HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA FANTASI PADA
SISWA KELAS VII MTSN 13 JAKARTA
Maryani*
Nani
Solihati**
Imam
Syafii***
*Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta, Indonesia
**Uhamka Jakarta, Indonesia
**Uhamka Jakarta, Indonesia
*E-mail:
maryanijuli@gmail.com
**E-mail:
nanisolihati@ac.id
***E-mail:
imamsafii2077@ac.id
Abstract
This research aims
to explain the relationship between achievement motivation and creative
thinking ability with the skills of writing fantasy story texts for
seventh-grade students of MTSN 13 Jakarta. The researcher conducted the
research with research subjects, namely class VII I MTSN 13 Jakarta, with a
total of 32 students. This research is a quantitative research using the
correlation method. The research problems are 1) is there a positive
relationship between students' achievement motivation (X1) and writing fantasy
story text skills (Y); 2) is there a positive relationship between creative
thinking ability (X2) and fantasy story writing skills (Y); 3) is there a
positive relationship between students' achievement motivation (X1) and
creative thinking ability (X2) together with writing fantasy story text skills
(Y). The results of the study can be described as follows: 1) there is a
positive relationship between students' achievement motivation (X1) and writing
text fantasy story skills (Y). This statement can be seen from the significance
level of 0.05; it is obtained that the t count is 5.122 > t table is 1.697.
2) There is a positive relationship between creative thinking ability (X2) and
writing fantasy story text skills (Y). This statement can be seen from the
significance level of 0.05; it is obtained that count is 4.911 > t table is
1.697. 3) There is a positive relationship between students' achievement
motivation (X1) and creative thinking ability (X2), together with writing
fantasy story text skills (Y). This statement can be seen from the significant
level of 0.05 obtained from F count 18.373 > F table 3.32.
Keywords: achievement
motivation, creative thinking ability, writing fantasy story text
Abstrak
Permasalahan yang diteliti yaitu hubungan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif terhadap kemampuan menulis teks cerita fantasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi
siswa kelas VII MTSN 13
Jakarta. Penelitian dilakukan
dengan subjek penelitian yaitu kelas VII I MTSN 13 Jakarta dengan
jumlah 32 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasi. Hasil penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi siswa (X1) dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y). Pernyataan ini dapat dilihat dari
taraf sifnifikan 0,05 diperoleh t hitung 5.122 > t tabel 1.697. 2) Ada hubungan yang
positif antara kemampuan berpikir kreatif (X2) dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y). Pernyataan ini dapat dilihat dari
taraf sifnifikan 0,05 diperoleh t hitung 4.911 > t tabel 1.697. 3) Ada hubungan yang
positif antara motivasi berprestasi siswa (X1) dan kemampuan berpikir kreatif (X2) secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y). Pernyataan ini dapat dilihat
dari taraf sifnifikan 0,05 diperoleh F hitung 18.373 > F tabel 3.32. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks cerita
fantasi dipengaruhi oleh motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif.
Kata
Kunci: motivasi berprestasi, kemampuan berpikir kreatif, keterampilan menulis teks cerita fantasi
PENDAHULUAN
Salah
satu keterampilan yang perlu diajarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan menulis teks cerita
fantasi. Hal ini tertuang dalam kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII yaitu Kompetensi Dasar (KD) 4.4 Menyajikan
gagasan kreatif dalam bentuk cerita
imajinasi (cerita fantasi) secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, penggunaan bahasa, atau aspek
lisan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menemukan permasalahan. Saat diminta untuk menulis
siswa kesulitan. Permasalahan ini ditemukan oleh guru pada kelas
VII I MTSN 13 Jakarta tahun ajaran
2021-2022. Nilai menulis
teks cerita fantasi siswa masih
ada yang di bawah KKM
75. Permasalahan
tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut bisa dipengaruhi oleh kurangnya motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Motivasi berprestasi merupakan faktor yang berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar individu atau siswa
(Mardiah
et al., 2018). Kemampuan berpikir kreatif siswa sangat
penting untuk diasah (Rhosalia, 2016). Sebab
kemampuan berpikir kreatif akan membantu
siswa untuk menyelesaikan masalah serta menjadikan siswa lebih terampil.
Harris
dan Hodges menyatakan menulis
merupakan unsur utama literasi sekaligus bagian yang penting untuk menjadi
orang yang literatif (Sukardi,
2012). Selanjutnya, seseorang
yang bisa menulis dengan baik biasanya
memiliki empat hal yaitu kerja
keras, tuntas, cerdas, dan ikhlas (Siswanto
& Ariani, 2016). Kemudian
orang yang bisa menulis tanpa terampil mengarang tidak akan memiliki arti
karena tidak ada hal yang bisa
dinikmati pembaca (Iskandar,
2012).
Dari
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa menulis merupakan sebuah kegiatan utama literasi yang bisa dicapai dengan kerja keras, tuntas,
cerdas, dan iklas sehingga karya tulisnya bisa dinikmati
oleh pembaca.
