Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Lirik Lagu Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI Agama

MAN 4 DKI Jakarta Tahun Pelajaran 2021/2022

 

Halimatussa’diyah

Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, Indonesia

Email: misshaya@man4-sch.id

 

Abstract

Reading is one of the language skills that students must master. This skill is critical to master, considering that the majority of references in this world are in the form of written text. Students in class XI Religion MAN 4 Jakarta have a low level of reading competence, so they need action to improve their competence. Using the Kemmis and Mctaggart Classroom Action Research pattern, the group discussion method was chosen as a learning method that is expected to assist students in reading song lyrics with high theoretical complexity. PTK was carried out in three cycles of six meetings and used data collection methods using observation, literature study, and test. The data interpretation results show that the group discussion method needs to be more effective in improving competence in reading song lyrics.

Keywords: classroom action research, reading, group discussions

 

Abstrak

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Keterampilan ini sangat penting dikuasai mengingat mayoritas referensi yang ada di dunia ini berbentuk teks tulis. Peserta didik di kelas XI Agama MAN 4 Jakarta memiliki tingkat kompetensi membaca yang rendah sehingga membutuhkan tindakan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Dengan menggunakan pola Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mctaggart metode diskusi kelompok dipilih sebagai metode belajar yang diharapkan mampu membantu peserta didik dalam membaca lirik lagu yang memiliki kompleksitas teori yang tinggi. PTK yang dilaksanakan dalam tiga siklus terdiri dari enam kali pertemuan ini menggunakan metode pengambilan data dengan cara observasi, studi pustaka dan tes. Hasil interpretasi data menunjukkan metode diskusi kelompok tidak cukup efektif dalam meningkatkan kompetensi membaca lirik lagu.

Kata kunci: penelitian tindakan kelas, membaca, diskusi kelompok


Pendahuluan

Era global merupakan masa di mana relasi manusia menjangkau pergaulan tingkat dunia. Jarak yang jauh tidak lagi menjadi kendala kecepatan berkomunikasi.  Perbedaan bangsa tidak pula menjadi halangan untuk melakukan kerja sama. Peran Bahasa Inggris yang banyak digunakan di berbagai negara di dunia menjadikan Bahasa Inggris menjadi Bahasa internasional. Bahasa Inggris telah menyatukan masyarakat dunia yang berbeda-beda bahasa. Dengan adanya Bahasa internasional ini, informasi perkembangan pengetahuan yang disajikan dalam literasi Bahasa Inggris menjadi bisa dipahami oleh seluruh bangsa di dunia. Singkat kata, siapa pun bisa berkompetisi dalam persaingan global dengan kemampuan aktif berbahasa Inggris.

Dalam kurikulum nasional Indonesia baik Kurikulum 2013, Kurikulum Esensial ataupun Kurikulum Merdeka yang sama-sama berlaku saat ini, Bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat SMA/MA. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan Pendidikan nasional Indonesia yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dalam pasal 3 menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Mengingat pentingnya peran Bahasa Inggris dan tujuan Pendidikan di atas maka keberlangsungan pembelajaran Bahasa Inggris yang aktif, kreatif dan menyenangkan selama masa new normal pasca pandemic Covid 19 harus dipertahankan. Pemerintah dalam hal ini melalui empat kementerian mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri); Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, HK.01.08/MENKES/6678/202 (Admin, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2021) dan Nomor 443-5847 Tahun 2021 tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang dilakukan dengan 1). Pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan/atau 2). Pembelajaran jarak jauh. Pedoman ini digunakan sebagai acuan dasar pelaksanaan pembelajaran dengan mempertimbangkan kondisi darurat setiap daerah dan Madrasah yang berbeda. Kebijakan lain yang dikeluarkan pemerintah adalah dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan teknologi Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Peraturan ini mengatur tentang kewenangan sekolah untuk memilih salah satu dari kurikulum yang berlaku, yakni Kurikulum 2013 yang disempurnakan, Kurikulum Esensial/Darurat dan Kurikulum Merdeka sesuai kondisi masing-masing sekolah.

Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta sebagai salah satu Madrasah di bawah naungan Kementerian Agama menggunakan metode pembelajaran luar dan dalam jaringan selama masa new normal atau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan menggunakan Kurikulum Esensial. Dengan jadwal yang disusun peserta didik hadir di Madrasah secara bergantian sesuai tingkatan kelas.  Dalam satu minggu peserta didik mengalami dua metode pembelajaran, yakni dalam jaringan dan luar jaringan. Kebijakan ini efektif menekan laju penularan Covid 19 namun menurunkan banyak konsekuensi seperti rendahnya tingkat daya serap dan partisipasi peserta didik. Hal ini terjadi hampir di seluruh mata pelajaran tak terkecuali Bahasa Inggris, khususnya di kelas XI Agama.

Kendala tersebut khususnya terjadi tidak hanya dalam keterampilan berbahasa yang produktif yakni berbicara dan menulis tetapi juga dalam keterampilan berbahasa yang passive yakni membaca dan mendengarkan. Penurunan ini terjadi dikarenakan keterbatasan metode yang bisa dilakukan serta keterbatasan-keterbatasan lainnya seperti media belajar dan durasi jam pelajaran. Metode pembelajaran dalam dan luar jaringan yang selama ini digunakan tidak cukup memfasilitasi peserta didik untuk bersikap aktif berkomunikasi lisan dan tulis. Waktu yang terbatas dan sinyal provider yang tidak stabil menjadi kendala lain dalam interaksi antara peserta didik dengan guru dan kon kiasi antar peserta didik itu sendiri.

