Metode Diskusi
Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Lirik Lagu Dalam Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Kelas XI Agama
MAN 4 DKI Jakarta
Tahun Pelajaran 2021/2022
Halimatussa’diyah
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta,
Indonesia
Email: misshaya@man4-sch.id
Abstract
Reading is one of the language skills that
students must master. This skill is critical to master, considering that the
majority of references in this world are in the form of written text. Students
in class XI Religion MAN 4 Jakarta have a low level of reading competence, so
they need action to improve their competence. Using the Kemmis and Mctaggart
Classroom Action Research pattern, the group discussion method was chosen as a
learning method that is expected to assist students in reading song lyrics with
high theoretical complexity. PTK was carried out in three cycles of six
meetings and used data collection methods using observation, literature study,
and test. The data interpretation results show that the group discussion method
needs to be more effective in improving competence in reading song lyrics.
Keywords:
classroom action research, reading,
group discussions
Abstrak
Membaca merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Keterampilan ini sangat penting dikuasai mengingat mayoritas referensi yang ada
di dunia ini berbentuk teks tulis. Peserta didik di kelas XI Agama MAN 4
Jakarta memiliki tingkat kompetensi membaca yang rendah sehingga membutuhkan
tindakan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Dengan menggunakan pola
Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mctaggart metode diskusi
kelompok dipilih sebagai metode belajar yang diharapkan mampu membantu peserta
didik dalam membaca lirik lagu yang memiliki kompleksitas teori yang tinggi. PTK
yang dilaksanakan dalam tiga siklus terdiri dari enam kali pertemuan ini menggunakan
metode pengambilan data dengan cara observasi, studi pustaka dan tes. Hasil
interpretasi data menunjukkan metode diskusi kelompok tidak cukup efektif dalam
meningkatkan kompetensi membaca lirik lagu.
Kata kunci: penelitian
tindakan kelas, membaca, diskusi kelompok
Pendahuluan
Era global
merupakan masa di mana relasi manusia menjangkau pergaulan tingkat dunia. Jarak
yang jauh tidak lagi menjadi kendala kecepatan berkomunikasi. Perbedaan bangsa tidak pula menjadi halangan
untuk melakukan kerja sama. Peran Bahasa Inggris yang banyak digunakan di
berbagai negara di dunia menjadikan Bahasa Inggris menjadi Bahasa
internasional. Bahasa Inggris telah menyatukan masyarakat dunia yang
berbeda-beda bahasa. Dengan adanya Bahasa internasional ini, informasi
perkembangan pengetahuan yang disajikan dalam literasi Bahasa Inggris menjadi
bisa dipahami oleh seluruh bangsa di dunia. Singkat kata, siapa pun bisa
berkompetisi dalam persaingan global dengan kemampuan aktif berbahasa Inggris.
Dalam
kurikulum nasional Indonesia baik Kurikulum 2013, Kurikulum Esensial ataupun
Kurikulum Merdeka yang sama-sama berlaku saat ini, Bahasa Inggris menjadi salah
satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat SMA/MA. Hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan Pendidikan nasional Indonesia yang termaktub dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dalam pasal 3
menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Mengingat
pentingnya peran Bahasa Inggris dan tujuan Pendidikan di atas maka
keberlangsungan pembelajaran Bahasa Inggris yang aktif, kreatif dan
menyenangkan selama masa new normal pasca pandemic Covid 19 harus
dipertahankan. Pemerintah dalam hal ini melalui empat kementerian mengeluarkan
Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri); Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, HK.01.08/MENKES/6678/202
Madrasah
Aliyah Negeri 4 Jakarta sebagai salah satu Madrasah di bawah naungan
Kementerian Agama menggunakan metode pembelajaran luar dan dalam jaringan
selama masa new normal atau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)
dengan menggunakan Kurikulum Esensial. Dengan jadwal yang disusun peserta didik
hadir di Madrasah secara bergantian sesuai tingkatan kelas. Dalam satu minggu peserta didik mengalami dua
metode pembelajaran, yakni dalam jaringan dan luar jaringan. Kebijakan ini
efektif menekan laju penularan Covid 19 namun menurunkan banyak konsekuensi
seperti rendahnya tingkat daya serap dan partisipasi peserta didik. Hal ini terjadi
hampir di seluruh mata pelajaran tak terkecuali Bahasa Inggris, khususnya di
kelas XI Agama.
Kendala
tersebut khususnya terjadi tidak hanya dalam keterampilan berbahasa yang
produktif yakni berbicara dan menulis tetapi juga dalam keterampilan berbahasa
yang passive yakni membaca dan mendengarkan. Penurunan ini terjadi
dikarenakan keterbatasan metode yang bisa dilakukan serta keterbatasan-keterbatasan
lainnya seperti media belajar dan durasi jam pelajaran. Metode pembelajaran
dalam dan luar jaringan yang selama ini digunakan tidak cukup memfasilitasi
peserta didik untuk bersikap aktif berkomunikasi lisan dan tulis. Waktu yang
terbatas dan sinyal provider yang tidak stabil menjadi kendala lain
dalam interaksi antara peserta didik dengan guru dan kon kiasi antar peserta
didik itu sendiri.