Berdasarkan pendapat Mahsun teks cerita
fantasi merupakan genre naratif yang menceritakan suatu peristiwa (Mahsun,
2014). Kemudian Nurgiyantoro menjelaskan cerita fantasi merupakan cerita yang menyajikan tokoh, plot, bahkan tema yang ada pada cerita masih belum terbukti
kebenarannya baik secara seluruh maupun sebagiannya (Nurgiyantoro,
2015). Ditambahkan
cerita fantasi merupakan menulis sebuah teks yang berisi hal-hal ajaib dengan menyajikan
tokoh-tokoh di luar nalar manusia (Kapitan
et al., 2018). Dari pendapat ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa cerita fantasi merupakan cerita yang ditulis berdasarkan imajinasi pengarang. Tokoh, alur, dan latar cerita dibuat
lebih menarik dengan menghadirkan hal-hal ajaib. Hal-hal ajaib tersebut
di luar nalar manusia sehingga kebenarannya tidak bisa dibuktikan.
Kegiatan menulis dapat diselesaikan
dengan baik bila siswa memiliki
motivasi untuk menulis. Salah satu kompetensi menulis yang memerlukan motivasi ialah keterampilan menulis teks cerita
fantasi. Motivasi dapat dimaknai sebagai energi pada diri seseorang yang menyebabkan munculnya kadar presistensi dan antusias ketika melaksanakan suatu kegiatan (Kompri, 2015). motivasi
berprestasi yaitu kondisi jiwa individu
yang mendorong serta mengarahkan tindakan yang berorientasi pada tujuan (Wahyudi, 2010). Berlandaskan
pendapat Uno, motivasi membuat seseorang untuk paham dan jelas mengenai perilaku seseorang termasuk perilaku siswa yang sedang belajar (Uno, 2016).
Hampir sama dengan pendapat
di atas, motivasi berprestasi dapat dilihat dari
diri seseorang dengan ciri-ciri orang tersebut tidak takut dengan kegagalan
(Arif, 2013). Berdasarkan
pendapat McCelland seseorang yang memiliki prestasi yang tinggi maka ia akan
terlihat berbeda (Stefani, 2013).
Motivasi berprestasi juga berhubungan dengan kemandirian belajar (Fitriani et al., 2020). Dijelaskan
pula oleh Goleman, motivasi dimaknai
sebagai hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan
dan menuntut menuju sasaran, mengambil inisiatif untuk melakukan suatu tindakan secara efektif, serta cara untuk mengantisipasi
kegagalan dan frustasi (Suparwadi & Sahrandi, 2021).
Disampaikan oleh Asadi, kreativitas merupakan bakat yang telah ada saat manusia
lahir (Ghasemi
et al., 2011). Kemudian kemampuan berpikir ialah aktivitas nalar yang reflektif, kritis dan kreatif, bertujuan pada proses kerja otak (intelektual)
(Iskandar,
2012). Berpikir merupakan
perkembangan ide dan konsep
pada dalam diri seseorang (Uloli
et al., 2016). Kkemampuan berpikir
kreatif ialah proses berpikir dengan melibatkan ide-ide yang baru, kemungkinan baru, memproduksi sesuatu yang baru yang orisinal (Iskandar,
2012). Menurut
Morgan berpikir merupakan kegiatan mengolah informasi baik secara mental maupun kognitif (Khodijah,
2014). Hal ini sejalan
dengan pendapat Siswanto bahwa kreativitas merupakan proses kreatif yang dipakai untuk menghasilkan
produk kreatif (Siswanto
& Ariani, 2016). Berpikir kreatif dimaknai sebagai kesiapan individu untuk mengeksplorasi sekaligus mengelaborasi suatu pemikiran secara terbuka yang berpijak pada orisinalitas, kelancaran, dan fleksibilitas yang muncul dari dalam diri
sendiri (Francsy,
2017). Apabila dilihat
dari uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif ialah kecerdasan
yang telah ada pada diri seseorang lalau berkembang seiring berjalannya waktu. Kreatif bisa berupa perilaku,
sikap, dan kebiasaan yang bisa menghasilkan sesuatu yang autentik untuk menyelesaikan permasalahan.
Penelitian ini bukanlah penelitian yang pertama. Telah ada beberapa penelitian
yang relevan. Pada penelitian
ini terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi siswa dengan hasil pembelajaran
IPS (Resti,
2014). Selanjutnya juga terdapat hubungan yang positif antara kemampuan berpikir kritis dengan kemampuan
hasil belajar IPS. Kemudian terdapat hubungan yang positif secara bersama antara motivasi berprestasi siswa dan kemampuan berpikir kritis dengan kemampuan
hasil belajar IPS. Penelitian yang telah dilakukan ini memiliki
relevansi yaitu variabel motivasi berprestasi siswa (X1). Dengan demikian sangat memungkinkan untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan variabel motivasi berprestasi siswa. Penelitian yang akan dilakukan memiliki kebaruan dengan penelitian sebelumnya. Yaitu pada pemilihan variabel X2 (kemampuan berpikir kreatif). Pada penelitian sebelumnya dilakukan pada kemampuan hasil belajar IPS namun pada penelitian yang akan dilakukan variabel Y (kemampuan menulis teks cerita
fantasi).
