PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU DENGAN METODE SYNCRONOUS DAN ASYNCRONOUS

 

Jenri Ambarita*

Ester Yuniati**

*Institut Agama Kristen Negeri Ambon, Indonesia

** Institut Agama Kristen Negeri Manado, Indonesia

*E-mail: jenriambarita7@gmail.com

**E-mail: esteryuniati7@gmail.com

 

Abstract

This study aims to determine the increase in teacher knowledge and skills in writing scientific articles through training and mentoring activities. This research is a type of participatory action research with the steps of activities ranging from diagnostics, action plans, action tacking, evaluation and reflection. This activity involved 20 teachers of Christian religious education which was carried out remotely using synchronous and asynchronous methods. This activity will be held on 4 – 20 February 2022. The required data collection is carried out through theoretical studies, interviews, observation and document assessment. The data collected will be analyzed using qualitative descriptive analysis techniques. The results showed that the training and mentoring carried out with synchronous and asynchronous methods was able to improve the knowledge and skills of the participants in writing scientific articles.

Keywords: scientific article, synchronous, asynchronous

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam penulisan artikel ilmiah melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian partisipatory action research dengan langkah-langkah kegiatan mulai dari diagnostic, action plan, action tacking, evaluasi dan refleksi. Kegiatan ini melibatkan 20 orang guru pendidikan agama Kristen yang dilaksanakan secara jarak jauh dengan metode synchronous dan asynchronous. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 – 20 Februari 2022. Pengumpulan data yang dibutuhkan dilakukan melalui kajian teori, wawancara, observasi dan penilaian dokumen. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan dengan metode synchronous dan asynchronous mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para peserta dalam penulisan artikel ilmiah.

Kata kunci:  artikel ilmiah, synchronous, asynchronous

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


PENDAHULUAN

Pengembangan karir merupakan bagian penting dari seorang guru profesional untuk terus menerus meningkatkan kualitasnya sebagai seorang pendidik. Jenjang karir guru meningkat ditandai dengan kenaikan pangkat dan jabatan. Akan tetapi ada banyak guru yang terhenti bahkan merasa kesulitan untuk naik pangkat.

Dalam beberapa kegiatan webinar yang dilaksanakan dengan guru-guru pendidikan agama Kristen, mereka mengatakan kesulitan untuk menghasilkan karya tulis ilmiah berupa PTK, artikel ilmiah, buku ataupun karya inovasi.

Hal ini juga sejalan dengan pernyataan ibu Agusthina Siahaya yang menjabat sebagai ketua pelaksana PPG guru pendidikan agama Kristen tahun 2020 – 2021, bahwa peserta PPG yang merupakan guru-guru Pendidikan Agama Kristen yang berasal dari berbagai daerah merasa kesulitan ketika penugasan pembuatan artikel ilmiah seperti PTK. Selain itu, kelengkapan yang dibutuhkan berupa portofolio sebagai syarat utama juga tidak terpenuhi dari unsur publikasi ilmiah seperti artikel jurnal atupun artikel jurnal.

Ini merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami oleh guru dalam pengusulan kenaikan pangkat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Udil terhadap guru-guru ditemukan bahwa kesulitan yang dialami oleh guru dalam penulisan artikel ilmiah seperti PTK merupakan permasalahan pada kompetensi profesional guru terutama dalam hal pengembangan karier (Udil, 2021).

Apabila kita memperhatikan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dengan jelas dinyatakan bahwa guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14, 2005). Dengan demikian, tugas seorang guru tidak hanya terbatas pada memberikan nilai terhadap hasil kinerja peserta didik. Lebih dari itu, seorang guru harus mengidentifikasi, menganalisis pencapaian dan permasalahan pembelajaran yang sudah dilaksanakan yang kemudian membuat rencana solusi terhadap permasalahan yang ditemukan. Dengan kata lain, penelitian sangat penting dilakukan oleh seorang pendidik karena penelitian merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dari tugas seorang guru dalam melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran.

Mengevaluasi proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan merupakan hal yang jarang bahkan tidak pernah dilakukan oleh seorang guru. Pada umumnya seorang guru akan mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang telah dilaksanakan ketika dilaksanakannya supervisi oleh kepala sekolah atau pengawas. Hal ini sejalan dengan pernyataan ibu Penta Astari sebagai seorang guru pendidikan agama Kristen di Pulau Bali yang mengatakan bahwa seorang guru baru sadar dan benar-benar mempersiapkan diri melakukan pembelajaran ketika akan dilaksanakannya supervisi oleh kepala sekolah (Astari, 2022). Hal yang sama juga terjadi di hampir seluruh sekolah di Indonesia.

Berdasarkan observasi peneliti selama menjadi seorang guru di SMP Negeri 36 Batam sejak tahun 2015 hingga tahun 2019 menunjukkan fenomena yang sama. Sebagian besar guru akan sibuk memperbaiki perangkat pembelajaran, sibuk untuk mengatur pembelajaran yang akan dilaksanakan ketika ada kegiatan supervisi dari kepala sekolah ataupun dari Waka kurikulum.

Tidak bisa dipungkiri bahwa perbaikan pembelajaran bisa dilakukan ketika ada evaluasi yang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Evaluasi yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran, merancang solusi dan melaksanakan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan permasalahan tersbut. Hal ini merupakan satu rangkaian kegiatan penelitian, dengan demikian seorang pendidik mampu menemukan akar dan memberikan solusi tepat sasaran.

Ketika seorang guru aktif dalam melaksanakan penelitian tentunya akan berdampak pada perbaikan kualitas pembelajaran dan juga akan mempermudah seorang guru dalam pengembangan karier terutama dalam kenaikan pangkat. Untuk itu, seorang pendidik harus memiliki kesadaran diri untuk melakukan refleksi diri dan berupaya untuk menjadi guru yang produktif dalam menghasilkan karya tulis berupa artikel ataupun buku.

