KEMAMPUAN ANALISIS GRAFIK
FUNGSI KUADRAT TERINTEGRASI NILAI-NILAI KEISLAMAN
Erna Sari Agusta
MTs
Negeri 28 Jakarta, Indonesia
Email: ernasari.agusta@gmail.com
Abstract
This
study aims to determine students' analytical abilities in the matter of quadratic
function graphs as well as learn the learning of quadratic function graphs
integrated with Islamic values at MTsN 28 Jakarta.
This Classroom Action Research was conducted in 2 cycles on Quadratic Function
Graph material. Each process consists of planning, implementing, observing, and
reflecting. Through research, qualitative data on mathematics learning
integrated with Islamic values were collected using observation techniques,
interviews, field notes, and quantitative data analysis ability test results.
Qualitative data was processed using a four-step qualitative analysis method:
data collection, data reduction, data presentation, and conclusion, while the
quantitative data were processed using descriptive statistics. The results
showed that the student's analytical abilities on the quadratic function graph
material integrated with Islamic values developed well. An analogy between the
effects of the x2 coefficient, x coefficient, and constant values on the shape
of the graph teaches the material for graphing quadratic functions integrated
with Islamic values. Islamic values that appear based on students' analytical
abilities on changes in the form of the quadratic function graph are the
concepts of faith, lust (desire), and charity (deeds). After learning the
quadratic function graph integrated with Islamic values, the measurement
results increased the analytical ability score from the average value and the
percentage of student learning completeness. With the results of this study, it
is recommended that mathematics learning is integrated with Islamic values as a
learning approach that can improve students' mathematical analysis abilities.
Keywords:
analytical skills, quadratic function graph, Islamic values.
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan analisis siswa pada materi
grafik fungsi kuadrat sekaligus mengetahui pembelajaran grafik fungsi kuadrat yang
terintegrasi nilai-nilai keislaman di MTsN 28 Jakarta. Penelitian Tindakan Kelas ini
dilakukan sebanyak dua
siklus pada materi Grafik Fungsi Kuadrat. Setiap
siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Melalui penelitian dikumpulkan data kualitatif mengenai pembelajaran matematika yang terintegrasi nilai-nilai keislaman menggunakan
teknik observasi, wawancara dan catatan lapangan;
dan data kuantitatif hasil tes kemampuan analisis. Data
kualitatif diolah menggunakan metode analisis kualitatif empat langkah yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penyimpulan; sedangkan data kuantitatif diolah
menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan analisis siswa pada
materi grafik fungsi kuadrat yang terintegrasi
nilai-nilai keislaman berkembang dengan baik.
Materi grafik fungsi kuadrat yang terintegrasi dengan nilai-nilai
keislaman dibelajarkan dengan menganalogikan antara pengaruh koefisien x2,
koefisien x, dan nilai konstanta terhadap bentuk grafik. Nilai-nilai
keislaman yang muncul berdasarkan kemampuan analisis siswa pada perubahan
bentuk grafik fungsi kuadrat adalah konsep iman, nafsu (keinginan), dan amal
(perbuatan). Hasil pengukuran setelah dilakukan pembelajaran grafik fungsi
kuadrat yang terintegrasi nilai-nilai keislaman diperoleh peningkatan skor kemampuan
analisis dari nilai rata-rata dan
prosentase ketuntasan belajar siswa. Dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar
direkomendasikan pembelajaran matematika terintegrasi nilai-nilai keislaman sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan analisis matematis siswa.
Kata kunci: kemampuan analisis, grafik fungsi kuadrat, nilai-nilai keislaman.
PENDAHULUAN
Matematika adalah bahan kajian yang memiliki
objek abstrak dan dibangun melalui
proses penalaran deduktif
Tujuan pembelajaran tidak hanya dikaitkan dengan kemampuan kognitif,
tetapi juga terintegrasi pada kemampuan metakognitif.
Begitu beragamnya perilaku manusia sebagai makhluk
Tuhan yang didasarkan pada kebutuhan dunia dan akhirat, maka perlu adanya
kemampuan menyeleksi dan menganalisis apa yang perlu dan penting dilakukan.
Untuk mengetahui esensi tersebut maka dalam sebuah pembelajaran perlu mengkaji
level kognitif yang menjadi tujuan pembelajaran. Dalam Taksonomi Bloom,
kemampuan analisis merupakan level kognitif keempat yang dapat dicapai siswa
setelah mereka dapat menerapkan sebuah konsep. Mengingat pentingnya menganalogikan pembelajaran grafik fungsi kuadrat, maka kemampuan
analisis materi ini perlu
dikuasai secara benar oleh siswa.