Secara umum
menurut data yang dimiliki oleh peneliti, peserta didik kelas XI Agama memiliki
kompetensi keterampilan membaca yang rendah dengan rincian 46,7% peserta didik
memiliki kompetensi di atas rata-rata, 5% peserta didik memiliki kompetensi
sedang dan 36,7 peserta didik memiliki kompetensi di bawah rata-rata. Angka
36,7% tentunya angka yang besar dan membutuhkan tindakan perbaikan.
Sebagai
langkah konkret, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Agama
untuk melakukan perbaikan kompetensi belajar khususnya pada keterampilan
membaca dengan mencoba melakukan perbaikan dengan memilih metodologi
pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik dan Kompetensi Dasar.
Dalam
Kurikulum Esensial pemerintah menjadikan text sebagai basis
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik di SMA/MA. Setidaknya,
terdapat 11 jenis teks yang harus dikuasai peserta didik, antara lain genre text
yang meliputi Review, Discussion, Hortatory, Report, Descriptive, Recount,
Narrative, Analytical, Procedure, Explanation dan short functional text
seperti Personal Letter/Surat Pribadi, Surat Lamaran Pekerjaan/Application
Letter, Caption, Brosur/Brochure, Puisi/Poem,
Format isian/Form dan Lirik Lagu/Song. Dalam kurikulum tersebut lirik lagu merupakan
Kompetensi dasar yang diajarkan di setiap level (X, XI dan XII).
Lirik lagu merupakan media belajar yang lazim digunakan sebagai media
belajar Bahasa Inggris khususnya pada pengembangan kosa kata studi ilmiah yang
dilakukan oleh Suzanne L Medina menunjukkan bahwa music (lirik lagu) dapat
membantu pembelajaran kosa kata, tata bahasa, ejaan dan mampu mengembangkan
keterampilan linguistic dalam semua ranah keterampilan berbahasa
Perbedaan lirik lagu dari genre teks lainnya terdapat pada struktur dan
kaidah kebahasaan yang digunakan. Pertama struktur teks, struktur teks dalam
genre teks umumnya baku, harus mengikuti kaidah yang berlaku sementara struktur
lagu tidak bersifat kaku dan sama meskipun pada umumnya setiap lagu memiliki verse,
chourse dan bridge
Setidaknya ada tiga poin yang harus dipahami oleh pembelajar saat
memahami lirik lagu yakni menganalisis kata, pesan lagu, dan mengumpulkan
informasi pada lirik lagu
Membaca merupakan proses kognitif
yang berupaya untuk menemukan informasi yang terkandung dalam tulisan. Membaca
bukan sekadar melihat kumpulan huruf yang berupa kata, kelompok kata, kalimat,
paragraf, dan wacana, tetapi membaca merupakan kegiatan memahami dan
menginterpretasikan lambang-lambang tertulis yang bermakna sehingga pesan penulis
dapat dipahami oleh pembaca
Sebagai sebuah aktifitas membaca juga dilakukan untuk memperoleh
informasi yang terkandung dalam sebuah bahan bacaan. Dengan membaca maka
pembaca akan mendapatkan input sebuah produk membaca yaitu pemahaman isi
bacaan
Sebagai salah
satu keterampilan berbahasa yang diajarkan di satuan pendidikan tingkat SMA/MA
membaca memiliki tujuan pemahaman teks. Hal ini terkait erat dengan salah satu
tujuan pendidikan yakni pembentukan karakter bangsa Indonesia yang literatif
demi mewujudkan kompetensi bangsa Indonesia yang berdaya saing global
Dari pemaparan
di atas dapat disimpulkan jika membaca lirik lagu merupakan kegiatan membaca
yang berjenis memahami. Hal ini sesuai dengan karakter lagu yang memiliki irama
dan ritme yang berbeda satu sama lain dan tidak memerlukan reaksi seperti mengkritisi.
Diskusi
kelompok merupakan bagian dari metode diskusi yaitu cara menyampaikan materi
pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan
masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan oleh guru
Diskusi
Kelompok sebagai salah metode belajar merupakan sebuah metode pembelajaran yang
melibatkan peserta didik yang membentuk kelompok-kelompok kecil guna menjalankan
kegiatan mendiskusikan suatu hal atau isu, kemudian saling bertukar pikiran
Atas dasar kebutuhan perbaikan kompetensi peserta didik dan menyesuaikan
karakter Kompetensi Dasar di atas peneliti memutuskan untuk Melakukan
Penelitian Tindakan Kelas pada kelas XI Agama dengan berfokus pada keterampilan
membaca dengan rumusan masalah: 1). Bagaimana cara yang tepat menggunakan
metode Diskusi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan membaca lirik lagu pada pembelajaran mata pelajaran
Bahasa Inggris di kelas XI Agama MAN 4 Jakarta, 2). Bagaimana peningkatan
kemampuan membaca lirik lagu pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di
kelas XI Agama MAN 4 Jakarta dengan judul Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Lirik Lagu Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Kelas XI Agama MAN 4 DKI Jakarta Tahun Pelajaran 2021/2022.