Secara umum menurut data yang dimiliki oleh peneliti, peserta didik kelas XI Agama memiliki kompetensi keterampilan membaca yang rendah dengan rincian 46,7% peserta didik memiliki kompetensi di atas rata-rata, 5% peserta didik memiliki kompetensi sedang dan 36,7 peserta didik memiliki kompetensi di bawah rata-rata. Angka 36,7% tentunya angka yang besar dan membutuhkan tindakan perbaikan.

Sebagai langkah konkret, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Agama untuk melakukan perbaikan kompetensi belajar khususnya pada keterampilan membaca dengan mencoba melakukan perbaikan dengan memilih metodologi pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik dan Kompetensi Dasar.

Dalam Kurikulum Esensial pemerintah menjadikan text sebagai basis kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik di SMA/MA. Setidaknya, terdapat 11 jenis teks yang harus dikuasai peserta didik, antara lain genre text yang meliputi Review, Discussion, Hortatory, Report, Descriptive, Recount, Narrative, Analytical, Procedure, Explanation dan short functional text seperti Personal Letter/Surat Pribadi, Surat Lamaran Pekerjaan/Application Letter, Caption, Brosur/Brochure, Puisi/Poem, Format isian/Form dan Lirik Lagu/Song. Dalam kurikulum tersebut lirik lagu merupakan Kompetensi dasar yang diajarkan di setiap level (X, XI dan XII).

Lirik lagu merupakan media belajar yang lazim digunakan sebagai media belajar Bahasa Inggris khususnya pada pengembangan kosa kata studi ilmiah yang dilakukan oleh Suzanne L Medina menunjukkan bahwa music (lirik lagu) dapat membantu pembelajaran kosa kata, tata bahasa, ejaan dan mampu mengembangkan keterampilan linguistic dalam semua ranah keterampilan berbahasa (Admin, IDN Times, 2018). Selain itu belajar dengan menggunakan lagu juga bisa menghadirkan rasa senang dan menimbulkan kenyamanan sebagai dampak dari fungsi dari lagu yakni menghibur.

Perbedaan lirik lagu dari genre teks lainnya terdapat pada struktur dan kaidah kebahasaan yang digunakan. Pertama struktur teks, struktur teks dalam genre teks umumnya baku, harus mengikuti kaidah yang berlaku sementara struktur lagu tidak bersifat kaku dan sama meskipun pada umumnya setiap lagu memiliki verse, chourse dan bridge (Sandi, 2022). Kedua tata bahasa, jika genre teks umumnya menggunakan bahasa baku, terdiri dari satu atau dua tenses, bermakna apa adanya maka lirik lagu biasa menggunakan bahasa slank, tidak terpaku pada satu atau dua tenses saja, serta lazim menggunakan bahasa kiasan (Sudarwati & Grace, 2015).

Setidaknya ada tiga poin yang harus dipahami oleh pembelajar saat memahami lirik lagu yakni menganalisis kata, pesan lagu, dan mengumpulkan informasi pada lirik lagu (Admin, Kelas Pintar, 2020). Selain tiga poin tersebut terdapat cara lain dalam memahami lirik lagu yakni pembaca hendaknya fokus pada pemahaman kata-kata, frase, kalimat dan idiom (Kharti, 2018). Jika kita perhatikan cara ini lebih menekankan pemahaman kata-kata (diksi) dan gaya bahasa.

Membaca merupakan proses kognitif yang berupaya untuk menemukan informasi yang terkandung dalam tulisan. Membaca bukan sekadar melihat kumpulan huruf yang berupa kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana, tetapi membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang-lambang tertulis yang bermakna sehingga pesan penulis dapat dipahami oleh pembaca (Dalman, 2013). Oleh karenanya sejak kecil manusia harus belajar membaca sebagai prasyarat mempelajari ilmu pengetahuan secara formal di sekolah (Abdurrahman, 2012).

Sebagai sebuah aktifitas membaca juga dilakukan untuk memperoleh informasi yang terkandung dalam sebuah bahan bacaan. Dengan membaca maka pembaca akan mendapatkan input sebuah produk membaca yaitu pemahaman isi bacaan (Abidin, 2012). Dan meskipun membaca merupakan aktifitas pasif tetapi sebagai dalam keterampilan di sekolah membaca terbagi dalam beberapa jenis sesuai dengan tujuannya, yakni membaca cepat, membaca pemahaman dan membaca kritis (Tarigan, 2015).

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan di satuan pendidikan tingkat SMA/MA membaca memiliki tujuan pemahaman teks. Hal ini terkait erat dengan salah satu tujuan pendidikan yakni pembentukan karakter bangsa Indonesia yang literatif demi mewujudkan kompetensi bangsa Indonesia yang berdaya saing global (Admin Semiva, 2020).

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan jika membaca lirik lagu merupakan kegiatan membaca yang berjenis memahami. Hal ini sesuai dengan karakter lagu yang memiliki irama dan ritme yang berbeda satu sama lain dan tidak memerlukan reaksi seperti mengkritisi.