Grafik fungsi kuadrat
merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa. Berdasarkan penilaian harian tahun 2021/2022, dari 32 siswa hanya 25,64% siswa yang mendapat
nilai di atas KKM (>75). Selain
kemampuan analisis siswa yang masih rendah, aktivitas siswa dalam pembelajaran juga sangat pasif. Siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru. Mereka bahkan tidak dapat mengaitkan materi grafik fungsi
kuadrat dengan nilai-nilai keislaman.
Salah satu tujuan pembelajaran grafik fungsi kuadrat adalah siswa dapat
menganalisis pengaruh nilai koefisien, konstanta, dan diskriminan terhadap
bentuk grafik fungsi kuadrat. Tujuan tersebut menitikberatkan pada kemampuan
yang diharapkan dalam pembelajaran abad ke-21 yaitu kemampuan analisis
matematis
Anderson & Krathwohl menambahkan bahwa kemampuan analisis mencakup
tiga proses yaitu: siswa dapat menguraikan unsur informasi yang relevan,
menentukan hubungan antar unsur yang relevan, dan menentukan sudut pandang
tentang tujuan dalam mempelajari suatu informasi
Untuk mencapai tujuan pembelajaran grafik fungsi kuadrat, maka salah
satu model pembelajaran yang dapat mengakomodir kemampuan analisis matematis
adalah model cooperative learning
Materi grafik fungsi kuadrat identik dengan gambar. Untuk dapat
menganalisis pengaruh nilai koefisien, konstanta dan diskriminan maka siswa
harus menggambar beberapa bentuk grafik dengan nilai koefisien dan konstanta
yang berbeda-beda. Untuk mengantisipasi keterbatasan durasi pembelajaran maka
gambar grafik dapat dilakukan dengan menggunakan software geogebra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa software geogebra membantu kemandirian belajar sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
Nilai-nilai keislaman memberikan
pengertian sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain
Integrasi
nilai-nilai keislaman dalam matematika bisa dikembangkan pada siswa tingkat
menengah pertama. Menurut ilmu psikologi, pada usia
sekolah menengah pertama, anak mulai belajar bagaimana caranya memahami apa
yang mereka pelajari, bukan sekedar mengetahui seperti di sekolah dasar.
Integrasi nilai-nilai keislaman yang dimaksud di sini adalah berkaitan dengan
usaha memadukan keilmuan matematika secara umum dengan Islam tanpa harus
menghilangkan keunikan–keunikan antara dua keilmuan tersebut.
Pengintegrasian
nilai-nilai
keislaman dalam pembelajaran matematika bertujuan juga agar siswa dapat
menganalogikan konsep materi yang dipelajari dengan tujuan penciptaan manusia
sebagai salah satu tujuan pendidikan Islam.
Dalam grafik fungsi kuadrat terdapat unsur-unsur yang
mempengaruhi bentuk grafik yaitu nilai koefisien x2 (dilambangkan
dengan a), nilai koefisien x (dilambangkan dengan b), konstanta (dilambangkan
dengan c), dan nilai diskriminan (dilambangkan dengan D). Dalam proses
pembelajaran, siswa akan menuliskan persamaan fungsi kuadrat pada software geogebra.
Siswa akan menggambar grafik dengan dengan nilai a
< 0, a = 0, a > 0, b < 0, b = 0, b > 0 serta nilai konstanta dan
diskriminan yang berbeda-beda. Perubahan bentuk grafik akan dianalisis
berdasarkan nilai koefisien x2, koefisien x, konstanta, dan
diskriminan. Setelah itu, siswa akan mengaitkan unsur-unsur grafik fungsi
kuadrat tersebut dengan istilah yang terkait tujuan penciptaan manusia.
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui kemampuan analisis siswa pada materi
grafik fungsi kuadrat sekaligus mengetahui pembelajaran
grafik fungsi kuadrat yang terintegrasi nilai-nilai keislaman. Dengan penelitian ini diharapkan siswa mempunyai kemampuan analisis pada materi grafik fungsi kuadrat pada siswa. Dan dapat menganalogikan konsep
grafik fungsi kuadrat dengan tujuan penciptaan manusia. Penelitian
ini juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan rujukan bagi
dewan guru pada umumnya dan para guru
matematika pada khususnya di MTsN 28 dalam memperkaya
ide dan kreativitas dalam pengembangan pembelajaran yang
terintegrasi nilai-nilai keislaman.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan tahapan
penelitian tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan pada 20
September sampai dengan 7 Oktober 2022 sebanyak empat pertemuan pada materi
Grafik Fungsi Kuadrat. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa
kelas IX-D MTsN 28 Jakarta yang berjumlah 30 orang.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan observasi, catatan lapangan, wawancara dan tes pada setiap akhir
siklus. Data kuantitatif dianalisis dengan melihat
perolehan nilai rata-rata tes pada setiap akhir siklus dan jumlah siswa yang
mencapai minimal nilai KKM. Data kualitatif dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan framework teknik analisis data yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siswa
kelas IX-D berjumlah 30 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 21 orang
perempuan sebagaimana disajikan pada Gambar 1.