METODE
Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis McTaggart
yaitu sebuah penelitian yang dilaksanakan melalui empat tahap, yaitu;
perencanaan tindakan (action plan), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Keempat rangkaian
kegiatan dilakukan dalam siklus berulang yang merupakan ciri penelitian
tindakan dengan skema:
Empat
rangkaian tersebut dilakukan melalui tiga siklus, masing-masing siklus terdiri
dari dua kali pertemuan. Total dari jumlah pertemuan Penelitian Tindakan Kelas
ini meliputi enam kali pertemuan dengan sembilan jam pertemuan. Adapun durasi
satu jam pelajarannya adalah 30 menit. Penelitian dilakukan pada semester genap
tahun pelajaran 2021-2022, tepatnya pada bulan 10 Mei 2022 sampai dengan 27 Mei
2022.
Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui aktifitas guru dan peningkatan kompetensi peserta
didik dalam keterampilan berbahasa membaca dengan kompetensi dasar lirik lagu.
Sebagai pengembangannya peneliti menggunakan tiga tema yang berbeda pada setiap
siklusnya. Tema lagu yang digunakan pada siklus pertama adalah persahabatan,
siklus kedua menggunakan tema perjuangan sedangkan pada siklus ketiga cinta
yang bersifat universal.
Subyek
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Agama MAN 4 Jakarta yang berjumlah
30 orang peserta didik yang terdiri atas 19 orang laki-laki dan 11 orang
perempuan.
Pengumpulan
data yang dilakukan melalui beberapa cara, yakni observasi, studi pustaka, tes,
analisis data dan interpretasi data. Pertama observasi, observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan
teknik lain seperti tidak adanya batas objek penelitian bisa berupa manusia dan
juga benda atau alam semesta
Kedua studi
pustaka, daftar pustaka adalah daftar
yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang
ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut
abjad
Ketiga tes,
Menurut Sudijono tes adalah cara atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran
dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku atau prestasi
Keempat analisis data. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data dengan cara mengorganisasikan, menjabarkan melakukan sintesa
dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain
Kelima interpretasi data, interpretasi data adalah
tahapan yang dilakukan dengan tujuan mengaitkan hubungan antara berbagai
variable penelitian dengan hipotesa penelitian antara diterima ataukah ditolak
dengan menjelaskan hasil penelitian berdasarkan data dan informasi yang
tersedia. Kegiatan ini dilakukan dengan membahas hasil penelitian dengan cara
meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan data
lapangan yang akurat.
Teknik
pengolahan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
teknik analisis kuantitatif deskriptif. Teknik ini dipilih karena data yang
diperoleh bersifat numerik atau angka yang berhubungan dengan objektivitas
proses belajar dan hasilnya. Data yang
dihasilkan dari pengolahan data di atas selanjutnya di analisa dengan cara: 1).
Persentase, 2). Menghitung persentase, 3). Membandingkan.
Membandingkan antara siklus I dan siklus II, siklus II dan siklus III
dengan tabel dan grafik mengenai bagaimana aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode
diskusi kelompok serta seberapa besar
peningkatan hasil belajar peserta didik pada kegiatan membaca.
Sedangkan indikator
keberhasilan pada penelitian ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik sekurang-kurangnya 75% dari
jumlah peserta didik, memperoleh nilai
> 78 (nilai KKM) atau dengan kata lain persentase ketuntasan klasikal
sekurang-kurangnya 75%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan
ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pra PTK
Penyusunan PTK berasal dari masalah yang ditemukan pada hasil proses
belajar yang menekankan kemampuan membaca yang terdapat pada Kompetensi Dasar
sebelumnya. Pada kegiatan tersebut peneliti menggunakan pengalaman peserta
didik sebagai bahan ajar, yakni sebuah aktifitas pembelajaran dengan
menggunakan pengalaman peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sebagai materi
bahan ajar. Dalam aktifitas berbicara dan menulis tercipta kelas belajar yang
sangat aktif dan berkualitas. Namun terbalik di sisi lain, untuk keterampilan
membaca peserta didik mengalami kesulitan untuk menentukan pikiran utama dan
informasi pendukung yang terdapat dalam sebuah teks.
Lirik lagu sebagai media berkomunikasi yang lebih ekspresif memiliki
karakter yang sangat berbeda dengan genre teks lainnya. Perbedaan mencolok
tersebut antara lain, pertama jika genre teks harus menggunakan bahasa formal
maka lirik lagu bisa menggunakan Bahasa non formal dan bahkan Bahasa slank.
Kedua, teks bergenre selalu menggunakan kaidah kebahasaan yang ketat, sementara
lirik lagu di posisi sebaliknya sering tidak mematuhi tata bahasa. Ketiga,
ketiadaan atau kelangkaan penggunaan bahasa kiasan dalam teks genre di satu
sisi dan banyaknya penggunaan bahasa kiasan pada lagu di sisi yang lain. Menyikapi
kondisi tersebut, peneliti menyimpulkan tingkat kesulitan peserta didik dalam
keterampilan membaca kompetensi Dasar lirik lagu akan bertambah sehingga
dibutuhkan sebuah kegiatan pembelajaran yang disiapkan secara matang dan
terprogres yakni metode belajar yang lebih mengaktifkan peserta didik untuk
banyak melakukan aktifitas membaca. Peneliti lalu memutuskan untuk memilih
metode diskusi kelompok sebagai metode yang digunakan dalam pembelajaran yang
bertujuan meningkatkan hasil belajar dengan keterampilan membaca. Sasaran dari
penggunaan metode ini adalah keefektifan memahami teks dan mendiskusikannya
dalam kelompok.