Diskusi kelompok merupakan bagian dari metode diskusi yaitu cara menyampaikan materi pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan oleh guru (Admin, 2015).

Diskusi Kelompok sebagai salah metode belajar merupakan sebuah metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik yang membentuk kelompok-kelompok kecil guna menjalankan kegiatan mendiskusikan suatu hal atau isu, kemudian saling bertukar pikiran (Sudiyono, 2021). Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model student center diskusi kelompok bisa menjadi salah satu pilihan metode belajar yang melibatkan keaktifan peserta didik agar bekerja sama dan berkolaborasi dalam kelompok. Pembentukan kelompok ini dimaksudkan agar peserta didik memiliki kesempatan untuk menyampaikan pengetahuannya masing-masing baik dalam memecahkan masalah, berbagi pengalaman ataupun pengambilan keputusan. Dalam Diskusi Kelompok terdapat seorang pemimpin yang bertugas sebagai moderator untuk menentukan jalannya diskusi.

Atas dasar kebutuhan perbaikan kompetensi peserta didik dan menyesuaikan karakter Kompetensi Dasar di atas peneliti memutuskan untuk Melakukan Penelitian Tindakan Kelas pada kelas XI Agama dengan berfokus pada keterampilan membaca dengan rumusan masalah: 1). Bagaimana cara yang tepat menggunakan metode Diskusi kelompok    untuk meningkatkan kemampuan membaca lirik lagu pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas XI Agama MAN 4 Jakarta, 2). Bagaimana peningkatan kemampuan membaca lirik lagu pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas XI Agama MAN 4 Jakarta dengan judul Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Lirik Lagu Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI Agama MAN 4 DKI Jakarta Tahun Pelajaran 2021/2022.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis McTaggart yaitu sebuah penelitian yang dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu; perencanaan tindakan (action plan), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Keempat rangkaian kegiatan dilakukan dalam siklus berulang yang merupakan ciri penelitian tindakan dengan skema:

Gambar 1. Skema Penelitian Model Kemmis McTaggart

 

Empat rangkaian tersebut dilakukan melalui tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Total dari jumlah pertemuan Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi enam kali pertemuan dengan sembilan jam pertemuan. Adapun durasi satu jam pelajarannya adalah 30 menit. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2021-2022, tepatnya pada bulan 10 Mei 2022 sampai dengan 27 Mei 2022.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktifitas guru dan peningkatan kompetensi peserta didik dalam keterampilan berbahasa membaca dengan kompetensi dasar lirik lagu. Sebagai pengembangannya peneliti menggunakan tiga tema yang berbeda pada setiap siklusnya. Tema lagu yang digunakan pada siklus pertama adalah persahabatan, siklus kedua menggunakan tema perjuangan sedangkan pada siklus ketiga cinta yang bersifat universal.

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Agama MAN 4 Jakarta yang berjumlah 30 orang peserta didik yang terdiri atas 19 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.

Pengumpulan data yang dilakukan melalui beberapa cara, yakni observasi, studi pustaka, tes, analisis data dan interpretasi data. Pertama observasi, observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain seperti tidak adanya batas objek penelitian bisa berupa manusia dan juga benda atau alam semesta (Sugiyono, 2017).  Pada PTK ini observasi dilakukan pada aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Pengamatan ini dilakukan oleh kolaborator, dengan aspek yang diamati adalah: I. Proses Pembelajaran II. Langkah-langkah Dalam Pembelajaran Kerja Kelompok III. Penutup dan Refleksi.

Kedua studi pustaka, daftar pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut abjad (Admin, KBBI Daring, 2016). Aktifitas Studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku sumber dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini.

Ketiga tes, Menurut Sudijono tes adalah cara atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi (Sudijono, 2015). Dalam penelitian ini tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca lirik lagu adalah tes yang menggunakan pertanyaan berbentuk pertanyaan esai  

Keempat analisis data. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan cara mengorganisasikan, menjabarkan melakukan sintesa dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 2017).

Kelima interpretasi data, interpretasi data adalah tahapan yang dilakukan dengan tujuan mengaitkan hubungan antara berbagai variable penelitian dengan hipotesa penelitian antara diterima ataukah ditolak dengan menjelaskan hasil penelitian berdasarkan data dan informasi yang tersedia. Kegiatan ini dilakukan dengan membahas hasil penelitian dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan data lapangan yang akurat.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah teknik analisis kuantitatif deskriptif. Teknik ini dipilih karena data yang diperoleh bersifat numerik atau angka yang berhubungan dengan objektivitas proses belajar dan hasilnya. Data yang dihasilkan dari pengolahan data di atas selanjutnya di analisa dengan cara: 1). Persentase, 2). Menghitung persentase, 3). Membandingkan.

Membandingkan antara siklus I dan siklus II, siklus II dan siklus III dengan tabel dan grafik mengenai bagaimana aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok serta seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik pada kegiatan membaca.