Berdasarkan penjelasan
di atas penulis merumuskan permasalahan yaitu:
1.
Apakah
terdapat hubungan motivasi berprestasi dengan keterampilan menulis teks cerita
fantasi pada siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta?
2.
Apakah
terdapat hubungan kemampuan berpikir kreatif dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi
pada siswa kelas VII MTSN
13 Jakarta?
3.
Apakah
terdapat hubungan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi
pada siswa kelas VII MTSN
13 Jakarta?
METODE
Penelitian ini telah dilaksanakan
pada bulan Mei sampai dengan Juni 2022. Penelitian dilakukan di tempat peneliti mengajar yaitu MTSN 13 Jakarta
pada siswa kelas VII I. Jumlah siswa kelas
VII I berjumlah 32 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 18 perempuan. Dengan komposisi perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan maka kemampuan menulis siswa dianggap
merata. Untuk menghindari bias penelitian maka peneliti melibatkan
guru Bahasa Indonesia kelas IX untuk
menilai hasil menulis teks cerita
fantasi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasi. Teknik pengambilan data
dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik nontes dilakukan lebih dahulu untuk mengukur
motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif. Kemudian teknik tes dilakukan dengan
untuk mengetes variabel kemampuan menulis teks cerita
fantasi serta hubungan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif dengan keterampilan menulis teks cerita
fantasi. Siswa kelas VII I diminta menulis teks cerita
fantasi. Peneliti memberi kebebasan tema cerita fantasi.
Hal ini dilakukan agar siswa bisa leluasa
mengekspresikan ide dalam bentuk tulisan. Kemudian teknik nontes diberikan
kepada siswa dalam bentuk angket.
Angket ini dikembangkan oleh peneliti. Untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas maka peneliti menguji pada kelas yang karakteristiknya sama yaitu kelas
VII J. Angket ini digunakan untuk mengukur variabel motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif. Angket motivasi berprestasi dibuat berdasarkan indikator tanggung jawab, mempertimbangkan risiko, umpan balik,
kreatif inovatif, waktu penyelesaian tugas, keinginan menjadi terbaik. Kemudian indikator berpikir kreatif yaitu, keterampilan berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan memerinci, dan keterampilan menilai. Indikator tersebut dikembangkan menjadi pernyataan dalam bentuk google form. Pernyataan yang disediakan
meliputi pernyataan sangat setuju (SS) skor 5, sesuai (S) skor 4, kurang setuju (KS) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) skor 1. Analisis data dilakukan dengan menguji dua hal
penting yaitu uji persyaratan analisis dan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yaitu apakah ada
hubungan antara motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi.
Kedua pengujian ini dilakukan dalam
taraf signifikasi tertentu kemudian dianalisis dengan cara analisis deskriptif
dan analisis inferensial. Pengolahan data dilakukan dengan program MS Excel dan SPSS versi
25.0. Pengujian persyaratan
analisis yang digunakan yaitu: Uji
normalitas, homogenitas,
dan linearitas. Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi, korekasi sederhana, dan korekasi ganda. Keberartian analisis regresi dan korelasi serta kelinearan diuji dengan taraf
signifikansi α=0,05.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan
dibahas hasil analisis data meliputi deskripsi data masing masing variabel, uji persyaratan analisis, uji hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan.
1.
Deskripsi
Data
Responden menulis teks cerita fantasi
yang ada sebanyak 32 siswa. Setelah dihitung secara keseluruhan menggunakan SPSS maka diperoleh skor total 2543. Setelah dihitung diperoleh nilai mean= 79.46, median=80.00,
modus= 89 range= 37, standar deviasi= 10.022, dan variasi= 100.451. Untuk skor tertinggi 97 dan skor terendah 60. Berdasarkan data distribusi frekuensi skor keterampilan menulis teks cerita fantasi
diketahui bahwa 9 responden atau 28.1% berada pada kelas interval skor rata-rata. Kemudian 11 responden atau 34.4% di bawah rata-rata. Selanjutnya 12 responden atau 37.5%
Responden motivasi berprestasi yang ada sebanyak 32 siswa dengan skor total 4165.
Setelah dihitung diperoleh
nilai mean= 130.15, median=131, modus= 89 range= 51, standar
deviasi= 12.523, dan variasi=
156.846 Untuk skor tertinggi 152 dan skor terendah 101. Berdasarkan data distribusi frekuensi skor angket motivasi
berprestasi diketahui bahwa 6 responden atau 18.7% berada pada kelas interval skor rata-rata. Kemudian 15 responden atau 46.6% di bawah rata-rata. Terakhir 11 responden atau 34.7% memperoleh skor tes di atas
rata-rata.
Instrumen berpikir kreatif yang ada sebanyak 32 butir dengan skor total 4080.