2. Siklus Pertama
Pelaksanaan siklus pertama dilakukan dalam dua kali pertemuan. Menurut
jadwal yang disusun oleh Wakabid Akademik pertemuan pertama dilaksanakan setiap
hari Selasa dengan durasi 60 menit (2 X JP) sedangkan pertemuan kedua
dilaksanakan setiap hari Jumat dengan durasi 30 menit (1 X JP).
a. Perencanaan
Pada siklus pertama, tindakan yang direncanakan untuk mengatasi
permasalahan adalah sebagai berikut: 1). Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus pertama dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
2). Menyiapkan bahan ajar yang relevan berupa lirik lagu bertema persahabatan dengan metode yang akan digunakan. 3). Menyiapkan media form untuk survei guru 4). Menyiapkan media
penilaian google form untuk jenis latihan membaca.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus pertama pertemuan pertama dilaksanakan secara online dengan menggunakan aplikasi zoom dengan durasi 60 menit. Skenario pembelajaran dimulai dengan fase
pendahuluan selama 5 menit. Peneliti melakukan salam dan berdoa lalu mengondisikan kelas dengan
cara mengecek kesiapan peserta didik dan
mengabsen. Selanjutnya peneliti memberikan apersepsi pada peserta didik dengan
menanyakan pengalaman mereka mengenai
konsep lirik lagu diikuti dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi
yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir,
peneliti menyampaikan lingkup, metode pembelajaran, teknik penilaian yang akan
digunakan saat membahas materi lirik lagu dan memutar beberapa lagu yang
populer bagi mereka serta mengajak mereka untuk menyanyikannya secara
bersama-sama.
Pada fase ini
peneliti juga melakukan proses pembelajaran dengan menggali pengalaman peserta didik tentang fungsi dan ketertarikan
mereka terhadap lagu serta pengalaman mereka saat bernyanyi. Peneliti sangat yakin
kalau pada tataran praktek sebenarnya teori ini sudah biasa digunakan oleh
peserta didik. Oleh karenanya peneliti melanjutkan pembelajaran dengan
menanggapi hasil penggalian pengalaman peserta didik dan mengaitkannnya dengan
konsep lagu.
Dengan menggunakan
metode berceramah peneliti lalu menjelaskan teori lirik lagu yang meliputi
definisi, fungsi, struktur dan unsur kebahasaan. Setelah itu peneliti memutar
video lagu bersub-title dan meminta peserta didik untuk ikut bernyanyi
bersama seraya memahami isi lirik lagu.
Aktifitas
berikutnya peneliti membagi peserta didik ke dalam enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari lima anggota yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok.
Ketua kelompok merupakan peserta didik yang memiliki kompetensi paling tinggi
dan dinilai cakap menjadi moderator saat diskusi. Ketua kelompok maupun anggota
kelompok dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan kompetensi kognisi.
Setelah peserta
didik terbagi dalam beberapa kelompok mereka melanjutkan pembelajaran dengan
membaca sebuah lirik lagu sederhana bertema persahabatan lalu mendiskusikan
konten lagu tersebut dengan mengidentifikasi tema, fungsi, value, tone,
tenses dan figurative speech dengan cara mengidentifikasi
diksi baik penggunaan kata ataupun frase dan gramatika lirik. Kegiatan ini
dilaksanakan secara berkelompok namun sebelumnya secara perorangan peserta
didik harus membaca lirik lagu tersebut. Selama kegiatan ini berlangsung seluruh
peserta didik harus terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Kegiatan diskusi ini
dimaksudkan agar peserta didik saling mendiskusikan hasil pemahaman mereka
terhadap bacaan lirik lagu sehingga terjadi cross check pemahaman.
Pada fase akhir pembelajaran peneliti meminta peserta didik
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara classical, menanggapi dan
mendiskusikannya. Terakhir peneliti menanyakan kesulitan peserta didik dalam
memahami bacaan lirik lagu.
Pertemuan kedua merupakan tindakan lanjutan pertemuan pertama. Sama
halnya dengan pertemuan pertama pada pertemuan kedua materi yang dipelajari
adalah lagu. Namun kegiatan KBM kali ini sudah dilaksanakan secara offline
di mana baik guru dan peserta didik bertemu dan berada di dalam satu ruang
kelas.
Skenario pembelajaran dimulai dengan fase
pendahuluan selama 10 menit. Pada kegiatan tersebut peneliti mengulang materi teori lirik lagu yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya
dengan cara melempar beberapa pertanyaan kepada peserta didik dan sedikit memberikan penjelasan
ulang. Pada fase kegiatan inti peserta
didik diberi tugas
untuk memahami lirik lagu secara perorangan untuk mencari tahu kefektifan
kegiatan diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Dikarenakan durasi
pembelajaran yang sangat terbatas (30 menit) maka peneliti mengefektifkan waktu
dengan melakukan proses pembelajaran berupa apersepsi, penugasan, dan penutup. Lirik lagu yang
digunakan pada pertemuan kedua ini masih menggunakan tema persahabatan sebagaimana tema pada pertemuan pertama
siklus I.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator pada pertemuan
pertama terfokus pada pendataan aktifitas yang dilakukan oleh peneliti yang
mencakup 1). Apersepsi 2). Tujuan
pembelajaran 3). Motivasi, 4). Penjelasan materi, 5). Pengelompokan peserta
didik,
6). Penugasan diskusi kelompok, 7).