Sedangkan indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik, memperoleh nilai > 78 (nilai KKM) atau dengan kata lain persentase ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 75%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus dapat dijelaskan sebagai berikut:

 

1.    Pra PTK

Penyusunan PTK berasal dari masalah yang ditemukan pada hasil proses belajar yang menekankan kemampuan membaca yang terdapat pada Kompetensi Dasar sebelumnya. Pada kegiatan tersebut peneliti menggunakan pengalaman peserta didik sebagai bahan ajar, yakni sebuah aktifitas pembelajaran dengan menggunakan pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sebagai materi bahan ajar. Dalam aktifitas berbicara dan menulis tercipta kelas belajar yang sangat aktif dan berkualitas. Namun terbalik di sisi lain, untuk keterampilan membaca peserta didik mengalami kesulitan untuk menentukan pikiran utama dan informasi pendukung yang terdapat dalam sebuah teks.

Lirik lagu sebagai media berkomunikasi yang lebih ekspresif memiliki karakter yang sangat berbeda dengan genre teks lainnya. Perbedaan mencolok tersebut antara lain, pertama jika genre teks harus menggunakan bahasa formal maka lirik lagu bisa menggunakan Bahasa non formal dan bahkan Bahasa slank. Kedua, teks bergenre selalu menggunakan kaidah kebahasaan yang ketat, sementara lirik lagu di posisi sebaliknya sering tidak mematuhi tata bahasa. Ketiga, ketiadaan atau kelangkaan penggunaan bahasa kiasan dalam teks genre di satu sisi dan banyaknya penggunaan bahasa kiasan pada lagu di sisi yang lain. Menyikapi kondisi tersebut, peneliti menyimpulkan tingkat kesulitan peserta didik dalam keterampilan membaca kompetensi Dasar lirik lagu akan bertambah sehingga dibutuhkan sebuah kegiatan pembelajaran yang disiapkan secara matang dan terprogres yakni metode belajar yang lebih mengaktifkan peserta didik untuk banyak melakukan aktifitas membaca. Peneliti lalu memutuskan untuk memilih metode diskusi kelompok sebagai metode yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan meningkatkan hasil belajar dengan keterampilan membaca. Sasaran dari penggunaan metode ini adalah keefektifan memahami teks dan mendiskusikannya dalam kelompok.

 

2.    Siklus Pertama

Pelaksanaan siklus pertama dilakukan dalam dua kali pertemuan. Menurut jadwal yang disusun oleh Wakabid Akademik pertemuan pertama dilaksanakan setiap hari Selasa dengan durasi 60 menit (2 X JP) sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan setiap hari Jumat dengan durasi 30 menit (1 X JP).

 

a.    Perencanaan

Pada siklus pertama, tindakan yang direncanakan untuk mengatasi permasalahan adalah sebagai berikut: 1). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus pertama dengan menggunakan metode diskusi kelompok. 2). Menyiapkan bahan ajar yang relevan berupa lirik lagu bertema persahabatan dengan metode yang akan digunakan. 3). Menyiapkan media form untuk survei guru 4). Menyiapkan media penilaian google form untuk jenis latihan membaca.

 

b.     Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus pertama pertemuan pertama dilaksanakan secara online dengan menggunakan aplikasi zoom dengan durasi 60 menit. Skenario pembelajaran dimulai dengan fase pendahuluan selama 5 menit. Peneliti melakukan salam dan berdoa lalu mengondisikan kelas dengan cara mengecek kesiapan peserta didik dan mengabsen. Selanjutnya peneliti memberikan apersepsi pada peserta didik dengan menanyakan pengalaman mereka mengenai konsep lirik lagu diikuti dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, peneliti menyampaikan lingkup, metode pembelajaran, teknik penilaian yang akan digunakan saat membahas materi lirik lagu dan memutar beberapa lagu yang populer bagi mereka serta mengajak mereka untuk menyanyikannya secara bersama-sama.

Pada fase ini peneliti juga melakukan proses pembelajaran dengan menggali pengalaman peserta didik tentang fungsi dan ketertarikan mereka terhadap lagu serta pengalaman mereka saat bernyanyi. Peneliti sangat yakin kalau pada tataran praktek sebenarnya teori ini sudah biasa digunakan oleh peserta didik. Oleh karenanya peneliti melanjutkan pembelajaran dengan menanggapi hasil penggalian pengalaman peserta didik dan mengaitkannnya dengan konsep lagu.

Dengan menggunakan metode berceramah peneliti lalu menjelaskan teori lirik lagu yang meliputi definisi, fungsi, struktur dan unsur kebahasaan. Setelah itu peneliti memutar video lagu bersub-title dan meminta peserta didik untuk ikut bernyanyi bersama seraya memahami isi lirik lagu.

Aktifitas berikutnya peneliti membagi peserta didik ke dalam enam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima anggota yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Ketua kelompok merupakan peserta didik yang memiliki kompetensi paling tinggi dan dinilai cakap menjadi moderator saat diskusi. Ketua kelompok maupun anggota kelompok dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan kompetensi kognisi.

Setelah peserta didik terbagi dalam beberapa kelompok mereka melanjutkan pembelajaran dengan membaca sebuah lirik lagu sederhana bertema persahabatan lalu mendiskusikan konten lagu tersebut dengan mengidentifikasi tema, fungsi, value, tone, tenses dan figurative speech dengan cara mengidentifikasi diksi baik penggunaan kata ataupun frase dan gramatika lirik. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelompok namun sebelumnya secara perorangan peserta didik harus membaca lirik lagu tersebut. Selama kegiatan ini berlangsung seluruh peserta didik harus terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Kegiatan diskusi ini dimaksudkan agar peserta didik saling mendiskusikan hasil pemahaman mereka terhadap bacaan lirik lagu sehingga terjadi cross check pemahaman.

