutaan lampu merupakan sebuah penerapan strategi mnemonik dalam menulis teks prosedur dengan menggunakan akronim agar langkah penulisan dapat dengan mudah diingat dan diimplementasikan oleh siswa. Jutaan Lampu merupakan akronim dari langkah dalam menulis teks prosedur, yaitu :

a)      Judul. Tentukan judul yang sesuai dengan teks prosedur yang akan dibuat. Judul dibuat sesederhana mungkin namun tetap harus merepresentasikan hal yang akan dilakukan atau dibuat. Judul yang dibuat pun harus unik agar dapat menarik perhatian pembaca. Contoh judul teks prosedur “Langkah Membuat Kue Nastar Tanpa Oven”.

b)     Tujuan. Menuliskan apa yang akan dibuat dan dilakukan dengan menggunakan pilihan kata yang mampu menarik perhatian pembaca. Di dalam tujuan teks prosedur, kata yang dituliskan harus berkonotasi posiitif seperti mudah dilakukan, murah, ekonomis, dan lain sebagainya.

c)      Alat dan Bahan. Menentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan atau membuat sesuatu dalam teks prosedur yang dilakukan. Alat dan bahan yang dituliskan harus dirinci hingga ukuran yang akurat agar tujuan teks prosedur dapat tercapai.

d)     Langkah. Menuliskan langkah-langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah berisi tahapan kegiatan yang urut (kronologis) termasuk hal yang harus diperhatikan dalam melakukannya.

e)      Kesimpulan. Menuliskan hal-hal pokok yang disebutkan dalam tujuan dan ulang kembali dengan kata-kata yang lain (sinonim). Kesimpulan juga dapat berupa ucapan selamat karena telah menyelesaikan langkah-langkah dalam teks prosedur atau motivasi pembaca agar mau melakukannya. 

 

Keaktifan Belajar Siswa

Pembelajaran menulis teks prosedur dengan menerapkan langkah jutaan lampu memberikan dampak positif terhadap keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa dapat diukur dari indikator: 1) Siswa memberikan perhatian penuh dalam pembelajaran yang ditandai dengan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru; 2) Siswa turut serta dalam mengerjakan tugas, 3) Keaktifan siswa dalam bertanya dan 4) Siswa mampu mengungkapkan gagasan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat disajikan dalam Tabel 1.

 

Tabel 1 Keaktifan belajar siswa dengan langkah jutaan lampu

Komponen keaktifan belajar

Kelas 7.7

Kelas 7.8

Antusias

89%

94%

Mengerjakan tugas

100%

97%

Aktif bertanya

61%

69%

Mengungkap gagasan

81%

78%

 

Dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa tingkat keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran teks prosedur dengan langkah jutaan lampu sangat tinggi. Dari 2 kelas yang diterapkan langkah jutaan lampu dalam pembelajaran menulis teks prosedur, tingkat antusiasme peserta didik dalam pembelajaran kelas mencapai angka 89% pada kelas 7.7 dan 94% pada kelas 7.8. Tingkat antusiasme siswa diukur berdasarkan jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Dengan tingkat angka antusiasme yang memiliki rata-rata hingga 90%, maka dapat dikatakan siswa antusias dan memberikan perhatian penuh dalam mengikuti pembelajaran. Dapat dikatakan juga bahwa daya serap siswa tinggi, karena siswa mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan benar. Pada aspek tingkat pengerjaan tugas siswa, pada kelas 7.7 mencapai 100% atau setiap siswa dalam kelas mengerjakan tugas yang diberikan. Sedangkan pada kelas 7.8 sebanyak 97% siswa mengerjakan tugas. Hal ini merupakan pencapaian yang sangat baik karena pada pembelajaran sebelumnya, tingkat pengerjaan tugas siswa tidak lebih dari 70%. Dalam keaktifan bertanya, kelas 7.7 mencapai 61% dan kelas 7.8 mencapai 69%. Sedangkan dalam mengungkapkan gagasan, kelas 7.7 mencapai 81% dan kelas 7.8 mencapai 78%. Dengan demikian, kedua kelas yaitu kelas 7.7 dan 7.8 yang menerapkan langkah jutaan lampu dalam pembelajaran menulis teks prosedur memiliki keaktifan belajar yang optimal.