Dari survei yang peneliti lakukan, Sebagian besar guru melakukan penelitian atau melaksankan penelitian tindakan kelas hanya disaat pengurusan kenaikan pangkat. Sebagian guru mengatakan karena ada tuntutan dari dosen pengajar selama mengikuti PPG dan hanya beberapa orang guru yang melakukan penelitia tindakan kelas atau menulis artikel yang kemudian di publish di jurnal nasional atau bahkan jurnal internasional.

Fenomena di atas juga didukung oleh pernyataan Noorjannah yang dikutip oleh (Ngabiyanto et al., 2021),  bahwa sebagian besar guru Indonesia lebih fokus hanya pada visi misi pendidikan, sehingga mengabaikan misi ilmiah dalam bentuk penulisan artikel yang dipublikasikan. Hal ini juga ditandai dengan rendahnya produktivitas atau minimnya karya guru yang dipublikasikan melalui jurnal ataupun berupa buku berISBN.

Fenomena ini tentunya butuh satu kajian sebagaimana dikatakan oleh Ngabiyanto dalam tulisannya. Namun, tidak hanya terbatas pada kajian masalah, lebih dari itu harus ada rencana tindak lanjut untuk mengatasinya. Ada banyak solusi yang bisa dilakukan untuk pengembangan profesi seorang guru, diantaranya penulisan buku, pembuatan karya inovasi, penulisan karya ilmiah dibidang pendidikan, pembuatan alat peraga, penulisan modul belajar, ataupun mengikuti pengembangan kurikulum.

Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk pengembangan karir guru adalah penulisan karya tulis ilmiah berupa artikel yang bisa dipublikasikan pada jurnal ilmiah. Namun seringkali menjadi kendala atau penghambat bagi seorang guru dalam pengembangan karrnya mengingat rendahnya minat dan kemampuan guru dalam menulis artikel ilmiah (Azriansyah et al., 2021).

Artikel ilmiah merupakan karya tulis yang berisi data dan fakta yang disusun untuk kemudian diterbitkan pada jurnal ilmiah atau buku sesuai dengan etika akademik yang berlaku (Suyitno, 2018). Pernyataan ini juga sejalan dengan definisi yang dituliskan oleh Brotowidjoyo yang mengatakan bahwa artikel ilmiah merupakan tulisan yang memuat fakta umum dan ditulis berdasarkan sistematika yang baik dan benar (Brotowidjoyo, 1985). Berdasarkan defenisi tersebut, maka artikel ilmiah yang dimaksud dalam tulisan ini adalah satu karya tulis yang ditulis yang menyajikan data dan fakta berupa penelitian ataupun kajian dengan sistematika ilmiah yang baik dan benar bedasarkan etika ilmiah.

Apabila kita menganalisis artikel-artikel ilmiah yang sudah dipublikasikan, artikel ilmiah itu terdiri dari beberapa bagian, yaitu judul, nama penulis, asbtrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka. Namun, unsur-unsur yang sudah dituliskan di atas terkadang memiliki perbedaan dengan sistematika penulisan artikel di beberapa jurnal, akan tetapi sudah mengikuti etika ilmiah.

Dalam bukunya, Gufron menuliskan bahwa artikel ilmiah teridiri dari beberapa unsur, yaitu mulai dari judul, nama penulis dan instansi, abstrak, kata kunci atau keywords, isi tulisan, daftar pustaka dan lampiran pendukung. Artikel ilmiah terdiri dari pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka (Ghufron & Risnawati, 2014). Dengan demikian, sistematika penulisan artikel ilmiah yang akan digunakan dalam tulisan ini adalah mengadopsi dari buku yang ditulis oleh Ghufron. Dengan demikian, pelatihan penulisan artikel ilmiah didasarkan pada 1) Pemilihan judul, 2) Penulisan abstrak, 3) Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, teori pendukung, 4) Metode penelitian yang digunakan, 4) Hasil dan pembahasan yang akan membahas temuan penelitian, 5) Kesimpulan dan, 6) Daftar Pustaka.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pelatihan penulisan artikel ilmiah merupakan hal yang sangat penting untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru. Sebab itu, ada banyak pelatihan penulisan artikel ilmiah yang dilakukan oleh kampus, lembaga penelitian, ataupun lembaga lainnya yang semuaya bertujuan untuk pelatihan penulisan artikel ilmiah.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Asep Mahpudz dan teman-teman menunjukkan bahwa pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi guru sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru menunjukkan hasil yang positif. Pelatihan ini dilaksanakan dengan pendekatan blended learning, dimana kegiatan pelatihan dilaksanakan secara konvensional di ruang aula sekolah dan dilanjutkan dengan pendampingan online (Mahpudz et al., 2021).

Sedangkan kegiatan artikel yang ditulis oleh Haryanto dari hasil pelatihan penulisan artikel ilmiah berupa PTK menunjukkan bahwa pelatihan dilaksanakan secara konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi. Dan temuan penelitiannya menunjukkan bahwa pelatihan penulisan yang dilaksanakan berdampak positif terhadap kemampuan guru dalam Menyusun artikel ilmiah (Herianto et al., 2019).

Kegiatan penelitian yang tidak jauh berbeda dengan dua penelitian di atas juga dilakukan oleh Ngabiyanto. Dalam tulisannya menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi guru telah berhasil dilaksanakan bagi guru-guru SD Negeri Branjang. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di masa pandemic covid-19, sehingga pelatihan dilaksanakan secara tatap muka dengan memperhatikan protokol esehatan. Metode pelaksanaan pelatihan penulisan artikel ilmiah ini meliputi 3 tahapan, yaitu perencanaan,  pelaksanaan dan pelaporan. Hasil akhir menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan disambut baik oleh para peserta dan berdampak terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru (Ngabiyanto et al., 2021).