Pada fase akhir pembelajaran peneliti meminta peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara classical, menanggapi dan mendiskusikannya. Terakhir peneliti menanyakan kesulitan peserta didik dalam memahami bacaan lirik lagu.

Pertemuan kedua merupakan tindakan lanjutan pertemuan pertama. Sama halnya dengan pertemuan pertama pada pertemuan kedua materi yang dipelajari adalah lagu. Namun kegiatan KBM kali ini sudah dilaksanakan secara offline di mana baik guru dan peserta didik bertemu dan berada di dalam satu ruang kelas.

Skenario pembelajaran dimulai dengan fase pendahuluan selama 10 menit. Pada kegiatan tersebut peneliti mengulang materi teori lirik lagu yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya dengan cara melempar beberapa pertanyaan kepada peserta didik dan sedikit memberikan penjelasan ulang. Pada fase kegiatan inti peserta didik diberi tugas untuk memahami lirik lagu secara perorangan untuk mencari tahu kefektifan kegiatan diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Dikarenakan durasi pembelajaran yang sangat terbatas (30 menit) maka peneliti mengefektifkan waktu dengan melakukan proses pembelajaran berupa apersepsi, penugasan, dan penutup. Lirik lagu yang digunakan pada pertemuan kedua ini masih menggunakan tema persahabatan sebagaimana tema pada pertemuan pertama siklus I.

 

c.       Pengamatan

Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator pada pertemuan pertama terfokus pada pendataan aktifitas yang dilakukan oleh peneliti yang mencakup 1). Apersepsi 2). Tujuan pembelajaran 3). Motivasi, 4). Penjelasan materi, 5). Pengelompokan peserta didik,6). Penugasan diskusi kelompok, 7). Presentasi kelompok, 8). Refleksi, 9). Evaluasi, dan 10). Penutup.

Hasil pengamatan pada pertemuan pertama ini berhasil mencatat:     

1.    Peneliti melaksanakan seluruh poin aktifitas yang seharusnya dilakukan sesuai dengan rencana dan aturan (meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan penutup).

2.    Peneliti membagi kelompok dengan menggunakan fasilitas ruang break out yang terdapat dalam aplikasi zoom meeting.

3.    Pada pertemuan pertama ini peserta didik belum mengikuti evaluasi atau tes.

Sedangkan dalam pertemuan kedua kolaborator mendapatkan fakta jika peneliti menitik beratkan aktifitas pembelajaran pada tes. Tes ini bertujuan untuk mengetahui ada/tidaknya dan berapa perubahan kompetensi yang terjadi pada peserta didik. Tes ini bersifat invidual dengan menggunakan google form.

Dari tes yang dilakukan dihasilkan data sebagai berikut:

1.    Skor nilai tertinggi adalah 24 dan skor nilai terrendah adalah 13

2.    Skor nilai rata-rata adalah 18.8333

3.    Skor nilai median adalah 19.0714285

4.    Skor nilai modus adalah 19.833

5.    Skor nilai deviasi adalah 3.122038827

Dari tabel distribusi frekuensi data berkelompok dapat diketahui pada siklus 1 terdapat 13 orang peserta didik atau 43.33 % yang memperoleh skor nilai di bawah skor nilai interval rata-rata dan diketahui bahwa ada 17 orang peserta didik atau 56.667 % yang memperoleh skor nilai diatas skor nilai rata-rata pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Siklus Pertama

Nilai

F

Xi

FiXi

Xi2

FXi2

13–14

3

13.5

40.5

182.25

546.75

15–16

5

15,5

77.5

240.25

1201.25

17–18

5

17.5

87.5

306.25

1531.25

1920

7

19.5

136.5

380.25

2661.75

21–22

6

21.5

129

462.25

2773.5

2324

4

23.5

94

552.25

2209

If

30

∑FiXi= 565

∑FXi2 = 10923.5

 

Jika KKM berada pada skor 78 dan nilai skor maksimal tes berada pada skor 30 maka KKM berada di skor 23. Dengan demikian pada siklus pertama ini terdapat 4 peserta mencapai KKM dan sisanya 26 peserta didik masih di bawah KKM.

 

d.     Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan di kelas, selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil refleksi antara peneliti dan kolaborator pada siklus pertama menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1.    Pada saat zoom class banyak siswa tidak komunikatif dengan mematikan kamera

2.    Proses break out memakan waktu lama

3.    Durasi 3 X JP (90 menit) tidak cukup sehingga diskusi kurang efektif. Hal tersebut berakibat kurang terlibatnya anggota kelompok dalam berdiskusi

4.    Terdapat 40 % peserta didik yang pasif dalam berdiskusi dikarenakan masih rendahnya tingkat pemahaman tentang konsep figurative speech.

5.    Peserta didik nampak antusias mengerjakan aktifitas pengerjaan latihan.

6.    Hasil tes menunjukkan masih tingginya prosentase peserta didik yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas, yakni 43,3%

7.    Pada umumnya proses pembelajaran berjalan dengan baik.

 

e.    Rekomendasi

Pada siklus pertama ini kolaborator memberikan rekomendasi kepada peneliti sebagai pedoman perbaikan pelaksanaan siklus kedua:

1.    Guru harus aktif mengingatkan peserta didik untuk membuka kamera.

2.    Peserta didik yang menutup kamera dengan alasan kendala signal ataupun lainnya dikontrol dengan dipanggil dan diberi tugas verbal.