 

Hasil belajar

Hasil belajar siswa dalam menulis teks prosedur di kelas 7.7 dan 7.8 dengan menggunakan langkah jutaan lampu dapat dilihat pada Tabel 2.

 

Tabel 2 Hasil belajar siswa dengan langkah jutaan lampu

Deskripsi

Kelas 7.7

Kelas 7.8

Jumlah siswa tuntas

33

34

Jumlah siswa tidak tuntas

3

2

Nilai tertinggi

95

95

Nilai terendah

70

75

Rata-rata kelas

84

85,5

 

Dapat dilihat dari Tabel 2 bahwa indikator yang digunakan adalah nilai teks prosedur yang dibuat oleh siswa dengan KKM sebesar 78. Hasil belajar siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tuntas dan tidak tuntas berdasarkan KKM yang digunakan. Dari 36 peserta didik di kelas 7.7 peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 33 atau 92%. Sedangkan pada kelas 7.8, dari total 36 peserta didik terdapat 34 atau 94% yang tuntas belajar. Dari 2 kelas yang menerapkan langkah jutaan lampu, rata-rata ketuntasan belajar siswa diatas 80% dengan demikian hasil belajar yang dicapai siswa menjadi optimal.

Hasil belajar yang diperoleh jauh lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Pada pembelajaran sebelumnya yang hanya berbasis metode ceramah, ketuntasan belajar siswa tidak pernah mencapai lebih dari 50%. Guru harus mengulang-ulang pembelajaran dan latihan yang diberikan agar siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Keterampilan menulis siswa juga sangat berkembang. Jika pada pembelajaran keterampilan menulis sebelumnya siswa hanya menyalin dari contoh yang diberikan atau contoh lain yang tersedia di internet, pada pembelajaran dengan langkah jutaan lampu hasil tulisan siswa sangat bervariasi dan unik. Struktur dan kaidah kebahasaan yang digunakan juga tepat sesuai dengan materi yang diberikan sebelumnya.

 

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa setelah menerapkan langkah jutaan lampu, hasil belajar dan keaktifan siswa dapat meningkat. Dengan menggunakan langkah jutaan lampu, materi menulis teks prosedur menjadi lebih mudah dipahami. Dengan menggunakan akronim yang akrab ditelinga siswa, materi yang dianggap membosankan dan bersifat hafalan menjadi lebih mudah dipahami dan diingat. Langkah-langkah dalam menulis teks prosedur pun akan lebih mudah diaplikasikan oleh siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat (Darusman, 2018) yang menyatakan bahwa manfaat pembelajaran mnemonic adalah memudahkan mengingat dan belajar siswa.

Langkah jutaan lampu merupakan langkah yang inovatif karena tidak pernah diterapkan dan dipublikasikan sebelumnya. Meskipun begitu, langkah jutaan lampu dapat dengan mudah diterapkan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Guru dapat mengadaptasi langkah jutaan lampu dengan menyisipkannya ke dalam pembelajaran dengan metode apapun yang digunakannya. Media pembelajaran pun tidak menjadi halangan dalam penerapannya. Dengan menggunakan media apapun, baik power point maupun papan tulis, guru dapat menerapkan langkah jutaan lampu. Langkah ini pun tidak menuntut penggunaan alat dan bahan sama sekali. Sehingga guru maupun siswa tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Guru hanya harus memasukkan langkah jutaan lampu ke dalam pembelajaran yang sedang dilaksanakannya.