Setelah dihitung diperoleh
nilai mean= 127.50, median=125.50, modus=116, range= 51, standar
deviasi= 14.910, dan variasi=
222.323 Untuk skor tertinggi 151 dan skor terendah 100. Berdasarkan data distribusi frekuensi skor angket berpikir
kreatif diketahui bahwa 5 responden atau 16% berada pada kelas interval skor rata-rata. Kemudian 12 responden atau 37% di bawah rata-rata. Terakhir 15 responden atau 47% memperoleh skor tes di atas
rata-rata.
2. Uji
Persyaratan Analisis Data
Berikut penjelasan mengenai hasil uji normalitas.
a. Uji Normalitas
Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi
(Y)
Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25.0. Dari
hasil olah data diperoleh nilai signifikansi 0.200. Dengan demikian signifikansi 0,200 >
0,05. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas
Motivasi Berprestasi (X1)
Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25.0. Dari
hasil olah data diperoleh nilai signifikansi 0.200. Dengan demikian signifikansi 0,200 >
0,05. Dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi (X1) berdistribusi
normal.
c. Uji Normalitas
Kemampuan Berpikir Kreatif (X2)
Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 25.0. Dari
hasil olah data diperoleh nilai signifikansi 0,150. Dengan demikian signifikansi 0,150 >
0,05. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif (X2) berdistribusi normal.
Berikut penjelasan mengenai uji homogenitas.
a. Uji Homogenitas
Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi
(Y)
Dari perhitungan
yang telah dilakukan diperoleh hasil signifikansi keterampilan menulis teks cerita
fantasi adalah 0,854 jadi dapat disimpulkan
bahwa 0,854 lebih besar dari α= 0,05. H0 diterima dan Hı ditolak bermakna bahwa sampel terbukti
homogen.
b. Uji Homogenitas
Motivasi Berprestasi (X1)
Dari perhitungan
yang telah dilakukan diperoleh hasil signifikansi motivasi berprestasi adalah 0,893 jadi dapat disimpulkan
bahwa 0,893 lebih besar dari α= 0,05. H0 diterima dan Hı ditolak bermakna bahwa sampel terbukti
homogen.
c. Uji Homogenitas
Kemampuan Berpikir Kreatif (X2)
Dari perhitungan
yang telah dilakukan diperoleh hasil signifikansi berpikir kreatif adalah 0,272 jadi dapat disimpulkan
bahwa 0,272 lebih besar dari α= 0,05. H0 diterima dan Hı ditolak bermakna bahwa sampel terbukti
homogen.
3.
Pengujian
Hipotesis
a. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi
Pada Siswa Kelas VII MTSN 13 Jakarta. Dari hasil analisis regresi linear sederhana dari variabel bebas
yaitu motivasi berprestasi (X1) dan keterampilan
menulis teks cerita fantasi (Y) sebagai variabel terikat. Diperoleha hasil regresi b sebesar 0,547 dan konstanta a sebesar 8.326. Hubungan dua variabel ini
dapat dinyatakan dengan persamaan Ŷ= 8.326 +
0, 547. F hitung
26,232 lebih besar dari F tabel pada taraf nyata α = 0,05 sebesar 3,32. Model persamaan regresi sederhana menunjukkan signifikan. Selain itu juga dapat dibuktikan dengan kolom signifikan
bahwa 0,000< 0,05. Dengan
demikian, linearitas motivasi berprestasi terhadap keterampilan menulis teks cerita
fantasi siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta dipenuhi
secara linear. Hal ini membuktikan bahwa setiap kenaikan satu skor motivasi
berprestasi (X1) maka akan diikuti dengan
kenaikan skor keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y) siswa kelas VII MTSN 13
Jakarta. Hal ini berlaku untuk seluruh sampel
penelitian. Selain itu, dilakukan uji determinasi untuk menguji korelasi motivasi berprestasi (X1) dan keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y). Dari pengujian yang telah
dilakukan diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,683. Kemudian bila dilihat dari
koefisien korelasi menunjukkan koefisien korelasi yang sangat signifikan dan positif pada
α= 0,05 bisa dilihat dari perhitungan nilai t-hitung lebih besar dari
t-tabel 5, 122 > 1, 697. Kemudian
korelasi (r) sebesar 0,683 dengan Sig. (2-tailed) sebesar
0.000 < 0,05. Uji signifikansi koefisien
korelasi menunjukkan koefisien korelasi signifikan. Selanjutnya, nilai value korelasinya sebesar 0,683 ini tergolong ke dalam
kategori “Hubungan Kuat” Karena berada dalam tingkat antara
0,500 – 0,699. Dalam hal ini H0 ditolak dan Hı diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motivasi berprestasi (X1) dan variabel keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y). H0 menunjukkan tidak ada hubungan antara
variabel motivasi berprestasi (X1) dan variabel keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y) ditolak. Sedangkan Hı menyatakan terdapat hubungan antara variabel motivasi berprestasi (X1) dan variabel keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta diterima. Nilai (r) 0,683 dan nilai
R square 0,466 maka koefisien
determinasi sebesar 46,6%.