Presentasi kelompok, 8). Refleksi, 9). Evaluasi, dan 10). Penutup.
Hasil pengamatan pada pertemuan pertama ini berhasil mencatat:
1. Peneliti melaksanakan seluruh poin aktifitas yang seharusnya dilakukan
sesuai dengan rencana dan aturan (meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup).
2. Peneliti membagi kelompok dengan menggunakan fasilitas ruang break
out yang terdapat dalam aplikasi zoom meeting.
3. Pada pertemuan pertama ini peserta didik belum mengikuti evaluasi atau tes.
Sedangkan dalam pertemuan kedua kolaborator mendapatkan fakta jika
peneliti menitik beratkan aktifitas pembelajaran pada tes. Tes ini bertujuan
untuk mengetahui ada/tidaknya dan berapa perubahan kompetensi yang terjadi pada
peserta didik. Tes ini bersifat invidual dengan menggunakan google form.
Dari tes yang
dilakukan dihasilkan data sebagai berikut:
1.
Skor nilai tertinggi adalah 24 dan skor nilai terrendah adalah 13
2.
Skor nilai rata-rata adalah 18.8333
3.
Skor nilai median adalah 19.0714285
4.
Skor nilai modus adalah 19.833
5.
Skor nilai deviasi adalah 3.122038827
Dari tabel distribusi
frekuensi data berkelompok dapat diketahui pada siklus 1 terdapat 13 orang
peserta didik atau 43.33 % yang memperoleh skor nilai di bawah skor nilai
interval rata-rata dan diketahui bahwa ada 17 orang peserta didik atau 56.667 %
yang memperoleh skor nilai diatas skor nilai rata-rata pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Siklus
Pertama
Nilai |
F |
Xi |
FiXi |
Xi2 |
FXi2 |
13–14 |
3 |
13.5 |
40.5 |
182.25 |
546.75 |
15–16 |
5 |
15,5 |
77.5 |
240.25 |
1201.25 |
17–18 |
5 |
17.5 |
87.5 |
306.25 |
1531.25 |
19–20 |
7 |
19.5 |
136.5 |
380.25 |
2661.75 |
21–22 |
6 |
21.5 |
129 |
462.25 |
2773.5 |
23–24 |
4 |
23.5 |
94 |
552.25 |
2209 |
If |
30 |
∑FiXi= 565 |
∑FXi2 = 10923.5 |
Jika KKM
berada pada skor 78 dan nilai skor maksimal tes berada pada skor 30 maka KKM berada di skor
23. Dengan demikian pada siklus pertama ini
terdapat 4 peserta mencapai KKM
dan sisanya 26 peserta didik masih di bawah KKM.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan di kelas, selanjutnya
diadakan refleksi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil refleksi antara
peneliti dan kolaborator pada siklus pertama menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pada saat zoom class banyak siswa tidak komunikatif dengan
mematikan kamera
2. Proses break out memakan waktu lama
3. Durasi 3 X JP (90 menit) tidak cukup sehingga diskusi kurang efektif. Hal
tersebut berakibat kurang terlibatnya anggota kelompok dalam berdiskusi
4. Terdapat 40 % peserta didik yang pasif dalam berdiskusi dikarenakan masih
rendahnya tingkat pemahaman tentang konsep figurative speech.
5. Peserta didik nampak antusias mengerjakan aktifitas pengerjaan latihan.
6.
Hasil tes
menunjukkan masih tingginya prosentase peserta didik yang memiliki nilai di
bawah rata-rata kelas, yakni 43,3%
7. Pada umumnya proses pembelajaran berjalan dengan baik.
e. Rekomendasi
Pada siklus pertama
ini kolaborator memberikan rekomendasi kepada peneliti sebagai pedoman
perbaikan pelaksanaan siklus kedua:
1. Guru harus aktif mengingatkan peserta didik untuk membuka kamera.
2. Peserta didik yang menutup kamera dengan alasan kendala signal ataupun
lainnya dikontrol dengan dipanggil dan diberi tugas verbal.
3. Manajemen waktu harus lebih ketat lagi dikarenakan proses break out yang
memakan waktu.
3. Siklus Kedua
a.
Perencanaan
Pada siklus kedua, tindakan perencanaan yang direncanakan adalah 1). Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran siklus kedua dengan materi lagu dan menggunakan metode
diskusi kelompok. 2). Menyiapkan bahan ajar yang relevan dengan metode
yang akan digunakan berupa lirik lagu bertema perjuangan, 3). Menyiapkan
media form untuk survei guru, 4). Menyiapkan media penilaian google form
untuk jenis latihan membaca.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus kedua pertemuan pertama dilaksanakan dengan prosedur Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).
Pada pertemuan ini peserta didik melaksanakan review materi lirik lagu dengan
memahami teks lirik lagu tema perjuangan dengan tingkat kesulitan lebih tinggi
dibandingkan lirik lagu pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik juga diminta
untuk mengidentifikasi theme, value, tenses, tone, function
dan figurative speech yang terdapat pada lirik tersebut berpasangan
dengan teman sebangku dan mendiskusinya secara klasikal dengan panduan
peneliti.