3.    Manajemen waktu harus lebih ketat lagi dikarenakan proses break out yang memakan waktu.

 

3.    Siklus Kedua

a.    Perencanaan                   

Pada siklus kedua, tindakan perencanaan yang direncanakan adalah 1). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus kedua dengan materi lagu dan menggunakan metode diskusi kelompok. 2). Menyiapkan bahan ajar yang relevan dengan metode yang akan digunakan berupa lirik lagu bertema perjuangan, 3). Menyiapkan media form untuk survei guru, 4). Menyiapkan media penilaian google form untuk jenis latihan membaca.

 

b. Pelaksanaan                                

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus kedua pertemuan pertama dilaksanakan dengan prosedur Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Pada pertemuan ini peserta didik melaksanakan review materi lirik lagu dengan memahami teks lirik lagu tema perjuangan dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan lirik lagu pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik juga diminta untuk mengidentifikasi theme, value, tenses, tone, function dan figurative speech yang terdapat pada lirik tersebut berpasangan dengan teman sebangku dan mendiskusinya secara klasikal dengan panduan peneliti.

Sementara itu pelaksanaan pertemuan kedua siklus kedua dilaksanakan secara offline atau pembelajaran langsung di mana guru dan peserta didik bertemu dalam sebuah ruang kelas. Kegiatan ini hanya terjadwal 1 X JP dengan durasi 30 menit namun karena mendapatkan jam tambahan 1 X JP maka durasi pembelajaran menjadi 2 X JP. Dalam prosesnya kegiatan difokuskan pada latihan individual untuk mengukur perkembangan kemampuan dalam memahami lirik lagu dengan menggunakan media google form yang telah disiapkan oleh peneliti pada aktifitas perencanaan. Namun sebelum dilaksanakannya kegiatan latihan, peserta didik melakukan presentasi hasil diskusi kelompok di pertemuan pertama. Setelah peserta didik dinyatakan selesai mengirimkan jawaban mereka, peneliti lalu menutup pembelajaran dengan berdiskusi bersama peserta didik dengan memberikan feedback berupa pertanyaan mendasar mengenai cara memahami lirik lagu.

 

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator untuk mendata aktifitas yang dilakukan oleh peneliti yang mencakup 1). Apersepsi 2). Tujuan pembelajaran 3). Motivasi, 4). Penjelasan materi, 5). Pengelompokan peserta didik,6). Penugasan diskusi kelompok, 7). Presentasi kelompok, 8). Refleksi, 9). Evaluasi, dan 10). Penutup.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator menghasilkan jika peneliti secara lengkap melaksanakan seluruh kegiatan dalam prinsip pembelajaran yang mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Peneliti juga melaksanakan seluruh aktifitas yang direncanakan dalam pra PTK.

Pengamatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini terfokus pada hasil tes. Tes yang bersifat invidual dengan menggunakan google form ini menghasilkan data sebagai berikut:

a.    Skor nilai tertinggi adalah 27 dan skor nilai terendah adalah 14

b.   Skor nilai rata-rata adalah 19.7

c.    Skor nilai median adalah 20.1667

d.   Skor nilai modus adalah 21.9444

e.    Skor nilai standar deviasi adalah 3.546732348

Dari tabel distribusi frekuensi data berkelompok dapat diketahui pada siklus 2 terdapat 13 orang peserta didik atau 43.33 % yang memperoleh skor nilai di bawah skor nilai interval rata-rata dan diketahui bahwa ada 14 orang peserta didik atau 46.667 % yang memperoleh skor nilai diatas skor nilai rata-rata. Dan sisanya 3 orang peserta didik atau 10% memperoleh skor nilai ada skor nilai interval rata-rata pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Siklus Kedua

Nilai

F

Xi

FiXi

Xi2

FXi2

14-15

4

14.5

58

210.25

841

16-17

7

16.5

115.5

272.25

1905.75

18–19

2

18.5

37

342.25

684.5

2021

6

20.5

123

420.25

2521.5

22–23

8

22.5

180

506.25

4050

2425

1

24.5

24.5

600.25

600.25

26-27

2

26.5

53

702.25

1404.5

If

30

∑FiXi= 591

∑FXi2 = 12007.5

 

Jika KKM berada pada skor 78 dan nilai skor maksimal tes berada pada skor 30 maka KKM berada di skor 23. Dengan demikian pada siklus kedua ini terdapat 11 orang peserta didik yang mencapai KKM dan sisanya 19 orang peserta didik masih di bawah KKM. Jika dibandingkan dengan fase sebelumnya terlihat adanya peningkatan capaian hasil belajar di atas KKM dari 4 orang menjadi 11 orang.

 

d. Refleksi

Hasil refleksi pertemuan pertama siklus kedua adalah sebagai berikut:

1.    Kegiatan memahami teks lirik lagu lebih kondusif dan efektif dikarenakan penggunaan waktu yang lebih efektif.

2.    Keterlibatan peserta didik secara umum juga semakin baik.

3.    Pendeknya durasi pembelajaran sangat membatasi durasi diskusi kelas atau aktifitas chross chek hasil pemahaman bacaan lirik lagu. Dalam diskusi yang dilakukan, penggunaan Bahasa Indonesia masih mendominasi.