Nilai determinasi ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi memberikan kontribusi sebesar 46,6% pada keterampilan menulis teks cerita
fantasi. Bila siswa semakin tinggi
motivasi berprestasinya maka keterampilan menulis teks cerita
fantasi akan lebih baik pula.
b. Hubungan Kemampuan dengan Keterampilan Menulis Teks Cerita
Fantasi Pada Siswa Kelas
VII MTSN 13 Jakarta
Dari hasil analisis regresi sederhana terhadap variabel kemampuan berpikir kritis (X2) sebagai variabel bebas dan keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y) sebagai variabel bebas. Hasil regresi koefisien arah b sebesar 0,449 dan konstanta a
22,258. Bentuk hubungan kedua variabel dinyatakan dengan persamaan regresi Ŷ= 22,258
+ 0,449 X2.
Bila F hitung sebesar 24,114 lebih besar dari taraf
F tabel pada taraf nyata α= 0,05 sebesar 4,15. Bisa dilihat dari
data di atas menunjukkan bahwa model persamaan regresi sederhana tersebut secara statistik signifikan. Bila diamati dari
kolom signifikan yang menyatakan bahwa 0.000 < 0,05 bermakna signifikan. Linearitas kemampuan berpikir kreatif terhadap keterampilan menulis teks cerita
fantasi terpenuhi atau linear.
Diketahui koefisien korelasi (r) sebesar 0,688. Kemudian pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi tersebut menggunakan uji t. Berdasarkan uji signifikansi koefisien korelasi menunjukkan koefisien korelasi yang signifikan pada
α= 0,05 bisa diketahui
dari nilai Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0,00< 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X2 dengan variabel Y. Selanjutnya, nilai value korelasinya sebesar 0,668 ini tergolong ke
dalam kategori “Hubungan Sangat Kuat” karena berada
dalam tingkat antara 0,700 – 0,899. Dalam hal ini H0 ditolak
dan Hı diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kemampuan berpikir kreatif (X2) dan variabel keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta. H0 menunjukkan
tidak ada hubungan antara variabel kemampuan berpikir kreatif (X2) dan variabel keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta ditolak.
Sedangkan Hı menyatakan terdapat hubungan antara variabel kemampuan berpikir kreatif (X2) dan variabel keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta diterima.
Diketahui koefisien korelasi (r) yaitu 0,668 dan koefisien R Square 0, 446. Dapat diartikan bahwa kemampuan berpikir kreatif berkontribusi dengan keterampilan menulis teks cerita
fantasi sebesar 44,6%. Semakin baik kemampuan berpikir kreatif siswa maka semakin
baik pula keterampilan menulis teks cerita
fantasi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif (X2) dengan keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta. Ini membuktikan bila semakin tinggi kemampuan berpikir kreatif maka semakin
baik keterampilan siswa dalam menulis
teks cerita fantasi. Begitu sebaliknya bila semakin rendah kemampuan berpikir kreatif maka semakin
rendah pula keterampilan menulis teks cerita
fantasi siswa.
c. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Keterampilan Menulis Teks Cerita
Fantasi Pada Siswa Kelas
VII MTSN 13 Jakarta
Uji regresi ganda di atas menghasilkan persamaan regresi Ŷ= 0,553 +
0,346 X1 + 0,264 X2. Hal ini menandai
bahwa (a) konstanta sebesar 0,553 menyatakan bila variabel independen
dianggap tetap (konstan), maka rata-rata keterampilan menulis teks cerita fantasi
sebesar 0,553 (b) koefisien
regresi motivasi berprestasi 0,348 menandakan bila setiap penambahan
motivasi berprestasi akan meningkatkan keterampilan menulis teks cerita fantasi
siswa sebesar 0,346. (c) Koefisien regresi kemampuan berpikir kreatif sebesar 0, 264 menandakan bila setiap penambahan kemampuan berpikir kreatif akan meningkatkan
keterampilan menulis teks cerita fantasi
sebesar 0, 246.
Kadar kekuatan hubungan antara motivasi berprestasi (X1) dan kemampuan berpikir kreatif (X2) secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,748 dengan koefisien determinasi 0,559 dapat dimaknai bila 55,9% variasi yang terjadi pada variabel keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y) disebabkan oleh pengaruh
variabel motivasi berprestasi (X1) dan kemampuan berpikir kreatif (X2) secara bersama-sama. Sedangkan 44,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian yang dikelompokkan sebagai residu.
Diketahui bahwa F hitung sebesar 18,373 lebih besar dari
f tabel pada taraf nyata α= 0,05 sebesar 4,15.