Sementara itu pelaksanaan pertemuan kedua siklus kedua dilaksanakan secara
offline atau pembelajaran langsung di mana guru dan peserta didik bertemu dalam
sebuah ruang kelas. Kegiatan ini hanya terjadwal 1 X JP dengan durasi 30 menit
namun karena mendapatkan jam tambahan 1 X JP maka durasi pembelajaran menjadi 2
X JP. Dalam prosesnya kegiatan difokuskan pada latihan individual untuk
mengukur perkembangan kemampuan dalam memahami lirik lagu dengan menggunakan
media google form yang telah disiapkan oleh peneliti pada
aktifitas perencanaan. Namun sebelum dilaksanakannya kegiatan latihan, peserta
didik melakukan presentasi hasil diskusi kelompok di pertemuan pertama. Setelah
peserta didik dinyatakan selesai mengirimkan jawaban mereka, peneliti lalu
menutup pembelajaran dengan berdiskusi bersama peserta didik dengan memberikan feedback
berupa pertanyaan mendasar mengenai cara memahami lirik lagu.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator untuk mendata
aktifitas yang dilakukan oleh peneliti yang mencakup 1). Apersepsi 2). Tujuan pembelajaran 3).
Motivasi, 4). Penjelasan materi, 5). Pengelompokan peserta didik,
6). Penugasan diskusi kelompok, 7).
Presentasi kelompok, 8). Refleksi, 9). Evaluasi, dan 10). Penutup.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator menghasilkan jika
peneliti secara lengkap melaksanakan seluruh kegiatan dalam prinsip
pembelajaran yang mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Peneliti juga melaksanakan seluruh aktifitas yang direncanakan dalam
pra PTK.
Pengamatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini terfokus pada hasil tes.
Tes yang bersifat invidual dengan menggunakan google form ini
menghasilkan data sebagai berikut:
a.
Skor nilai tertinggi adalah 27 dan skor nilai terendah adalah 14
b.
Skor nilai rata-rata adalah 19.7
c.
Skor nilai median adalah 20.1667
d.
Skor nilai modus adalah 21.9444
e.
Skor nilai standar deviasi adalah 3.546732348
Dari tabel distribusi
frekuensi data berkelompok dapat diketahui pada siklus 2 terdapat 13 orang
peserta didik atau 43.33 % yang memperoleh skor nilai di bawah skor nilai
interval rata-rata dan diketahui bahwa ada 14 orang peserta didik atau 46.667 %
yang memperoleh skor nilai diatas skor nilai rata-rata. Dan sisanya 3 orang peserta didik atau 10% memperoleh skor nilai
ada skor nilai interval rata-rata pada
Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Siklus Kedua
Nilai |
F |
Xi |
FiXi |
Xi2 |
FXi2 |
14-15 |
4 |
14.5 |
58 |
210.25 |
841 |
16-17 |
7 |
16.5 |
115.5 |
272.25 |
1905.75 |
18–19 |
2 |
18.5 |
37 |
342.25 |
684.5 |
20–21 |
6 |
20.5 |
123 |
420.25 |
2521.5 |
22–23 |
8 |
22.5 |
180 |
506.25 |
4050 |
24–25 |
1 |
24.5 |
24.5 |
600.25 |
600.25 |
26-27 |
2 |
26.5 |
53 |
702.25 |
1404.5 |
If |
30 |
∑FiXi= 591 |
∑FXi2 = 12007.5 |
Jika KKM berada pada skor 78 dan nilai skor maksimal tes berada pada skor
30 maka KKM berada di skor 23. Dengan
demikian pada siklus kedua ini terdapat 11 orang peserta didik yang mencapai
KKM dan sisanya 19 orang peserta didik masih di bawah KKM. Jika dibandingkan
dengan fase sebelumnya terlihat adanya peningkatan capaian hasil belajar di
atas KKM dari 4 orang menjadi 11 orang.
d. Refleksi
Hasil refleksi pertemuan pertama siklus kedua adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan memahami teks lirik lagu lebih kondusif dan efektif dikarenakan
penggunaan waktu yang lebih efektif.
2. Keterlibatan peserta didik secara umum juga semakin baik.
3.
Pendeknya durasi
pembelajaran sangat membatasi durasi diskusi kelas atau aktifitas chross
chek hasil pemahaman bacaan lirik lagu. Dalam diskusi yang dilakukan,
penggunaan Bahasa Indonesia masih mendominasi.
4.
Peserta didik masih
mengalami kesulitan dalam memahami unsur kebahasaan dalam lirik lagu. Jika pada
siklus pertama kesulitan tertinggi terdapat pada pemahaman figurative speech
maka pada siklus kedua ini terdapat pada tenses yang digunakan. Ini terjadi
karena adanya beberapa jenis tenses dalam contoh lirik lagu yang digunakan.
5. Secara umum kegiatan pembelajaran ini berjalan dengan baik.
e. Rekomendasi
Berikut adalah
rekomendasi yang diberikan kolaborator untuk dijadikan pedoman perbaikan pada
siklus ketiga:
1.
Penggunaan Bahasa
Indonesia dilakukan hanya dalam kondisi terpaksa atau dengan mencampur Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia dengan dominasi Bahasa Inggris.