Tiga penelitian terdahulu yang sudah dideskripsikan di atas, menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan tulisan ini. Ketiga penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kegiatan dilaksanakan di masa pandemi Covid-19, dengan metode tatap muka dan ada yang melaksanakannya dengan blended learning.

Sedangkan riset ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan dilaksanakan penuh dalam bentuk pelatihan dan pendampingan jarak jauh dengan metode Syncronous dan Asyncronous.

Metode Syncronous adalah kegiatan pelatihan atau pembelajaran yang dilaksanakan secara bersamaan, dimana  antara instruktur dengan peserta pelatihan saling bertukar informasi pada waktu yang sudah ditentukan (Lewis & Clarke, 2009). Sedangkan metode Asynchronous adalah aktivitas pembelajaran atau pelatihan yang dilaksanakan tanpa terikat waktu, dimana antara instruktur pelatihan dengan peserta bisa saling bertukar informasi pada waktu yang mereka pilih (Lewis & Clarke, 2009).

Aktivitas pembelajaran atau pelatihan yang dilaksanakan dengan metode synchronous dan asynchronous menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka. Dalam penelitiannya, Narayana menemukan bahwa hasil belajar peserta didik yang melaksanakan pembelajaran dengan metode synchronous dan asynchronous tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka (Narayana, 2016).

Demikian juga dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Garel tentang pembelajaran yang dilaksankan dengan metode yang sama, yaitu synchronous dan asynchronous. penelitian Garel menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksankan dengan metode synchronous lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang dilaksanakan dengan metose asynchronous (Farell et al., 2021). Hal ini sejalan dengan pernyataan Hosier yang mengatakan bahwa metode synchronous dan asynchronous memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing (Statistik, 2014).

Dengan demikian, pelatihan dan pendampingan pada riset ini akan mengkombinasikan antara metode synchronous dengan metode asynchronous secara bersamaan untuk mencapai hasil yang maksimal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peserta kegiatan dalam penulisan artikel imliah melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan dengan metode synchronous dan asynchronous.

 

METODE

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan jenis penelitian Partisipatory Action Research (PAR). Pelatihan dan pendampingan ditetapkan sebagai tindakan dan penulisan artikel ilmiah ditetapkan sebagai tujuan atau target kegiatan. Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan setiap peserta pelatihan sebagai mitra partisipatif dalam penulisan artikel ilmiah. Peserta kegiatan terdiri dari 20 orang guru pendidikan agama Kristen yang dilaksanakan dengan metode synchronous dan asyncronous. pembatasan peserta hanya sebanyak 20 orang didasarkan pada permasalahan yang sering dialami oleh peserta dalam berbagai kegiatan pelatihan. Agar peserta lebih fokus dan pendampingan lebih terarah, tim pelatihan dan mitra bersepakat untuk menetapkan jumlah peserta hanya maksimal sebanyak 20 orang. Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk metode synchronous, tim melaksanakan dengan bantuan aplikasi videoconference berupa zoom. Sedangkan grup whatsaap dimanfaatkan sebagai media pendampingan yang dilaksanakan dengan metode asynchronous. Kegiatan ini dilaksanakan selama 17 hari kegiatan (04 – 20 Februari 2022) dengan pembagian 4 kali pertemuan dengan metode Syncronous dan 13 hari kegiatan dilaksanakan secara Asyncronous.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui kajian pustaka dan penelitian yang relevan untuk memperoleh data teoritik, melalui wawancara mendalam terhadap para peserta kegiatan, pre-test dan post-test, observasi selama kegiatan dan penilaian dokumen. Data kualitatif yang diperoleh pada tahap pelatihan dan pendampingan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh dari pelatihan dan pendampingan melalui kuisioner pre-test dan post-test akan dianalisis dengan statistic deskriptif dan disajikan dalam bentuk diagram batang yang kemudian diinterpretasikan dalam bentuk deskripsi.  Adapun tahapan-tahapan PAR yang dilakukan adalah 1) Diagnosing; pada tahapan ini, peneliti melakukan identifikasi permasalahan yang dialami oleh guru Pendidikan Agama Kristen dalam penulisan artikel ilmiah. 2) Action Plan; pada tahapan ini, peneliti membuat rancangan kegiatan bersama-sama dengan mitra kegiatan untuk menentukan jenis kegiatan, tempat, peserta dan biaya yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung. 3) Action Tacking; pada tahapan ini, kegiatan pelatihan dilaksanakan sesuai rancangan yang sudah disepakati bersama. Pada awal kegiatan, peneliti menyebarkan link berupa google formulir sebagai pre-test dan diakhir kegiatan sebagai data untuk post-test 4) Evaluasi; data yang diperoleh dari data pre-test dan post-test, observasi selama kegiatan dan hasil karya peserta dianalisis sebagai bahan evaluasi kegiatan pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta 5) Refleksi hasil kegiatan; pada tahapan ini secara bersama-sama melaksanakan refleksi dari seluruh rangkaian kegiatan. Ini bertujuan sebagai monitoring evaluasi untuk tindakan selanjutnya.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulisan artikel ilmiah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tugas seorang guru terutama pada bagian evaluasi. Penulisan artikel ilmiah sebagai salah satu rencana tindak lanjut untuk perbaikan kualitas pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Selain itu, penulisan artikel ilmiah juga merupakan bagian penting dalam pengembangan karir guru terutama dalam kompetensi profesional.

Riset ini menggunakan pendekatan PAR dengan Langkah-langkah diagnostic, action plan, action tacking, evaluasi dan refleksi. Dengan demikian, hasil pembahasan ini akan membahas beberapa sub bab penting dalam selama kegiatan.