Gambar
1. Jumlah Siswa Kelas IX-D
Pada siklus
I, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan soal seperti
disajikan pada pada Tabel 1.
Tabel 1. Soal dan Jawaban
Siklus I
Buatlah gambar grafik fungsi kuadrat
dengan kriteria sebagai berikut: a.
Terbuka
ke atas b.
Terbuka
ke bawah c.
Apakah
yang menyebabkan bentuk grafik terbuka ke atas atau ke bawah? |
|
|
|
Berdasarkan
beberapa kutipan jawaban yang terlihat pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa siswa
memiliki kemampuan analisis yang baik. Hal ini ditunjukkan dari cara mereka
menguraikan pengaruh koefisien x2, koefisien x, dan
konstanta. Bahkan ada di antara mereka yang dapat menguraikan pengaruh nilai
diskriminan terhadap posisi grafik yang memotong sumbu x atau yang tidak
memotong. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif
mendorong siswa untuk saling berdiskusi dan menyampaikan gagasan. Hal ini
didukung oleh pendapat
Pada siklus
II, siswa kembali diberikan soal terkait dengan perubahan bentuk grafik fungsi
kuadrat. Soal dan jawaban yang diberikan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Soal dan Jawaban Siklus II
|
|
Beberapa kutipan jawaban pada Tabel 2 sudah
mewakili terpenuhinya setiap indikator kemampuan
analisis. Pada indikator pertama, siswa dapat
menganalisis pertanyaan-pertanyaan dan memberikan contoh yang dapat mendukung
ataupun yang bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kutipan
jawaban siswa yang mencoba sebarang persamaan fungsi kuadrat dengan nilai
koefisien x2, koefisien x, dan konstanta yang mereka tentukan sendiri.
Pada indikator kedua, siswa dapat menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan
bahwa cara yang dipakai dan jawaban yang dihasilkan adalah benar.
Penggunaan software gogebra membantu siswa
dalam membuat beberapa kemungkinan gambar yang terbentuk dengan nilai koefisien
yang berbeda-beda. Software geogebra
membantu guru dan siswa dalam membuat ilustrasi-ilustrasi grafis dan rancangan
geometri sehingga membangkitkan semangat siswa dalam belajar matematika
Pada
indikator ketiga siswa sudah dapat membuat,
mengevaluasi, dan menganalogikan kesimpulan atau putusan dari informasi yang
sesuai. Beberapa kutipan jawaban di atas menunjukkan bahwa dengan kemampuan
analisis yang dimiliki, siswa dapat membuat kesimpulan tentang fungsi dan
peranan koefisien x2, koefisien x, dan konstanta
terhadap perubahan bentuk grafik.
Berkembangnya
kemampuan analisis ditunjukkan pula pada perolehan hasil tes seperti disajikan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Rekapitulasi Hasil Tes
Gambar
2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes yang terintegrasi dengan nilai-nilai
keislaman sudah mencapai KKM (75), begitupun dengan persentase
siswa yang sudah tuntas belajarnya lebih dari 75%.
Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, pendidikan dalam Islam mengarahkan agar manusia dapat
mengetahui tujuan penciptaannya yaitu menyembah dan beribadah kepada Allah SWT
(QS. Adz-Dzariyat: 56). Dengan fasilitas akal, hati,
dan panca indera yang diberikan Allah SWT, maka diharapkan manusia dapat
memfungsikan peran iman, nafsu, dan amal demi tercapainya tujuan tersebut. Melalui
kemampuan analisis yang telah dimiliki siswa dalam mempelajari materi grafik
fungsi kuadrat maka diharapkan siswa dapat menganalogikan materi tersebut
dengan keberadaan iman, nafsu, dan amal yang ada dan dilakukan oleh manusia.
Pada pertemuan kedua, siswa
diberikan LKPD serta menuliskan hasil apersepsi dan analogi mereka terhadap
materi yang telah dipelajari. Untuk mengukur kemampuan
analisis dalam mengintegrasikan fungsi kuadrat dengan nilai-nilai keislaman
dapat dilihat dari prosentase siswa yang dapat menganalogikan konsep grafik
fungsi kuadrat ke dalam konsep iman, nafsu, dan amal sebagaimana disajikan pada
Gambar 3.