4.    Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami unsur kebahasaan dalam lirik lagu. Jika pada siklus pertama kesulitan tertinggi terdapat pada pemahaman figurative speech maka pada siklus kedua ini terdapat pada tenses yang digunakan. Ini terjadi karena adanya beberapa jenis tenses dalam contoh lirik lagu yang digunakan.

5.    Secara umum kegiatan pembelajaran ini berjalan dengan baik.

 

e. Rekomendasi

Berikut adalah rekomendasi yang diberikan kolaborator untuk dijadikan pedoman perbaikan pada siklus ketiga:

1.    Penggunaan Bahasa Indonesia dilakukan hanya dalam kondisi terpaksa atau dengan mencampur Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dengan dominasi Bahasa Inggris.

2.    Guru harus lebih intens keliling ke kelompok-kelompok untuk mengetahui kesulitan setiap kelompok.

3.    Dilakukan pembekalan materi kepada ketua kelompok sebagai materi panduan dalam diskusi kelompok

 

4.    Siklus Ketiga

Berdasarkan hasil releksi siklus pada pertemuan sebelumnya maka rencana untuk siklus ketiga pertemuan pertama yaitu :

a.    Perencanaan

Pada siklus ketiga, tindakan yang direncanakan meliputi 1). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi lirik lagu bertema cinta universal dengan menggunakan metode diskusi kelompok, 2). Menyiapkan bahan ajar yang relevan dengan metode yang akan digunakan, 3). Menyiapkan media form untuk survei guru. 4). Menyiapkan media penilaian google form untuk jenis latihan membaca.

Adapun soal yang disiapkan peneliti mencakup theme, value, function, tenses, figurative speech dan tone menggunakan media google form.

 

b.   Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus ketiga pertemuan pertama dilakukan dengan pendahuluan selama 10 menit, dilanjut dengan kegiatan pembelajaran kegiatan inti yang meliputi review materi lirik lagu. Pada kegiatan ini peserta didik diminta untuk menganalisa kembali lirik lagu yang telah mereka analisa pada penugasan di pertemuan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan secara klasikal namun setiap pertanyaan harus dijawab oleh setiap perwakilan kelompok. Perwakilan kelompok terdiri dari seluruh anggota kelompok sehingga kesempatan berbicara tidak hanya milik ketua kelompok melainkan seluruh peserta didik. Diakhir pertemuan peneliti memberikan ulasan dan apresiasi atas hasil diskusi kelas peserta didik.

Dalam pertemuan kedua atau pertemuan terakhir PTK kegiatan pembelajaran diawali pendahuluan selama 5 menit lalu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang meliputi penilaian harian untuk Kompetensi Dasar lirik lagu. Diakhir pembelajaran peneliti menutup pembelajaran dengan menanyakan pengalaman belajar mereka selama berdiskusi kelompok serta meminta saran dan masukan.

 

c.    Pengamatan

Hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh kolaborator terhadap aktifitas peneliti menghasilkan data jika peneliti melakukan seluruh rangkaian pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegitan penutup.

Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada pertemuan kedua terfokus pada hasil tes. Adapun hasil tes memperoleh data sebagai berikut:

1.    Skor nilai tertinggi adalah 29 dan skor nilai terendah adalah 12

2.    Skor nilai rata-rata adalah 23.3667

3.    Skor nilai median adalah 23.833

4.    Skor nilai modus adalah 23.1667

5.    Skor nilai standar deviasi adalah 4.224177809

Dari tabel distribusi frekuensi data berkelompok dapat diketahui pada siklus 3  terdapat 10 orang peserta didik atau 33.333% yang memperoleh skor nilai di bawah skor nilai interval rata-rata dan diketahui bahwa ada 16 orang peserta didik atau 53.333% yang memperoleh skor nilai diatas skor nilai rata-rata. Dan sisanya 4 orang peserta didik atau 13.333 % memperoleh skor nilai ada skor nilai interval rata-rata pada Tabel 3.

Tabel 3: Hasil Siklus Ketiga

Nilai

F

Xi

FiXi

Xi2

FXi2

12–13

2

12.5

25

156.25

312.5

14–15

1

14.5

14.5

210.25

210.25

16–17

0

16.5

0

272.25

0

1819

0

18.5

0

342.25

0

20–21

3

20.5

61.5

420.25

1260.75

2223

8

22.5

180

506.25

4050

24–25

6

24.5

147

600.25

3601.5

26–27

6

26.5

159

702.25

4213.5

28–29

4

28.5

114

812.25

3249

If

30

∑FiXi= 701

∑FXi2 = 16897.5

 

Jika KKM berada pada skor 78 dan nilai skor maksimal tes berada pada skor 30 maka KKM berada di skor 23. Dengan demikian pada siklus ketiga ini terdapat 24 orang peserta didik telah mencapai KKM dan sisanya sebanyak 6 orang masih di bawah KKM. Terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang mencapai KKM yakni dari 11 orang menjadi 24 orang atau terjadi peningkatan dari 4 orang di siklus pertama menjadi 24 orang di siklus ketiga.