 

Diagnostik

Tahap diagnostik merupakan langkah awal dalam pelaksanaan pelatihan dan pendampingan. Tahapan ini bertujuan untuk menganalisis apa yang menjadi kebutuhan utama dari mitra yang dijadikan sebagai peserta. Tahapan ini merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan karena sangat menentukan kebermanfaatan kegiatan kepada mitra.

Untuk mengetahui atau menganalisis kebutuhan para peserta, peneliti membagikan pertanyaan berupa survei atas permasalahan yang dihadapi oleh para guru pendidikan agama Kristen yang tergabung pada grup komunitas menulis yang beranggotakan 50 orang dari berbagai jenjang pendidikan.

Dari hasil instrumen yang dibagikan, terdapat 40 responden yang mengatakan selalu merasa kesulitan ketika ingin pengurusan pangkat terlihat pada Gambar 1.

 

Gambar 1. Survei pemahaman guru dalam menulis artikel ilmiah

Sumber: diolah dari data survei G-Form, 2022

Lebih lanjut seorang guru PAK mengatakan ketika ingin mengurus kenaikan pangkat selalu mengandalkan atau membayar jasa joki untuk membuat penelitian tindakan kelas. Hal ini juga sejalan dengan data yang diperoleh dari hasil survei yang dibagikan melalui google formulir pada Gambar 2.

 

Gambar 2. Survei Penulisan PTK untuk Kenaikan Pangkat

Sumber: dioalah dari data survei G-Form, 2022

Fenomena ini bukan lagi rahasia umum, karena banyak dilakukan oleh guru yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Data ini juga sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Yance pada kegiatan pelatihan guru di wilayah Seram Bagian Barat yang mengatakan bahwa sebagian besar guru agama Kristen mengalami kesulitan dalam pengajuan pangkat karena tidak mampu menyusun artikel ilmiah (Rumahuru et al., 2021).

Masih dari instrumen yang dilakukan ditemukan bahwa faktor tidak adanya pendampingan yang rutin, tidak adanya review terhadap apa yang ditulis menyebabkan guru kurang paham dan kurang berminat dalam menulis artikel ilmiah (Gambar 3).

 

Gambar 3. Permasalahan guru dalam menulis artikel

Sumber: diolah dari data kusioner G-Form, 2022

 

Data diagnostik di atas menunjukkan bahwa ada banyak kegiatan pelatihan dan pendampingan penulisan artikel ilmiah yang dilaksanakan oleh perorangan, lembaga ataupun oleh pemerintah, akan tetapi sebagian besar hanya terbatas pada pelatihan saja. Yang artinya, dengan berakhirnya kegiatan, maka berakhir pula aktivitas penulisan tanpa ada rencana tindak lanjut sampai tuntas.

Fenomena ini jelas terlihat dalam beberapa penelitian terdahulu yang melaksanakan pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi guru hanya terbatas pada waktu yang sudah ditentukan tanpa ada rencana tindak lanjut hingga artikel yang ditulis bisa dipublikasikan (Herianto et al., 2019; Ngabiyanto et al., 2021; Sari et al., 2020; Udil, 2021).

Berdasarkan hasil diagnostic yang sudah dijelaskan, maka perlu satu rencana yang matang untuk mengakomodir kebutuhan mendasar para guru sebagai mitra kegiatan. Hal ini didasarkan pada temuan dari hasil diagnostik yang menunjukkan bahwa sebagian besar guru sudah pernah mengikuti kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah baik secara online maupun offline. Akan tetapi ada banyak permasalahan yang dihadapi oleh peserta, yaitu: 1) Peserta yang terlalu banyak membuat pelatihan tidak fokus, 2) Tidak adanya pendampingan penulisan hingga publish, 3) Tidak adanya feedback atau riview terhadap tulisan peserta, 4) Tidak ada kegiatan pendampingan berkelanjutan.

Berdasarkan akar masalah yang diperoleh dari tahap diagnostik ini akan menjadi dasar dalam langkah selanjutnya, yaitu menyusun rancangan yang tepat sasaran sesuai permasalahan untuk menjawab kebutuhan para mitra pelatihan penulisan artikel ilmiah.

 

Action Plan

Action plan merupakan tahapan membuat rencana atau merancang kegiatan untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru sebagai mitra pelatihan.

Dalam merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan, tim melaksanakan koordinasi internal untuk membahas kesiapan SDM, kesiapan waktu dan juga kesiapan segala perlengkapan yang dibutuhkan selama kegiatan pelatihan dan pendampingan. Setelah koordinasi internal, maka tim membangun komunikasi dengan grup penulis untuk membahas masalah kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian kebutuhan guru, waktu pelaksanaan dan sistematika pelaksanaan kegiatan. Semua koordinasi dilaksanakan secara daring dengan menggunakan zoom mengingat SDM yang akan melakukan pendampingan berasal dari provinsi yang berbeda-beda.

Dari hasil koordinasi internal dan mitra diputuskan bahwa kegiatan akan dilaksanakan dengan sistem pembelajaran jarak jauh secara penuh menggunakan metode synchronous dan asynchronous. Adapun kegiatan akan dilaksanakan mulai tanggal 4 Februari 2022 sampai artikel ilmiah yang ditulis siap untuk dipublikasikan. Dalam kegiatan ini diterapkan system one day one sheet, yang artinya setiap peserta diharuskan menulis minimal 1 hari satu lembar yang selanjutnya direview oleh para pemateri.

Setelah adanya kesepakatan antara tim pelatihan dengan para mitra, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rancangan bersama mitra.

 

Action Tacking

Pelatihan penulisan artikel ilmiah dilaksanakan dalam dua bagian yaitu pelatihan dan pendampingan dengan dua metode yaitu synchronous dan asynchronous. Kegiatan synchronous dilakukan dengan menggunakan zoom, sedangkan kegiatan asynchronous dilakukan dengan menggunakan aplikasi whatsaap.

Kegiatan synchronous dilakukan selama 4 x pertemuan dan kegiatan pendampingan secara asynchronous sebanyak 13 x pertemuan diskusi melalui whatsaap group peserta.