2.
Guru harus lebih
intens keliling ke kelompok-kelompok untuk mengetahui kesulitan setiap
kelompok.
3.
Dilakukan
pembekalan materi kepada ketua kelompok sebagai materi panduan dalam diskusi
kelompok
4.
Siklus Ketiga
Berdasarkan hasil releksi
siklus pada pertemuan sebelumnya maka rencana untuk siklus ketiga pertemuan
pertama yaitu :
a.
Perencanaan
Pada siklus ketiga, tindakan yang direncanakan meliputi 1). Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran materi lirik lagu bertema cinta universal dengan menggunakan
metode diskusi kelompok, 2). Menyiapkan bahan ajar yang relevan dengan metode
yang akan digunakan, 3). Menyiapkan media form untuk survei guru. 4). Menyiapkan media
penilaian google form untuk jenis latihan membaca.
Adapun soal yang disiapkan peneliti mencakup theme, value, function,
tenses, figurative speech dan tone menggunakan media google form.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
tindakan kelas pada siklus ketiga pertemuan pertama dilakukan dengan pendahuluan selama 10 menit, dilanjut dengan kegiatan pembelajaran kegiatan inti yang meliputi
review materi lirik
lagu. Pada kegiatan ini peserta didik diminta untuk menganalisa kembali lirik
lagu yang telah mereka analisa pada penugasan di pertemuan sebelumnya. Kegiatan
ini dilakukan secara klasikal namun setiap pertanyaan harus dijawab oleh setiap
perwakilan kelompok. Perwakilan kelompok terdiri dari seluruh anggota kelompok
sehingga kesempatan berbicara tidak hanya milik ketua kelompok melainkan
seluruh peserta didik. Diakhir pertemuan peneliti memberikan ulasan dan
apresiasi atas hasil diskusi kelas peserta didik.
Dalam pertemuan kedua atau pertemuan terakhir PTK kegiatan
pembelajaran diawali pendahuluan selama 5 menit lalu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang meliputi penilaian harian
untuk Kompetensi Dasar lirik lagu. Diakhir pembelajaran peneliti menutup
pembelajaran dengan menanyakan pengalaman belajar mereka selama berdiskusi
kelompok serta meminta saran dan masukan.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh kolaborator terhadap aktifitas
peneliti menghasilkan data jika peneliti melakukan seluruh rangkaian
pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegitan
penutup.
Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada pertemuan kedua terfokus pada
hasil tes. Adapun hasil tes memperoleh data sebagai berikut:
1. Skor nilai tertinggi adalah 29 dan skor nilai terendah
adalah 12
2.
Skor nilai rata-rata adalah 23.3667
3.
Skor nilai median adalah 23.833
4.
Skor nilai modus adalah 23.1667
5.
Skor nilai standar deviasi adalah 4.224177809
Dari tabel distribusi
frekuensi data berkelompok dapat diketahui pada siklus 3 terdapat 10 orang peserta didik atau 33.333%
yang memperoleh skor nilai di bawah skor nilai interval rata-rata dan diketahui
bahwa ada 16 orang peserta didik atau 53.333% yang memperoleh skor nilai diatas
skor nilai rata-rata. Dan sisanya 4 orang peserta didik
atau 13.333 % memperoleh skor nilai ada skor nilai interval
rata-rata pada Tabel 3.
Tabel 3: Hasil Siklus Ketiga
Nilai |
F |
Xi |
FiXi |
Xi2 |
FXi2 |
12–13 |
2 |
12.5 |
25 |
156.25 |
312.5 |
14–15 |
1 |
14.5 |
14.5 |
210.25 |
210.25 |
16–17 |
0 |
16.5 |
0 |
272.25 |
0 |
18–19 |
0 |
18.5 |
0 |
342.25 |
0 |
20–21 |
3 |
20.5 |
61.5 |
420.25 |
1260.75 |
22–23 |
8 |
22.5 |
180 |
506.25 |
4050 |
24–25 |
6 |
24.5 |
147 |
600.25 |
3601.5 |
26–27 |
6 |
26.5 |
159 |
702.25 |
4213.5 |
28–29 |
4 |
28.5 |
114 |
812.25 |
3249 |
If |
30 |
∑FiXi= 701 |
∑FXi2 = 16897.5 |
Jika KKM berada pada skor 78 dan nilai skor maksimal tes berada pada skor
30 maka KKM berada di skor 23. Dengan
demikian pada siklus ketiga ini terdapat 24 orang peserta didik telah mencapai
KKM dan sisanya sebanyak 6 orang masih di bawah KKM. Terjadi peningkatan jumlah
peserta didik yang mencapai KKM yakni dari 11 orang menjadi 24 orang atau
terjadi peningkatan dari 4 orang di siklus pertama menjadi 24 orang di siklus
ketiga.
d.
Refleksi
Hasil refleksi
pertemuan pertama siklus kedua adalah sebagai berikut:
1. Pada siklus ini
diskusi kelompok dapat dilakukan dengan lebih baik, peserta didik nampak lebih
aktif.