Meskipun langkah jutaan lampu merupakan langkah baru yang diciptakan oleh penulis, terdapat penelitian sebelumnya yang menggunakan strategi yang sama yaitu mnemonik. Penelitian dengan judul “Implementasi Metode Scorona dalam Pembelajaran IPA di MTs Muhammadiyah Jayapura” yang disusun oleh Desvita Astari Djamion (Djamion, 2023). Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui prosedur dan manfaat implementasi metode SCRONA dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA MTs Muhammmadiyah Jayapura. Hasil yang didapatkan adalah siswa menunjukkan skor dalam kategori baik dan sangat baik dalam keaktifan dan penilaian hasil belajar. Namun pada analisis statistika penelitian tersebut didapatkan bahwa Ho diterima yang menandakan tidak ada perbedaan penguasaan konsep antara kelas eksperimen yang diajar menggunakan metode SCORONA dengan kelas kontrol yang tidak diajar menggunakan metode SCORONA.

Persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan strategi mnemonik untuk membuat langkah pembelajaran lebih mudah diingat oleh siswa. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat (Darusman, 2018) yang menyatakan bahwa strategi mnemonik dapat memudahkan siswa dalam mengingat langkah pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Selain itu, strategi mnemonik juga membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa karena siswa dapat mengingat hal yang sulit dengan kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari. Ketika pembelajaran menjadi menyenangkan, maka siswa juga akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.

 

KESIMPULAN

Untuk menerapkan langkah jutaan lampu dalam pembelajaran menulis teks prosedur, langkah yang harus dilakukan adalah menyampaikan materi terkait langkah menulis teks prosedur dengan akronim Jutaan Lampu yaitu menentukan judul, menuliskan tujuan, menentukan alat dan bahan, menuliskan langkah yang harus dilakukan dan menuliskan kesimpulan. Setelah itu, dorong siswa untuk menulis teks prosedur langkah demi langkah dengan pendampingan dan timbal balik yang sesuai dari guru. Kemudian, evaluasi hasil penulisan teks prosedur.

Dengan menggunakan langkah jutaan lampu, materi menulis teks prosedur menjadi lebih mudah dipahami. Dengan menggunakan akronim yang akrab ditelinga siswa, materi yang dianggap membosankan dan bersifat hafalan menjadi lebih mudah dipahami dan diingat. Dampak pembelajaran menulis teks prosedur dengan langkah jutaan lampu adalah tingginya aktivitas belajar siswa selama pembelajaran daring. Selain itu, hasil belajar siswa pun sangat memuaskan karena hanya sebagian kecil siswa yang tidak tuntas. Materi pembelajaran juga menjadi lebih mudah di pahami oleh siswa. Langkah jutaan lampu juga dapat diterapkan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Keterampilan menulis siswa juga sangat berkembang. Jika pada pembelajaran keterampilan menulis sebelumnya siswa hanya menyalin dari contoh yang diberikan atau contoh lain yang tersedia di internet, pada pembelajaran dengan langkah jutaan lampu hasil tulisan siswa sangat bervariasi dan unik. Struktur dan kaidah kebahasaan yang digunakan juga tepat sesuai dengan materi yang diberikan sebelumnya.

Dalam melaksanakan pembelajaran menulis teks prosedur dengan menggunakan langkah jutaan lampu, peneliti menemukan beberapa kendala. Kendala yang pertama adalah kurangnya motivasi siswa dalam menulis. Di era perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti saat ini, tidak dapat dihindari bahwa siswa akan sangat bergantung dengan kemudahan teknologi. Meskipun sudah menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa secara aktif, terdapat beberapa siswa yang tetap tidak memiliki motivasi untuk menulis. Siswa cenderung menyalin teks prosedur yang sudah ada. Baik dari temannya, dari internet, dari buku maupun sumber lain yang dapat ditemukannya.   Hal ini dapat disebabkan karena siswa tidak percaya diri akan kemampuan menulisnya karena  terbiasa menyalin dari sumber yang sudah ada. Untuk itu, pendidik harus memberikan pengawasan dan penguatan kepada setiap peserta didik.