Gambar 3. Persentase Pencapaian Analogi Konsep Grafik
Fungsi Kuadrat
Berdasarkan
data pada Gambar 2 diketahui bahwa lebih dari 70% siswa sudah dapat
menganalogikan konsep grafik fungsi kuadrat dengan konsep iman, nafsu dan amal.
Beberapa
kutipan jawaban siswa tentang konsep grafik fungsi kuadrat mengerucut pada tiga
analogi tujuan penciptaan manusia. Pertama, menganalogikan nilai koefisien x2
dengan iman, nilai koefisien x dengan nafsu (keinginan), dan nilai
konstanta dengan amal (perbuatan). Ketika koefisien x2 = 1
maka kurva menghadap ke atas dengan puncak grafik berada pada titik O (0,0),
begitu juga kebalikannya. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien x2
berfungsi sebagai penyeimbang bentuk dan posisi
grafik. Analogi dari kasus ini adalah ketika manusia hanya memiliki keimanan
yang baik dan tidak mempunyai nafsu (keinginan) dan juga amal maka ia telah
memfokuskan tujuan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Semakin besar
nilai koefisien x2 maka grafik akan semakin mendekati sumbu
y.
Jika
semakin kecil koefisien x2 maka grafik akan semakin menjauhi
sumbu y. Analogi dari kasus ini adalah ketika manusia meningkat kualitas keimanannya maka ia akan semakin dekat dengan Allah SWT. Kebalikannya
jika manusia menurun kualitas keimanannya maka ia
akan semakin jauh dengan Allah SWT, bahkan melupakan Allah. Dalam sebuah bidang
koordinat, sumbu y dianggap sebagai hablumminallah
dan sumbu x dianggap dengan hablumminnas.
Selanjutnya,
koefisien x dalam persamaan fungsi kuadrat menyebabkan pergeseran grafik
ke arah kanan dan kiri dari sumbu x. Semakin besar nilai koefisen x maka grafik akan semakin bergeser ke
kiri. Sebaliknya semakin kecil nilai koefisien x maka grafik akan
semakin bergeser ke kanan. Sebagaimana diketahui bahwa sebelah kiri sumbu y
adalah kuadran II dimana titik-titik yang terbentuk terdiri dari bilangan positif
dan negatif. Sedangkan sebelah kanan sumbu y adalah kuadran I dimana
titik-titik yang terbentuk terdiri dari bilangan positif. Analogi dari kasus
ini adalah ketika nafsu (keinginan) manusia semakin besar dengan atau tanpa
disertai dengan amal (perbuatan), maka secara tidak langsung ia telah memberikan
peluang yang besar terhadap tumbuhnya perilaku-perilaku negatif. Sebaliknya
ketika keinginan (nafsu) manusia semakin kecil maka ia memberikan peluang
terhadap tumbuhnya perilaku-perilaku positif.
Unsur
persamaan fungsi kuadrat berikutnya adalah konstanta. Unsur ini mempengaruhi
letak titik puncak pada grafik fungsi kuadrat. Jika konstanta positif maka
grafik akan bergeser ke atas menjauhi sumbu x. Kebalikannya, jika
konstanta negatif maka grafik akan bergeser ke bawah menjauhi sumbu x.
Jika konstanta sama dengan nol, maka tidak akan berpengaruh terhadap titik
puncak. Analogi dari kasus ini adalah bahwa jika keimanan yang tinggi ditambah
dengan amal yang banyak maka semakin meningkat derajat kehidupannya. Akan
tetapi, jika iman yang tinggi tidak diikuti dengan amal yang banyak maka
kualitas kehidupan manusia pun akan menurun. Analogi ini sesuai dengan firman
Allah SWT Surat Ar-Ra’du ayat 11 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum tersebut
mengubah dirinya sendiri.”