2. Peserta didik dan peneliti melaksanakan review materi lirik lagu dengan
penuh semangat
3. Peserta didik secara lisan mengakui metode diskusi kelompok membuat
mereka lebih bisa berpartisipasi dan lebih mudah memahami lirik lagu
3. Peserta
didik nampak bersemangat
menyanyikan lirik lagu yang dijadikan sebagai bahan penilaian pada hari
tersebut
4. Meski 70%
peserta didik memiliki kesulitan pemahaman mengenai konsep tenses namun secara
umum pembelajaran hari ini berjalan dengan baik. Baik peneliti maupun peserta
didik terlihat semangat melaksanakan kegiatan belajar mengajar
KESIMPULAN
Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI Agama MAN 4 Jakarta yang
dilaksanakan dalam enam kali pertemuan dengan menggunakan metode diskusi
kelompok tidak mampu meningkatkan hasil kompetensi yang disasar dikarenakan jam
pelajaran hanya berdurasi 30 menit. Pendeknya durasi ini membuat aktifitas
diskusi kelompok tidak efektif sehingga tingkat pencapaian kompetensi hanya
mencapai 60% dari target 75%.
Saran
1.
PTK merupakan aktifitas yang sangat mendukung
upaya guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas sekaligus juga
upaya meningkatkan output yang dihasilkan. Tercapai ataupun tidak target
yang dikehendaki oleh guru tidak mempengaruhi pentingnya pelaksanaan PTK. Oleh
karena itu PTK harus dilakukan oleh semua guru.
2.
Meskipun hasil PTK yang dilaksanakan oleh
peneliti tidak mencapai hasil yang signifikan namun terjadi perubahan
peningkatan kemampuan membaca peserta didik. Hal ini dapat kita ketahui dari hasil
siklus terakhir yang melaporkan terdapat 10 orang (sebelum PTK
terdapat 11 orang) peserta didik dan 16 orang (sebelum PTK terdapat 14 orang) peserta didik memperoleh skor nilai diatas skor nilai rata-rata. Dan sisanya 4 orang (sebelum PTK
terdapat 5 orang) peserta didik memperoleh
skor nilai interval rata-rata. Hal ini dimungkinkan terjadi karena kegiatan
berdiskusi kelompok yang hanya dilakukan satu kali dalam tiap siklusnya dan
pendeknya durasi jam pelajaran.
3.
Menindaklanjuti
kemungkinan pada poin dua maka sebaiknya treatment diskusi kelompok
dilaksanakan dua kali dalam setiap siklusnya. Hal ini sesuai dengan besarnya
jumlah peserta didik yang memiliki kompetensi belajar rendah
(mencapai 36,7%) sehingga dibutuhkan pelaksanaan treatment
yang lebih banyak.
Iskandarwassid, & Sunendar, D. (2008). Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya.
Admin. (2020, December
Tuesday). Tips Pintar. Retrieved from Kelas Pintar:
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/memahami-pesan-dalam-lirik-lagu-song-lyrics-8709/
Admin Semiva. (2020,
October Wednesday). Berita. Retrieved from SEVIMA:
https://sevima.com/pengertian-literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-prinsip/
Dalman. (2013). Keterampilan
Membaca. Jakarta: Raja Grafindo.
Somadoyo, S. (2011). Strategi
dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Djajadisastra, J. (1982). Metode-Metode
Mengajar. Bandung: Angkasa.
Arikunto, S. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Harmer, J. (2008). How to
Taech English. ELT Journal, 313-316.
Kharti, I. S. (2018, Juni
Senin). Ruang Guru. Retrieved from Konsep dan Tips Pelajaran:
https://www.ruangguru.com/blog/belajar-bahasa-inggris-lewat-lagu
Iskandarwassid, &
Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya.
Tarigan, H. G. (2015). Membaca
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Sudirman. (1992). ilmu
Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Bunguin, B. (2008). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Zed, M. (2004). Metode
Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Loleong, L. J. (2006). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Loleong, L. J. (2006). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Sandi, I. R. (2022, Juni
Jum'at). Kompas.com. Retrieved from Pintar:
https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/10/140000069/lagu-song-pengertian-struktur-dan-kebahasaannya?page=all
Sudarwati, T., &
Grace, E. (2015). Pathway To English. Jakarta: Erlangga.
Abidin, Y. (2012). Pembelejaran
Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Abdurrahman, M. (2012). Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudiyono. (2021). Metode
Diskusi Kelompok dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Indramayu: Adab.
Admin. (2015, - -). Matra
Pendidikan. Retrieved from PBM: https://www.matrapendidikan.com/2015/05/metode-diskusi-kelompok-pembelajaran.html
Admin. (2021, Desember
Rabu). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Retrieved from -:
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/12/keputusan-bersama-4-menteri-tentang-panduan-penyelenggaraan-pembelajaran-di-masa-pandemi-covid19
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Admin. (2016, - -). KBBI
Daring. Retrieved from Cari:
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/daftar%20pustaka
Sudijono, A. (2015). Pengantar
Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Admin. (2018, Oktober
Rabu). IDN Times. Retrieved from Life:
https://www.idntimes.com/life/education/dita-3/7-tips-efektif-untuk-belajar-bahasa-inggris-lewat-lagu-c1c2?page=all
Admin. (2020, Desember
Kamis). Kelas Pintar. Retrieved from Tips Pintar: https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/memahami-pesan-dalam-lirik-lagu-song-lyrics-8709/