Dalam kegiatan ini, ada dua aspek yang menjadi fokus capaian dari kegiatan pelatihan ini, yaitu aspek pengetahuan guru dalam penulisan artikel ilmiah dan aspek keterampilan, yaitu kemampuan guru dalam menulis artikel ilmiah. Kedua aspek ini harus dimiliki oleh setiap guru, karena pengetahuan dan keterampilan adalah satu kesatuan yang saling berhubungan.

Sebelum kegiatan pelatihan dan pendampingan dilakukan, peneliti membagikan angket dalam bentuk link google formulir. Angket yang dibagikan dibagi menjadi dua bagian, yaitu angket untuk aspek pengetahuan dan angket untuk aspek keterampilan peserta dalam penulisan karya tulis ilmiah.

Hasil isian angket pre-test pada aspek pengetahuan disajikan dalam bentuk tabel berikut.

 

Tabel 1. Pre-test pada aspek pengetahuan

No

Unsur

Paham

Tidak Paham

1

Judul

20

0

2

Abstrak

10

10

3

Pendahuluan

5

15

4

Metode Penelitian

2

18

5

Hasil dan Pembahasan

2

18

6

Kesimpulan

15

5

7

Daftar Pustaka

20

0

Sumber: diolah dari data pre-test dengan G-Form, 2022

Setelah peserta selesai memberikan respon terhadap angket yang dibagikan secara online, maka dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber penulisan artikel ilmiah bagi guru. Materi penulisan artikel ilmiah disampaikan oleh Feberianty, SE,M.Si yang merupakan akademisi dari Palcomtech Palembang dan juga Chief Editor Penerbit Inteligi. Dan juga oleh Jenri Ambarita yang merupakan akademisi IAKN Ambon.

 

Gambar 4. Pembukaan Kegiatan Penulisan Artiel Ilmiah

Sumber: dokumentasi pribadi, 2022

Materi disampaikan selama 120 menit atau 2 jam melalui zoom. Materi yang disampaikan bertujuan untuk memberikan penguatan akan pengetahuan dan juga motivasi bagi setiap peserta untuk memulai menulis artikel ilmiah.

Pelatihan yang dilaksanakan selama 120 menit diikuti oleh semua peserta dengan serius dan sangat interaktif. Hal ini ditunjukkan dari keaktifan peserta dalam berinteraksi dengan narasumber, dan keseriusan para peserta juga terlihat dari kesetiaan para peserta untuk tetap standby di depan kamera.

Materi yang disampaikan oleh Febrianty selama 2 kali pertemuan secara syncrhonous meliputi unsur-unsur dari sebuah artikel ilmiah yaitu, Pemilihan judul, penulisan abstrak, pendahuluan, metode penelitian. Sedangkan, materi yang disampaikan oleh Jenri ambarita meliputi hasil dan pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka selama 2 kali pertemuan secara syncronous. Hal ini sejalan dengan sistematika penulisan artikel ilmiah yang disebutkan oleh Ghufron dalam bukunya (Ghufron & Risnawati, 2014).

Dari beberapa pertanyaan yang diajukan sangat berdampak pada peningkatan pemahaman peserta. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan akhir peserta yang mengatakan bahwa baru bisa memahami dengan jelas terkait materi yang disampaikan oleh narasumber.

Setelah penyampaian materi penulisan artikel ilmiah oleh narasumber, dilanjutkan dengan post-test untuk mengetahui pemahaman para peserta dalam menulis artikel ilmiah yang akan dijadikan sebagai bahan evaluasi. Hasil post-test disajikan dalam bentuk tabel berikut.

 

Tabel 2. Post-test pada aspek pengetahuan

No

Unsur

Paham

Tidak Paham

1

Judul

20

0

2

Abstrak

20

0

3

Pendahuluan

14

6

4

Metode Penelitian

19

1

5

Hasil dan Pembahasan

8

12

6

Kesimpulan

20

0

7

Daftar Pustaka

20

0

Sumber: dioalah dari data post-test dengan G-Form, 2022

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test yang sudah disajikan dalam tabel 1 dan 2, menunjukkan bahwa penyampaian materi yang dilaksanakan berdampak baik terhadap peningkatan pengetahuan para peserta. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nopriyeni dan juga penelitian yang dilakukan oleh Rindarti yang mengatakan bahwa pelatihan yang dilaksanakan secara online mampu meningkatkan pengetahuan para peserta (Nopriyeni et al., 2019, p. 78; Rindarti, 2021, p. 125). Peningkatan pengetahuan para peserta berdasarkan tabel pre-test dan post-test disajikan pada gambar diagram berikut ini.

 

Gambar 5. Diagram Perbandingan Pre-test dan Post-test

Sumber: diolah dari data primer pre-test dan post-test, 2022

Diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan para peserta dalam penulisan artikel ilmiah. Dari data di atas, masih ada peserta yang menjawab belum paham, misalnya dalam penulisan pendahuluan. Ketika tim membuka ruang diskusi, peserta mengatakan sudah paham hanya saja belum terlalu yakin ketika belum dipraktikkan. Dengan kata lain, peserta yang memberikan respon belum paham, bukan berarti mereka tidak paham seutuhnya, melainkan butuh kepastian dalam praktik.

Oleh sebab itu, dibutuhkan praktik penulisan artikel ilmiah. Setelah kegiatan penyampaian materi di hari pertama oleh narasumber, maka langkah selanjutnya adalah praktik penulisan artikel ilmiah yang dilaksanakan pada hari kedua.