Kendala lain yang dihadapi peneliti adalah kurangnya keterampilan dasar menulis siswa. Keterampilan menulis  merupakan hal dasar yang harus dimiliki setiap peserta didik dari jenjang sekolah dasar. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan berbeda dengan kondisi yang diharapkan. Tidak semua siswa memiliki keterampilan dasar menulis yang cukup. Terdapat beberapa siswa yang tidak dapat menuliskan kalimat yang padu.  Beberapa kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menulis adalah salah dalam memilih konjungsi yang sesuai dalam sebuah kalimat, struktur kalimat yang berantakan, huruf kapital dan tanda baca yang tidak sesuai, dan lain sebagainya. Hal ini tidak dapat diperbaiki dalam waktu sekejap. Keterampilan dasar menulis merupakan sesuatu yang harus dipupuk dalam waktu yang lama. Peserta didik perlu untuk dibiasakan menulis dengan kata-katanya sendiri, bukan mengambil sumber yang sudah ada di internet. Untuk itu, perlu dukungan dari setiap pendidik untuk membiasakan siswa dalam menulis.

Kendala yang dialami peneliti berikutnya adalah kurangnya penelitian mengenai strategi mnemonik dalam pembelajaran. Meskipun penelitian dalam pembelajaran terus meningkat setiap tahunnya, namun penelitian yang dengan spesifik membahas tentang strategi mnemonik dalam pembelajaran tidak banyak dilakukan oleh tenaga pendidik. Kurangnya publikasi ilmiah yang dilakukan oleh pendidik juga merupakan salah satu faktor penting yang membatasi jumlah penelitian mengenai strategi mnemonik dalam pembelajaran. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai strategi mnemonik dan penerapannya dalam pembelajaran.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah penerapan langkah jutaan lampu merupakan solusi pembelajaran untuk peserta didik saat ini. Untuk itu, penerapan langkah jutaan lampu disarankan dapat diterapkan oleh guru di sekolah, khususnya guru Bahasa Indoneia.  Penelitian mengenai strategi mnemonik dalam pembelajaran juga disarankan untuk terus dilakukan agar penerapannya dapat terus dikembangkan. Motivasi dan keterampilan dasar siswa dalam menulis juga perlu dikembangkan oleh tenaga pendidik, terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arifin, M. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Azhar, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Bilfaqih, Y. (2015). Esesnsi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta: Deepublish.

Darusman, Y. (2018). Pembelajaran Mnemonik. Bandung: CV Buku Langka Indonesia.

Djamarah, S. B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamion, D. A. (2023). IMPLEMENTASI METODE SCORONA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI MTS MUHAMMADIYAH JAYAPURA. Andragogi : Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan.

Ginting, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Gunawan. (2016). Peningkatan Keterampilan Menulis Teks prosedur Menggunakan Model Project Based Learning dengan Media Video Pada Siswa Kelas X-2 SMA Taruna Nusantara Magelang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Istiqomah. (2020). Taktis Menulis Best Practice Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Surabaya: CV. Pustaka Media Guru.

Kemendikbud. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kosasih. (2017). Bahasa Indonesia: buku guru SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Pers.

Nugroho, U. (2018). Metodologi penelitian kuantitatif pendidikan jasmani. Jakarta: CV Sarnu Untung.

Pangondian, R. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), 57.

Priyatni, E. T. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Malang: Bumi Karsa.

Ramayulis. (2012). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Semi, M. A. (2017). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Sianti, M. (2014). Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan dalam Bentuk Karangan Deskripsi Siswa Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 2 Palopo Melalui Penerapan Strategi Neighborhood Walk. Jurnal Pendidikan, Pengajaran.

Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syarifudin, A. (2020). Implementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social Distancing. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 31-33.

Tarigan, H. G. (2015). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Umiyatun. (2018). Peningkatan Keterampilan Berbicara Teks Prosedur dengan Metode Demonstrasi melalui Media Benda Realia pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi. 4 (1), 90-103.