Dari nilai yang diperoleh menunjukkan persamaan regresi ganda tersebut
secara statistik signifikan. Selain itu dapat dibuktikan
pada kolom signifikan yang menyatakan bahwa 0.000 < 0,05
yang bermakan signifikan dengan menolak H0 yang menyatakan tidak ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi (X1) dan kemampuan berpikir kreatif (X2) secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y) siswa kelas VII MTSN 13
Jakarta. Dalam hal ini Hı diterima
yaitu terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi (X1) dan kemampuan berpikir kreatif (X2) secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta. Dengan
koefisien korelasi ganda sebesar 0,748 maka diperoleh koefisien determinasi 0,559 atau 55,9%. Dalam hal ini dapat
dimaknai bila variasi yang terjadi pada keterampilan menulis teks cerita fantasi
(Y) disebabkan oleh pengaruh
variabel motivasi berprestasi (X1) dan kemampuan berpikir kreatif dengan kosntanta 0,553 sedangkan sisanya 44.1% disebabkan oleh variabel yang tidak diteliti.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi (X1) dan kemampuan berpikir kreatif (X2) secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks cerita
fantasi (Y) siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta diterima
dan teruji signifikan.
Dari hasil perhitungan
pengujian hipotesis, diperoleh fakta bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang signifikan. Hasil penelitian juga membuktikan bila ada hubungan
antara variabel motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif sebagai variabel bebas memiliki peranan terhadap keterampilan menulis teks cerita
fantasi sebagai variabel terikat. Penjelasan mengenai hubungan variabel bebas dan variabel terikat sebagai berikut:
1. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Keterampilan Menulis Teks Cerita Fantasi
Siswa Kelas VII MTSN 13 Jakarta
Hasil analisis
regresi dan korelasi antara motivasi berprestasi dan keterampilan menulis teks cerita
fantasi memiliki sebuah persamaan regresi Ŷ= 8,326+0,547 X1 dengan
koefisien korelasi 0,683. Saat diuji dengan
uji keberhasilan α= 0,05 memperlihatkan
bila motivasi berprestasi bisa memberi kontribusi pada keterampilan menulis teks cerita fantasi.
Variabel motivasi berprestasi miliki hubungan positif dan signifikan sebesar 46,6%. Variasi yang demikian terjadi pada keterampilan menulis teks cerita
fantasi siswa dapat dijelaskan melalui unsur motivasi
berprestasi. Dari uraian di
atas diketahui bila ada hubungan
positif antara variabel motivasi berprestasi dan variabel keterampilan menulis teks cerita fantasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bila semakin tinggi motivasi berprestasi siswa maka akan
semakin baik keterampilan menulis teks cerita fantasi
siswa tersebut. Hal ini juga selaras dengan pendapat McCelland seseorang yang memiliki prestasi yang tinggi maka ia
akan terlihat berbeda (Resti, 2014). Ia akan memiliki keinginan
yang kuat untuk lebih baik dari
apa yang telah dicapai. Kemudian ia akan berusaha
mencari peluang lain untuk untuk bisa
diberi kepercayaan pribadi dalam mencari
penyelesaian masalah yang perlu diselesaikan. Hal ini memiliki hubungan
dengan kemampuan menulis teks cerita
fantasi. Siswa yang diberi tantangan atau tugas menulis
teks cerita fantasi maka siswa
akan memiliki keinginan kuat untuk menyelesaikan tulisan dengan hasil yang baik.
Jadi hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Hal ini memperkuat hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Sri
Wulan Angraeni tahun 2015 yang berjudul Hubungan Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Kemampuan Menulis Narasi. Penelitian tersebut membuktikan bahwa motivasi berprestasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kemampuan menulis cerita fantasi.
Dari penjabaran
di atas dapat disimpulkan motivasi berprestasi memiliki hubungan dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi
siswa. Hal ini disebabkan oleh motivasi berprestasi yang ada dalam diri siswa
mampu mendorong siswa untuk bisa
menulis teks cerita fantasi dengan baik pula. Dengan demikian guru harus bisa menumbuhkan
sikap motivasi berprestasi dalam diri siswa.
2. Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Keterampilan Menulis Teks Cerita
Fantasi Siswa Kelas VII
MTSN 13 Jakarta
Hasil analisis
regresi dan korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan keterampilan menulis teks cerita fantasi
memiliki sebuah persamaan regresi Ŷ=
22,258+0,449 X2 dengan koefisien
korelasi 0,668. Saat diuji dengan uji keberhasilan α=0,05 memperlihatkan
bila kemampuan berpikir kreatif bisa berkontribus pada keterampilan menulis teks cerita fantasi.
Variabel kemampuan berpikir kreatif memiliki hubungan positif dan signifikan sebesar 44,6%. Variasi yang demikian terjadi pada keterampilan menulis teks cerita fantasi
siswa dapat dijelaskan melalui unsur kemampuan berpikir kreatif. Dari uraian di atas diketahui bila ada hubungan positif
antara variabel kemampuan berpikir kreatif dan variabel keterampilan menulis teks cerita fantasi
siswa kelas VII MTSN 13
Jakarta. Fakta ini dapat dimaknai bila semakin tinggi
kemampuan berpikir kreatif siswa maka
akan semakin baik keterampilan menulis teks cerita
fantasi siswa tersebut.
Hal ini memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Partiningsih, penelitian berjudul Hubungan Kemampuan Berpikir kreatif dan Penguasaan Konjungsi dengan Kemampuan Menulis Narasi. Terdapat hubungan yang positif kemampuan berpikir kreatif dengan kemampuan menulis narasi (Partiningsih,
2018).