Pada praktik penulisan artikel ini dipandu oleh narasumber kedua yaitu Jenri Ambarita, M.Pd.K. Praktik penulisan artikel ilmiah dilaksanakan dengan durasi 120 menit dengan metode synchronous menggunakan zoom. Namun, sebelum pelatihan dimulai, naras umber membagikan link kepada peserta untuk mengetahui keterampilan awal (pre-test) peserta dalam menulis artikel ilmiah. Data yang pre-test yang dikumpulkan dengan bantuan google formulir kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk Tabel 3.

 

Tabel 3. Pre-test pada aspek keterampilan

No

Unsur

Paham

Tidak Paham

1

Pemilihan Judul

20

0

2

Penyusunan Abstrak

10

10

3

Menyusun Pendahuluan

5

15

4

Memilih Metode Penelitian

2

18

5

Menginterpretasi Hasil dan Pembahasan

2

18

6

Menarik Kesimpulan

15

5

7

Menyusun Daftar Pustaka

15

5

Sumber: diolah dari data pre-test dengan G-Form,2022

 

Setelah para peserta memberikan respon terhadap angket yang dibagikan, narasumber mengajak para peserta untuk saling memberikan respon dengan menggunakan aplikasi mentimeter. Ada dua pertanyaan yang disajikan oleh narasumber, yaitu: 1) Apakah anda pernah menulis artikel, 2) Berapa artikel anda yang sudah dipublikasikan pada jurnal.

Untuk pertanyaan pertama, ada sebanyak 2 orang yang memberikan respon sudah pernah dan 18 orang mengatakan belum pernah. Sedangkan untuk pertanyaan nomor 2, ada sebanyak 18 orang yang mengatakan belum pernah dan ada 2 orang peserta yang mengatakan sudah pernah menerbitkan artikel jurnal.

Setelah para peserta memberikan respon, narasumber pelatihan melanjutkan dengan praktik penulisan artikel jurnal. Pelatihan ini dilaksanakan berdasarkan unsur-unsur artikel jurnal. Dengan demikian, narasumber memandu para peserta untuk menentukan judul artikel dengan tema besar yang sudah ditentukan oleh tim. Adapun tema besar yang sudah ditentukan adalah hubungan antar umat beragama.

Untuk memudahkan kegiatan pelatihan, narasumber membagi para peserta dalam beberapa tim. Ada yang beranggotakan 2 orang dan ada yang beranggotakan 3 orang. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para peserta memahami penulisan artikel ilmiah dengan cepat.

Berdasarkan kelompok yang sudah dibagi, narasumber memandu para peserta untuk menentukan judul tulisannya melalui diskusi bersama kelompok masing-masing melalui whatsapp. Judul yang sudah ditentukan langsung direview oleh narasumber agar melangkah pada tahap berikutnya.  

Setelah judul artikel ilmiah ditetapkan, maka para peserta diarahkan bagaimana strategi menyusun pendahuluan dari sebuah artikel ilmiah. Dalam pelatihan penyusunan pendahuluan, naras umber langsung memberikan contoh yang ditampilkan di layar sehingga para preserta bisa memahmi dan mencontohnya.

Setelah kegiatan synchronous penulisan pendahuluan selesai, para peserta diarahkan untuk melanjutkan diskusi pada grup whatsapp peserta kegiatan. Setiap kelompok yang sudah menyelesaikan pendahuluan, langsung mengirimkannya kepada narasumber yang kemudian direview.

Hasil review yang diberikan oleh narasumber dirancang dalam bentuk video, sehingga peserta memahami hal-hal yang harus diperbaiki dan langkah-langkah yang harus diikuti untuk penyempurnaan tulisan.

Tahapan-tahapan yang sama dilakukan untuk penulisan setiap unsur atikel, yaitu metode penelitian, hasil dan pembehasan, kesimpulan dan daftar pustaka.

Pelatihan dan pendampingan untuk penulisan artikel ilmiah berakhir setelah tim menerima artikel dari setiap kelompok peserta kegiatan. Artikel ilmiah ada sebanyak 7 judul sesuai dengan jumlah kelompok yang sudah ditentukan dari awal kegiatan.

Artikel penulisan ilmiah yang sudah dikirimkan oleh peserta terdiri dari 7 judul sesuai dengan jumlah kelompok yang sudah ditentukan. Adapun daftar judul artikel ilmiah dari setiap kelompok disajikan pada Tabel 4.

 

Tabel 4. Judul Artikel Ilmiah

No

Judul Artikel Ilmiah

1

Implementasi kearifan local dalam harmonisasi keragaman dan kerukunan umat beragama di SMA Negeri 1 Ungaran

2

Implementasi moderasi beragama di kampus IAKN Ambon

3

Upaya membangun Karakter moderat melalui toleransi di SMK Wira Harapan Bali

4

Kerukunan umat beragama berbasis kearifan local

5

Keragaman dan kerukunan umat beragama di negeri Waraka

6

Nilai-nilai kerukunan umat beragama mahasiswa PKAUD IAKN Ambon

7

Toleransi sebagai upaya pencegahan paham radikalisme di lingkungan sekolah

Sumber: dokumen judul artikel peserta, 2022

 

Keterampilan peserta dalam menulis artikel ditandai dengan kemampuan para peserta menulis artikel sesuai dengan jurnal yang dituju. Berdasarkan artikel yang sudah dikumpulkan dan direview oleh narasumber menunjukkan bahwa para peserta sudah mampu dan memiliki keterampilan dalam menulis artikel ilmiah. Dengan demikian, keterampilan para peserta dalam menulis dilihat dari hasil atau output yang dihasilkan oleh para peserta berupa artikel ilmiah yang siap dipublish.

Untuk melengkapi data keterampilan peserta selama mengikuti kegiatan, maka narasumber membagikan angket dengan bantuan google formuir untuk mengetahui keterampilan akhir dari setiap peserta setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan penulisan artikel jurnal.

Data yang diperoleh dari angket post-test disajikan dalam bentuk Tabel 5.

 

Tabel 5. Post-test pada aspek keterampilan

No

Unsur

Paham

Tidak Paham

1

Pemilihan Judul

20

0

2

Penyusunan Abstrak

20

0

3

Menyusun Pendahuluan

15

5

4

Memilih Metode Penelitian

20

0

5

Menginterpretasi Hasil dan Pembahasan

13

7

6

Menarik Kesimpulan

20

0

7

Menyusun Daftar Pustaka

20

0

Sumber: dioalah dari data post-test, 2022

Berdasarkan hasil review dari tim pelaksana, artikel yang ditulis oleh para peserta sudah menunjukkan hasil yang baik dalam penulisan artikel. Lebih lanjut, narasumber mengatakan para peserta harus terus menerus mengasah keterampilannya melalui latihan menulis agar semakin terampil.

Artikel yang sudah dikumpulkan sudah selesai diperiksa oleh para naras umber dan sudah disubmit pada jurnal yang dituju. Artikel yang dikumpulkan sudah menggunakan Mendeley, menyesuaikan template jurnal yang dituju. Dengan demikian, output pelatihan sudah menunjukkan keterampilan peserta dalam menulis artikel ilmiah.

Hal ini juga sejalan dengan hasil post-test yang dilakukan pada akhir kegiatan pelatihan. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel pre-test dan data post-test dapat dilihat bahwa ada dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan guru dalam penulisan artikel ilmiah. Peningkatan keterampilan peserta dalam penulisan artikel ilmiah sisajikan pada gambar diagram batang berikut ini.

 

Gambar 6. Diagram Perbandingan Pre-test dan Post-test pada aspek keterampilan

Sumber: dioalah dari data primer, 2022

 

Diagram batang di atas memberi gambaran keterampilan peserta sebelum dan sesudah pelatihan. Data di atas juga diperkuat oleh output yang mampu dihasilkan oleh setiap peserta, yaitu berupa artikel ilmiah yang telah dikumpulkan pada tim pelaksana pelatihan.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pelatihan dan pendampingan yang dilakukan selama 17 hari dengan rincian 4 x pertemuan secara virtual sebagai metode synchronous dan 13 x pendampingan melalui grup whatsaapp untuk asyncrhonous.

Pelatihan dan pendampingan dengan pembelajaran jarak jauh dengan metode synchronous dan asynchronous terbukti memberikan dampak atau hasil yang postif. Hal ini juga sejalan dengan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Rindarti yang menunjukkan bahwa pendampingan secara online bisa dilaksankan oleh siapapun dengan baik (Rindarti, 2021). Karena pelatihan dengan metode synchronous dan asynchronous lebih fleksibel bagi peserta untuk berinteraksi dengan nyaman bersama narasumber dan kelompok. Hal ini sejalan dengan pernyataan Smith yang mengatakan bahwa terjalin hubungan yang akrab, saling berbagi, saling memotivasi dan saling berbagi saran untuk saling berbagi satu dengan yang lain (Smith & Lynch, 2014).

 

Evaluasi

Tahapan evaluasi merupakan bagian penting dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk perbaikan pada kegiatan selanjutnya. Evaluasi kegiatan dalam tulisan ini bertujuan untuk melihat aktivitas kegiatan dari awal sampai akhir. Dengan demikian, evaluasi ini sudah dilaksanakan mulai proses pelatihan dilaksanakan. Sampai pada pencapaian tujuan yang sudah direncanakan.

Berdasarkan observasi peneliti selama kegiatan berlangsung, ditemukan adanya antusias dan keseriusan yang ditunjukkan antara pemateri dengan para peserta kegiatan. Hal ini bisa dilihat dari interaksi peserta, ucapan-ucapan yang disampaikan oleh peserta dan narasumber yang semuanya menunjukkan optimisme yang positif.

Narasumber dan peserta memiliki hubungan yang sangat akrab, baik dalam pertemuan ruang virtual ataupun melalui chat pada grup whatsapp. Selain itu, peserta dan narasumber juga menunjukkan sikap disiplin waktu dan disiplin dalam penyelesaian tugas yang diberikan oleh narasumber. Semangat dan disiplin yang ditunjukkan para peserta dan juga naras umber mulai awal kegiatan berdampak positif terhadap hasil yang hendak dicapai. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Dunggio yang menuliskan bahwa semangat dan disiplin seorang pekerja mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas kerjanya (Dunggio, 2013).

 

Refleksi

Refleksi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan, namun seringkali tidak dilakukan dalam berbagai kegiatan. Refleksi ini bertujuan untuk melihat kembali rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan dan rencana yang akan Kembali dilakukan sebagai rencana tindak lanjut.

Dalam kegiatan refleksi ini, para narasumber bersama seluruh peserta bergabung dalam satu ruang virtual yang dilaksanakan sebelum penutupan. Dalam kegiatan refleksi ini, diberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk mengungkapkan kendala, capaian dan harapannya untuk selanjutnya. Salah seorang perwakilan peserta, ibu Ruly dari Semarang mengatakan bahwa pelatihan ini membuatnya semakin termotivasi untuk terus menerus menghasilkan karya yang berkualitas untuk pendidikan yang lebih baik. lebih lanjut dia berharap, grup ini akan berkelanjutan untuk penulisan pada tahap berikutnya.

Selain peserta, salah seorang mewakili narasumber, Feberianty, mengatakan sangat senang berada diantara guru-guru dengan semangat juang yang tinggi untuk berkarya. Lebih lanjut,  narasumber berharap kepada seluruh peserta untuk terus menerus berlatih dalam menulis hingga bisa menghasilkan karya mandiri.

Sebagai hasil refleksi, untuk rencana tindak lanjutnya adalah pendampingan para peserta untuk mempublish artikel jurnal yang sudah ditulis pada jurnal nasional berbasis ojs.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kegiatan pelatihan dan pendampingan penulisan artikel ilmiah bagi guru dapat disimpulkan bahwa: (1) Pelatihan jarak jauh dengan metode synchronous dan asynchronous bisa digunakan untuk meningkatkan pengetahuan para peserta dalam penulisan artikel ilmiah di era digital saat ini; (2) Pelatihan dan pendampingan jarak jauh dengan metode synchronous dan asynchronous mampu meningkatkan keterampilan peserta dalam menulis artikel ilmiah. Keterampilan peserta ditandai dengan kemampuan peserta dalam menulis artikel sesuai dengan ketentuan penulisan jurnal yang dituju. Peserta mampu menulis dengan menggunakan Mendeley, menyesuaikan template, memilih tema sesuai scope dan focus jurnal. Prosesnya dilakukan dengan menciptakan hubunganan yang akrab dengan sesama peserta dan juga para narasumber, membangun komunikasi untuk saling; (3) Pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan dengan metode synchronous dan asynchronous lebih fleksibel dalam pendamingan peserta dalam penulisan artikel ilmiah; (4) Pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan sampai tuntas memberikan dampak yang positif terhadap semangat, motivasi, optimisme para guru dalam berkarya dan untuk peningkatan kualitasnya sebagai seorang guru; (5) Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan dengan jumlah peserta yang dibatasi terbukti lebih efektif dalam mencapai tujuan yang sudah ditargetkan karena lebih fokus dan terarah.

Berdasarkan temuan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada seluruh lembaga pendidikan, pelatihan baik perorangan ataupun pemerintah agar memanfaatkan ruang virtual dalam melaksanakan berbagai kegiatan seperti pelatihan. Selain waktunya lebih fleksibel, efektif dan efisien, tetapi juga bisa menjangkau para peserta dari berbagai daerah yang ada di Indonesia bahkan luar Indonesia. Penelitian ini masih terbatas pada pelatihan dan pendampingan jarak jauh dengan menggunakan metode synchronous dan asynchronous. Untuk penelitian selanjutnya peneliti memberikan saran kepada para peneliti sekiranya mampu melaksanakan pelatihan dan pendampingan berdasarkan ragam kemampuan, minat dan bakat, gaya belajar para peserta pelatihan. Dengan demikian, ditemukan ragam pelatihan yang bisa dijadikan sebagai referensi sesuai dengan karakteristik peserta pelatihan.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Astari, P. (2022). Evaluasi Pembelajaran.

Azriansyah, Istiningsih, S., & Setiawan, H. (2021). Analisis Hambatan Guru Dalam Pelaksanaan Gerakan Analysis the Teachers ’ Obstacles in Implementing School Literacy Movement ( Gls ) in Sdn 32 Cakranegara. Renjana Pendidikan Dasar, 1(4).

Brotowidjoyo, M. (1985). Penulisan Karangan Ilmiah. Akademika Pressindo.

Dunggio, M. (2013). Semangat Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sulawesi Utara. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(4), 523–533.

Farell, G., Ambiyar, A., Simatupang, W., Giatman, M., & Syahril, S. (2021). Analisis Efektivitas Pembelajaran Daring Pada SMK Dengan Metode Asynchronous dan Synchronous. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1185–1190.

Ghufron, M., & Risnawati, N. R. (2014). Teori - Teori Psikologi. ArRuzz Media.

Herianto, A., Ali, I., Arif, A., & Khosiah, K. (2019). Pelatihan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Mts Dan Mi Darul Masakin Desa Bilelando Lombok Tengah. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 3(1), 58. https://doi.org/10.31764/jmm.v3i1.922

Lewis, J., & Clarke, A. (2009). Synchronous Learning and Web-Based Communication With Adobe Acrobat. Multimedia Information & Technology, 35(4).

Mahpudz, A., Jamaludin, Palimbong, A., & Martini, N. (2021). Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Di Masa Pandemi Covid 19. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 5(4), 1–8. https://doi.org/:https://doi.org/10.31764/jmm.v5i4.4925

Narayana, I. W. G. (2016). Analisis terhadap hasil penggunaan metode pembelajaran synchronous dan asynchronous. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Multimedia, 4(1), 139–144.

Ngabiyanto, N., Saputro, I. H., Pramono, Di., & Lestar, E. Y. (2021). Pelatihan Optimalisasi Model Pembelajaran Student Centered Learning melalui Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah. Implementasi, 1(1), 16–21.

Nopriyeni, Prasetyo, Z. K., & Djukr. (2019). The implementation of mentoring based learning to improve pedagogical knowledge of prospective teachers. International Journal of Instruction, 12(3). https://doi.org/10.29333/iji.2019.12332a

Rindarti, E. (2021). Pendampingan Daring Supervisi Akademik Kepala Madrasah Di Masa Pandemi Covid-19. Wawasan: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta, 2(2), 121–133. https://doi.org/10.53800/wawasan.v2i2.106

Rumahuru, Y. Z., Siahaya, A., Talupun, J. S., & Talimbung, V. (2021). Pengembangan Karier Guru Pendidikan Agama Kristen Melalui Penulisan Penelitian Tindakan Kelas. 5(6), 5–12.

Sari, N., Haifaturrahmah, & Mariyati, Y. (2020). Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 4(6), 0–14.

Smith, R., & Lynch, D. (2014). Coaching and Mentoring: A review of literature as it relates to teacher professional development. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 1(4).

Statistik, B. P. (2014). Using Team-Based learning in an Online, Asynchronous Information Literacy Course. Katalog BPS, XXXIII(2).

Suyitno. (2018). Metodologi penelitian tindakan kelas, eksperimen, dan R & D. Alfabeta.

Udil, P. A. (2021). Pelatihan penulisan artikel ilmiah penelitian tindakan kelas untuk publikasi pada jurnal iIlmiah. Jurnal Nasional Pengabdian Masyarakat, 2(1), 21–27. https://doi.org/10.47747/pengabdiankepadamasyarakat.v2i1.257

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14. (2005). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005.