 

d.   Refleksi

Hasil refleksi pertemuan pertama siklus kedua adalah sebagai berikut:

1. Pada siklus ini diskusi kelompok dapat dilakukan dengan lebih baik, peserta didik nampak lebih aktif.

2.    Peserta didik dan peneliti melaksanakan review materi lirik lagu dengan penuh semangat

3.    Peserta didik secara lisan mengakui metode diskusi kelompok membuat mereka lebih bisa berpartisipasi dan lebih mudah memahami lirik lagu

3. Peserta didik nampak bersemangat menyanyikan lirik lagu yang dijadikan sebagai bahan penilaian pada hari tersebut

4. Meski 70% peserta didik memiliki kesulitan pemahaman mengenai konsep tenses namun secara umum pembelajaran hari ini berjalan dengan baik. Baik peneliti maupun peserta didik terlihat semangat melaksanakan kegiatan belajar mengajar

 

KESIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Agama MAN 4 Jakarta yang dilaksanakan dalam enam kali pertemuan dengan menggunakan metode diskusi kelompok tidak mampu meningkatkan hasil kompetensi yang disasar dikarenakan jam pelajaran hanya berdurasi 30 menit. Pendeknya durasi ini membuat aktifitas diskusi kelompok tidak efektif sehingga tingkat pencapaian kompetensi hanya mencapai 60% dari target 75%.

Saran

1.    PTK merupakan aktifitas yang sangat mendukung upaya guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas sekaligus juga upaya meningkatkan output yang dihasilkan. Tercapai ataupun tidak target yang dikehendaki oleh guru tidak mempengaruhi pentingnya pelaksanaan PTK. Oleh karena itu PTK harus dilakukan oleh semua guru.

2.    Meskipun hasil PTK yang dilaksanakan oleh peneliti tidak mencapai hasil yang signifikan namun terjadi perubahan peningkatan kemampuan membaca peserta didik. Hal ini dapat kita ketahui dari hasil siklus terakhir yang melaporkan terdapat 10 orang (sebelum PTK terdapat 11 orang) peserta didik dan 16 orang (sebelum PTK terdapat 14 orang) peserta didik memperoleh skor nilai diatas skor nilai rata-rata. Dan sisanya 4 orang (sebelum PTK terdapat 5 orang) peserta didik memperoleh skor nilai interval rata-rata. Hal ini dimungkinkan terjadi karena kegiatan berdiskusi kelompok yang hanya dilakukan satu kali dalam tiap siklusnya dan pendeknya durasi jam pelajaran.

3.    Menindaklanjuti kemungkinan pada poin dua maka sebaiknya treatment diskusi kelompok dilaksanakan dua kali dalam setiap siklusnya. Hal ini sesuai dengan besarnya jumlah peserta didik yang memiliki kompetensi belajar rendah (mencapai 36,7%) sehingga dibutuhkan pelaksanaan treatment yang lebih banyak.


 

DAFTAR PUSTAKA

Iskandarwassid, & Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Admin. (2020, December Tuesday). Tips Pintar. Retrieved from Kelas Pintar: https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/memahami-pesan-dalam-lirik-lagu-song-lyrics-8709/

Admin Semiva. (2020, October Wednesday). Berita. Retrieved from SEVIMA: https://sevima.com/pengertian-literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-prinsip/

Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo.

Somadoyo, S. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Djajadisastra, J. (1982). Metode-Metode Mengajar. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Harmer, J. (2008). How to Taech English. ELT Journal, 313-316.

Kharti, I. S. (2018, Juni Senin). Ruang Guru. Retrieved from Konsep dan Tips Pelajaran: https://www.ruangguru.com/blog/belajar-bahasa-inggris-lewat-lagu

Iskandarwassid, & Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (2015). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Sudirman. (1992). ilmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Bunguin, B. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Loleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Loleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Sandi, I. R. (2022, Juni Jum'at). Kompas.com. Retrieved from Pintar: https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/10/140000069/lagu-song-pengertian-struktur-dan-kebahasaannya?page=all

Sudarwati, T., & Grace, E. (2015). Pathway To English. Jakarta: Erlangga.

Abidin, Y. (2012). Pembelejaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Abdurrahman, M. (2012). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudiyono. (2021). Metode Diskusi Kelompok dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Indramayu: Adab.

Admin. (2015, - -). Matra Pendidikan. Retrieved from PBM: https://www.matrapendidikan.com/2015/05/metode-diskusi-kelompok-pembelajaran.html

Admin. (2021, Desember Rabu). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Retrieved from -: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/12/keputusan-bersama-4-menteri-tentang-panduan-penyelenggaraan-pembelajaran-di-masa-pandemi-covid19

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Admin. (2016, - -). KBBI Daring. Retrieved from Cari: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/daftar%20pustaka

Sudijono, A. (2015). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Admin. (2018, Oktober Rabu). IDN Times. Retrieved from Life: https://www.idntimes.com/life/education/dita-3/7-tips-efektif-untuk-belajar-bahasa-inggris-lewat-lagu-c1c2?page=all

Admin. (2020, Desember Kamis). Kelas Pintar. Retrieved from Tips Pintar: https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/memahami-pesan-dalam-lirik-lagu-song-lyrics-8709/