Berdasarkan
beberapa pendapat siswa di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran grafik
fungsi kuadrat sudah terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman. Hal ini dapat
dilihat dari kemampuan siswa dalam menganalogikan unsur-unsur fungsi kuadrat
yang mempengaruhi bentuk grafik ke dalam makna iman, keinginan (nafsu), dan
amal. Iman merupakan jembatan yang dapat mengantarkan manusia pada tujuan
penciptaannya, sedangkan nafsu dan amal adalah dua hal yang mempengaruhi
tercapainya tujuan tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa kemampuan
analisis siswa pada materi grafik fungsi kuadrat mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan nilai rata-rata siswa dari 65,78 pada siklus I menjadi 75,86 pada
siklus II dan prosentase ketuntasan belajar dari 56,25% pada siklus I menjadi
78,13% pada siklus II. Prosentase siswa yang dapat
menganalogikan konsep grafik fungsi kuadrat pun lebih dari 70% dengan rincian konsep iman (73%), konsep nafsu (80%), dan konsep amal
(78%)
Materi grafik fungsi kuadrat yang
terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman dibelajarkan dengan menganalogikan
antara pengaruh koefisien x2, koefisien x, dan nilai konstanta
terhadap bentuk grafik. Nilai-nilai keislaman yang muncul berdasarkan kemampuan
analisis siswa pada perubahan bentuk grafik fungsi kuadrat adalah tujuan penciptaan manusia yang meliputi konsep
iman, nafsu (keinginan), dan amal (perbuatan).
Penelitian
ini mendukung hasil penelitian terdahulu tentang pembelajaran matematika yang
terintegrasi nilai-nilai keislaman.
Akan tetapi, kemampuan analisis
yang diteliti merupakan temuan baru dalam pembelajaran matematika yang
terintegrasi nilai-nilai keislaman. Hasil penelitian ini mempunyai keterbatasan
terutama pada kajian nilai-nilai keislaman yang hanya fokus pada konsep iman, nafsu, dan amal. Perlu penelitian lebih lanjut terkait materi
matematika dan nilai-nilai keislaman lainnya yang terintegrasi di dalamnya.
Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan
pembelajaran matematika yang terintegrasi nilai-nilai keislaman agar dapat
meningkatkan kemampuan analisis siswa.
Afriansyah, E. A. (2017). Design Research in
Fraction for Prospective Teachers. In 5th SEA-DR (South East Asia Development
Research) International Conference 2017 (SEADRIC 2017. Atlantis Press,
91-97.
Asmar, A. &. (2020). Hubungan kemandirian belajar
terhadap kemampuan berfikir kritis melalui penggunaan software geogebra. AKSIOMA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 9(2), 221-230.
Depdiknas, B. &. (2006). Pengembangan model
pendidikan kecakapan hidup. Jakarta Pusat.
Dokumen Buku I Kurikulum KTSP Madrasah Tsanawiyah Negeri 28
Jakarta.
Fitriani, F. M. (2019). Pemanfaatan Software Geogebra Dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat, 2(4).
Huberman, M. &. (2002). The qualitative researcher's
companion. Sage.
Krathwohl, D. R. (2010). Merlin C. Wittrock and the
revision of Bloom's taxonomy. Educational psychologist, 45(1), 64-65.
Lasmi, L. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team Accelerated Instruction (Tai) Yang Berorientasi Teori Apos Pada
Materi Fungsi Kuadrat Di Kelas X-Mia Man 2 Banda Aceh. Al Khawarizmi:
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, 1(1), 33-50.
Lestari, K. E. (2015). Penelitian pendidikan matematika.
Bandung: PT. Refika Aditama .
Muslimin, I. (2000). Pembelajaran kooperatif.
Surabaya: UNESA.
Novita, S. S. (2016). Perbandingan kemampuan analisis siswa
melalui penerapan model cooperative learning dengan guided discovery
learning. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science,
Enviromental, and Learning (Vol. 13, No. 1, 359-367.
Sardiman, A. M. (2018). Interaksi dan motivasi belajar
mengajar (cetakan 24). Jakarta: Rajawali Pers.
Setiawati, R. (2018). Peningkatan Kemampuan Analisis
Transaksi Dalam Menyusun Jurnal Dengan Model Problem Based Learning Melalui
Pengamatan BT/BK. INOPENDAS: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1(1).
Setiawaty, B. T. (2019). Profil kemampuan berpikir analisis
siswa sekolah menengah pertama di Surakarta. In Prosiding SNPS (Seminar
Nasional Pendidikan Sains), 234-238.
Slavin, R. E. (2009). Effective programs in middle and high
school mathematics: A best-evidence synthesis. Review of Educational
Research, 79(2, 839-911.
Wulantina, E. (2018). Pengembangan bahan ajar matematika
yang terintegrasi nilai-nilai keislaman pada materi garis dan sudut. In
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (Vol. 1, No.
2), 367-373.
Yuniati, S. &. (2018). Pengembangan Modul Matematika
Terintegrasi Nilai-Nilai Keislaman melalui Pendekatan Realistic Mathematics
Education di Propinsi Riau. Jurnal Analisa, 4(1), 1-9.