Dari penjabaran
di atas dapat disimpulkan bahwa bila kemampuan berpikir kreatif siswa semakin baik
maka akan bisa meningkatkan keterampilan menulis teks cerita fantasi.
Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat
ditingkatkan dengan cara guru memberikan pembelajaran yang menantang dan mengasah kemampuan berpikir siswa. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, hal yang telah dilakukan dengan memberikan stimulus pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran abad 21 yaitu pembelajaran
berbasis kreatif dan inovatif. Pembelajaran telah dilakukan dengan memberikan soal-soal yang bermuatan kemampuan HOTS (High
Other Thinking Skill).
3. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Keterampilan Menulis Teks Cerita
Fantasi Siswa Kelas VII MTSN
13 Jakarta.
Dari hasil analisis regresi dan korelasi antara motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif secara bersama-sama terhadap keterampilan menulis teks cerita fantasi,
diperoleh persamaan regresi Ŷ= 0, 553 + 0,346 X1 + 0,264 X2 dengan koefisien korelasi 0,748. Kemudian pada uji
keberartian taraf kepercayaan α= 0,05 membuktikan
bila motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif secara bersama memberi peranan terhadap keterampilan menulis teks cerita
fantasi siswa sebesar 55,9%. Varian yang terjadi
keterampilan menulis teks cerita fantasi
siswa bisa dijelaskan secara bersama-sama melalaui kedua unsur variabel
yaitu motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif.
Dari persamaan
regresi motivasi berprestasi yaitu dengan meningkatkan motivasi berprestasi maka akan menyebabkan
peningkatan keterampilan menulis teks cerita
fantasi. Kemudian unsur kemampuan berpikir kreatif, yaitu dengan adanya
peningkatan kemampuan berpikir kreatif maka akan menyebabkan
peningkatan keterampilan menulis teks cerita
fantasi. Selain itu, dari analisis
hasil regresi ganda dapat diketahui
bila kedua variabel tersebut mampu memengaruhi keterampilan menulis teks cerita fantasi
jika dilakukan secara bersama-sama.
Dari uraian
di atas dapat disimpulkan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks cerita
fantasi, bisa dilakukan dengan cara meningkatkan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif secara bersama-sama. Bila siswa telah memiliki
motivasi berprestasi dalam dirinya maka
ia secara sadar bisa menyelesaikan
tugas menulis teks cerita fantasi
dengan sebaik-baiknya.
Karena siswa telah sadar apa yang harus ia lakukan
untuk menjadi yang terbaik. Kemudian bila siswa telah
memiliki kemampuan berpikir kreatif maka siswa akan
mampu menemukan ide untuk menulis. Karena siswa telah memiliki
kemampuan berpikir kreatif ia akan
menghasilkan ide menulis teks cerita fantasi
dari hal-hal yang ada di lingkungan hidupnya. Lalu melalui proses berpikir kreatif tersebut realitas akan bisa
diubah menjadi suatu rangkaian peristiwa menarik. Yaitu cerita yang fantasi yang memang di luar nalar manusia. Secara tegas dapat
disimpulkan bahwa motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif mempunya hubungan secara bersama-sama dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi
siswa kelas VII MTSN 13
Jakarta. Ada beberapa implikasi
penelitian yang bisa diidentifikasi sebagai berikut:
Pertama, secara empirik hubungan antara variabel bebas yaitu motivasi
berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif, telah terbukti kebenarannya dan kedua variabel bisa menjadi
determinan pada keterampilan
menulis teks cerita fantasi siswa kelas VII MTSN 13 Jakarta. Kedua, untuk meningkatkan
keterampilan menulis teks cerita fantasi
dan memiliki kadar positif dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, hanya melihat seberapa besar hubungan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi.
Maka penelitian ini masih memiliki
kekurangan yaitu tidak membahas faktor yang menyebabkan atau hal yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir kreatif. Melihat kekurangan ini maka perlu
diadakan penelitian lanjutan.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian
dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dan berpikir kreatif dengan keterampilan menulis teks cerita fantasi.
Hubungan ini terjadi baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan memiliki kemampuan berpikir kreatif yang baik maka keterampilan menulis teks cerita
fantasi akan baik pula. Hal ini disebabkan karena siswa telah memiliki
kesadaran tentang apa yang harus ia lakukan untuk
mencapai target menyelesaikan
tugas menulis. Kemudian siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif yang baik maka akan
mudah menemukan ide untuk menulis. Ide dapat diperoleh siswa dari hal-hal
yang ada di sekitarnya. Dengan kemampuan berpikir kreatif ide yang biasa saja akan
bisa dikembangkan menjadi rangkaian peristiwa yang luar biasa sehingga tercipta sebuah cerita fantasi yang baik pula.
Merujuk
pada kesimpulan serta saran
yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, penulis memberikan beberapa saran yang bisa dipertimbangkan.
1. Bagi Siswa
Siswa perlu mengembangkan diri dengan mengikuti kompetisi/lomba. Dengan demikian akan muncul motivasi
berprestasi dalam diri siswa. Motivasi
berprestasi juga dapat diperoleh siswa dengan membaca kisah tokoh-tokoh inspiratif. Kemudian siswa bisa membaca
sekaligus menganalisis karya sastra termasuk novel, puisi, cerpen, dan komik. Dengan banyak
membaca maka siswa akan memiliki
wawasan yang luas serta memperoleh referensi sehingga kemampuan berpikir kreatif akan meningkat.
Selain itu, siswa juga bisa berlatih menulis secara terus menerus.
Bisa jadi selama siswa memiliki
ide yang bagus namun belum tertuang dalam bentuk tulisan.
2. Bagi Guru
Dalam pembelajaran
di kelas maupun kegiatan di luar kelas, guru sebaiknya mampu memberikan motivasi. Motivasi yang dimaksud bisa secara
verbal mapun dalam bentuk keteladanan. Guru yang sering mengikuti kompetisi maka akan menjadi teladan/motivasi berprestasi yang baik bagi siswa.
Kemudian dalam pengajaran guru memberikan pengalaman belajar serta media dan strategi belajar yang tepat.
3. Bagi Sekolah/Madrasah
Sekolah/madrasah harus
secara giat mendorong siswa untuk bisa mengikuti
ajang kompetisi. Dorongan yang baik dari pihak sekolah
sekaligus kerja sama dengan orang tua maka siswa
akan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Kemudian pihak sekolah harus
memberi pelatihan kepada guru agar bisa melakukan pembelajaran yang bisa merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif, K. (2013). Hubungan antara motivasi
berprestasi dan flow akademik. Calyptra, 2(1), 1–12.
Fitriani, W., Haryanto, H., & Atmojo,
S. E. (2020). Motivasi Berprestasi dan Kemandirian Belajar Mahasiswa saat Pembelajaran
Daring. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 5(6),
828. https://doi.org/10.17977/jptpp.v5i6.13639
Francsy. (2017). Hubungan Kemampuan
Berpikir Kreatif dan Penguasaan Kata dengan Keterampilan Menulis Eksposisi
Bahasa Inggris. Jurnal Sosioreligi, 15(1), 46–53.
Ghasemi, F., Rastegar, A., Jahromi, R. G.,
& Marvdashti, R. R. (2011). The relationship between creativity and
achievement motivation with high school students’ entrepreneurship. Procedia
- Social and Behavioral Sciences, 30, 1291–1296.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.10.250
Iskandar. (2012). Psikologi Pendidikan
Sebuah Orientasi Baru. Gaung Persada Press.
Kapitan, Y. J., Harsiati, T., & Basuki,
I. A. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Cerita Fantasi Bermuatan
Nilai Pendidikan Karakter di Kelas VII. Jurnal Pendidikan, 3(1),
100–106.
Khodijah, N. (2014). Psikologi
Pendidikan. Raja Grafindo Persada.
Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran
Perspektif Guru dan Siswa. PT Remaja.
Mahsun. (2014). Teks dalam pembelajaran
bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Raja Grafindo Persada.
Mardiah, M., Refdinal, R., & Ridwan, R.
(2018). KORELASI KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
DENGAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN. JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN,
1(2), 67–74. https://doi.org/10.24036/jptk.v1i2.1223
Nurgiyantoro, B. (2015). Teori
Pengkajian Fiksi. (IX). Gadjah Mada University Press.
Partiningsih, S. (2018). Hubungan Kemampuan
Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konjungsi dengan Kemampuan Menulis Narasi. Jurnal
ISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 15(1), 57.
https://doi.org/10.36451/j.isip.v15i1.14
Resti, S. N. E. (2014). Hubungan
Motivasi Berprestasi Siswa Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa. Universitas Negeri Jakarta.
Rhosalia, L. A. (2016). KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF DALAM MENULIS NARATIF SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN
GAYUNGAN SURABAYA. Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 2(2), 166.
https://doi.org/10.26740/jrpd.v2n2.p166-174
Siswanto, W., & Ariani, D. (2016). Model
Pembelajaran Menulis Cerita. IKAPI.
Stefani, R. E. N. (2013). Hubungan
Motivasi Berprestasi Siswa Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Hasil
Belajar Pengetahuan Sosial (Ips) Siswa.
Sukardi, E. (2012). Pembelajaran Menulis.
Uhamka Press.
Suparwadi, & Sahrandi, A. (2021).
MENGENAL KONSEP DANIEL GOLEMAN DAN PEMIKIRANNYA DALAM KECERDASAN EMOSI. Al
Musyrif: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 1(1), 17–36.
Uloli, R., Prabowo, & Prastowo, T.
(2016). Kajian Konseptual Proses Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah. Prosiding
SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Saintek) Ke-1.
Uno, B. H. (2016). Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Bumi Aksara.
Wahyudi. (2010). MEMAHAMI MOTIVASI
BERPRESTASI SISWA Oleh Wahyudi (IP, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak).