POTRET
OPEN JOURNAL SYSTEM (OJS) DI LEMBAGA PELATIHAN BADAN LITBANG DAN DIKLAT
KEMENTERIAN AGAMA
Ayi
Nasrudin*
Dedi
Restendi**
*Balai Diklat Keagamaan
Bandung, Indonesia
**Balai Diklat Keagamaan
Bandung, Indonesia
*E-mail:
nasrudinayi@gmail.com
**E-mail:
restendidedi@gmail.com
Abstract
There was a migration in periodic
journals publishing from printed journals to the Open Journal System (OJS) at
training institutions under the auspices of Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama in 2020. This study aims to determine the current condition
of OJS in terms of accessibility, consistency, accreditation, and the number of
articles published in year 2019 and 2020. Data collection was carried out
through document review conducted by accessing and checking 17 OJS address
sites for training institutions under the Ministry of Research and Development
Agency. Religion. The results of the study explain that all training
institutions have open scientific journal website addresses, 2 journals cannot
be accessed, 15 journals have not been accredited, 11 journals have not been consistent
in publishing and there has been an increase in the number of articles
published.
Keywords: OJS, Badan Litbang dan
Diklat Kemenag, accessibility, consistency, accreditation
Abstrak
Tahun
2020 terjadi proses migrasi penerbitan jurnal ilmiah berkala dari jurnal
tercetak menjadi Open Journal System (OJS) pada jurnal-jurnal ilmiah
yang dikelola lembaga pelatihan di bawah naungan Badan Litbang Kementerian
Agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkini dari OJS dari
segi aksesibilitas, konsistensi, akreditas, dan jumlah artikel yang diterbitkan
pada tahun 2019 dan 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen
yang dilakukan dengan mengakses dan memeriksa 17 situs alamat OJS lembaga
pelatihan di bawah Badan Litbang Kementerian Agama. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa semua lembaga pelatihan memiliki alamat website jurnal ilmiah
terbuka, dua jurnal tidak dapat diakses, 15 jurnal belum terakreditasi, 11
jurnal belum konsisten dalam penerbitan dan terjadi peningkatan jumlah artikel
yang diterbitkan dari tahun 2019 ke tahun 2020.
Kata kunci: OJS, Badan Litbang dan Diklat, aksesibilatas, konsistensi,
akreditasi
PENDAHULUAN
Willinsky menjelaskan bahwa Open
Journal Systems (OJS) adalah platform manajemen dan penerbitan jurnal online
yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2002 sebagai perangkat lunak opensource
yang didistribusikan secara bebas oleh Public Knowledge Project (Edgar & Willinsky, 2010),
(Sreejith et al., 2019). Aplikasi
ini dibangun tahun 2001 oleh Public Knowledge Project (PKP). Hingga kini
menjadi open source yang paling banyak digunakan di dunia dengan jumlah
pengguna lebih dari 25.000 jurnal (PKP, 2002).
Tahun 2019 teridentifikasi oleh PKP sebanyak 8.464 jurnal yang menggunakan
aplikasi ini. Sebanyak 3,24 juta artikel telah diterbitkan melalui
jurnal-jurnal tersebut, 2,8 juta artikel diterbitkan jurnal yang menerbitkan 10
artikel setiap tahun secara berkala (Kevin, 2015).
Aplikasi ini sekarang tersedia dalam 20 bahasa (Edgar & Willinsky, 2010).
OJS merupakan sistem tata kelola
penerbitan artikel dalam jurnal yang meliputi semua aspek penerbitan karya
ilmiah mulai proses penyerahan naskah penulis, peer review, pengeditan,
publikasi, pengarsipan dan indeks jurnal. OJS juga membantu pengaturan aspek
pengguna dalam menyusun sebuah jurnal, termasuk menyimpan jalur hasil kerja editor,
reviewer, dan penulis, memberi tahu pembaca, dan bantuan menggunakan
koresponden (Mumen et al., 2020),
(Edgar & Willinsky, 2010).
Karya tulis ilmiah yang diterbitkan melalui OJS dapat tersebar secara luas
melalui jaringan internet dengan prosentase tingkat kemiripan tulisan dengan
artikel lain ditentukan tim editor (Sreejith et al., 2019).
Terminologi bahasa Indonesia
mengartikan OJS sebagai sistem jurnal terbuka, sedangkan bagi beberapa kalangan
profesional di bidang teknologi informasi dan komunikasi ada yang
mengartikannya sebagai sistem pengelola konten berbasis website yang
bukan hanya software penerbit artikel ilmiah akan tetapi juga berfungsi
sebagai pengelolanya, pendepat lain dari pengembang software penerbitan
ilmiah mengemukakan bahwa Open Journal Systems (OJS) is an open source
software application for managing and publishing scholarly journals.. Open
Journal Systems (OJS) adalah aplikasi perangkat lunak open source untuk
mengelola dan menerbitkan jurnal ilmiah (PKP, 2002).
Penelitian
mengenai perkembangan OJS di Indonesia telah dilakukan. Salah satu penelitian dilakukan
oleh Prayoga dan dilaporkan dalam bentuk tesis (Prayoga, 2020).
Studi tersebut menghasilkan empat temuan penting dalam pengelolaan jurnal online
terbuka yaitu perencanaan tata kelola jurnal, pola rekrutmen pengelola jurnal,
pengembangan kompetensi dan pengawasan pengelolaan jurnal. Penelitian serupa
juga pernah dilakukan oleh Parmin dan Rahayu yang menjelaskan bahwa kondisi
jurnal yang menerbitkan karya tulis ilmiah guru belum sesuai dengan
perkembangan penerbitan jurnal online, persyaratan minimal jurnal belum
terpenuhi untuk DOI, etika publikasi, e-ISSN dan penerbitan belum berbasis OJS.
Penelitian lain yang dilakukan Parmin dan Rahayu menemukan bahwa pengelola
jurnal memiliki pengetahuan awal yang sangat minim mengenai tata kelola jurnal (Parmin & Rahayu, 2021).
Penelitian yang dilakukan oleh Allo, tentang analisis Sistem Pengelolaan Jurnal
Elektronik di UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar menemukan pengolahan
jurnal menggunakan OJS, kendala yang dihadapi meliputi tim editorial, dana
operasional pengelolaan jurnal, perhatian dari pihak rektorat dan sarana
pendukung (Allo, 2017).
Temuan yang sama dari penelitian yang dilakukan Bakhri dan Banowati yang
menegaskan bahwa pengelola jurnal masih kesulitan memahami prosedur dan sistem
pengelolaan e-Journal terakreditasi (Bakhri & Banowati, 2020).
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Karmila tentang manajemen penerbitan
jurnal ilmiah berkala menemukan hasil bahwa aplikasi OJS telah digunakan pada
proses penerbitan jurnal Khasanah Al Hikmah UIN Alauddin Makasar dan telah
memperoleh predikat Sinta 2 pada tahun 2018 (Karmila, 2020).
Penerapan
OJS di Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama secara masif dilakukan di
seluruh satuan kerja (satker) sejak dicantumkannya target penggunakan aplikasi
OJS pada seluruh satker Badan Penelitian dan Pelatihan dalam Perjanjian Kinerja
(Perkin) Kepala Badan Litbang dan Diklat sejak 2018. Mulai tahun tersebut Badan
Litbang dan Diklat membantu satker pelatihan yang ada di bawah binaannya yaitu 2
Pusdiklat dan 14 Balai Diklat untuk melakukan migrasi jurnal dari jurnal cetak
ke jurnal digital.
Dengan
adanya bantuan tersebut satker pelatihan sudah berhasil memiliki homepage
OJS masing-masing. Namun, karena setiap satker pelatihan memiliki kondisi yang
berbeda-beda maka proses pengelolaannya beragam. Beberapa satker tersebut
mengalami kesulitan dalam pengelolaan jurnal sehingga belum bisa berjalan
dengan baik. Seperti halnya temuan penelitian yang dilakukan Tangguh Okta Wibowo keberadaan OJS di
instansi menimbulkan persoalan. Dalam penelitian tersebut, Wibowo mengidentifikasi
dua masalah. Pertama, lemahnya penguasaan kompetensi operasionalisasi
fungsi-fungsi OJS pada admin, editor dan mitra bestari. Kedua, lemahnya
pengetahuan penulis (author) dalam mengirim artikel melalui OJS (Wibowo, 2019).
Melihat keragaman kondisi tersebut,
maka perkembangan pengelolaan OJS di satker pelatihan Badan Litbang dan Diklat
Kemenag menarik untuk ditelaah. Telaah dapat dilakukan pada berbagai komponen mulai
dari regulasi lokal, kompetensi pengelola dan penulis, tampilan, substansi,
proses dan tingkat akreditasi.
Studi mengenai kondisi open journal
system yang dikelola satker pelatihan di lingkungan Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama belum pernah dilakukan. Hingga penelitian ini digagas,
belum ada data yang valid mengenai perkembangan OJS tersebut. Data ini
dibutuhkan agar menjadi landasan untuk melakukan tindakan selanjutnya dalam
membantu setiap satker menemukan solusinya.
Berlatar
belakang tersebut penelitian ini dilaksanakan. Tentu saja banyak informasi yang
dibutuhkan namun dalam penelitian ini kajian dibatasi pada fisik dan fungsi OJS
yang dikelola oleh lembaga pelatihan di lingkungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama. Yang dimaksud kondisi fisik dan fungsi dalam penelitian ini adalah
aksesibilitas, konsistensi, akreditasi dan jumlah artikel yang terbit. Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan aksesibilitas,
konsistensi, akreditas, dan jumlah artikel yang diterbitkan pada tahun 2019 dan
2020. Hasil penelitian diharapkan memberikan
informasi mengenai kondisi fisik dan fungsi OJS. Informasi ini dapat digunakan
oleh para stakeholder untuk melakukan evaluasi dan tindak lanjut dalam
mempertahankan eksistensi dan meningkatkan kualitas jurnal yang diterbitkan.
METODE
Penelitian
ini menggunakan metode analisis konten. Menurut Downe-Wambolt yang dikutip oleh
Bengtsson metode analisis konten adalah Content analysis is a research
method that provides a systematic and objective means to make valid inferences from
verbal, visual, or written data in order to describe and quantify specific phenomena
(Analisis konten adalah sebuah metode
penelitian yang menyajikan upaya sistematik dan objektif untuk menghasilkan
kesimpulan yang valid dari data berbentuk verbal, visual atau tertulis agar
dapat mendeskripsikan dan melakukan kuantifikasi sebuah fenomena spesifik) (Bengtsson, 2016: 8-14). Konten
yang ditelaah adalah isi situs OJS yang dikelola oleh satker pelatihan di bawah
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama pada kurun waktu 2019 hingga 2020.
Kategori data OJS yang ditelaah adalah aksesibilitas, konsistensi, akreditas, dan jumlah
artikel yang dierbitkan. Aksesibilitas adalah kondisi web OJS apakah dapat
dibuka atau tidak pada perangkat umum. Konsistensi adalah keberlanjutan
penerbitan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Akreditas adalah tingkatan
mutu OJS yang dinyatakan dengan Sinta atau indeksasi internasional. Jumlah
artikel adalah kuantitas artikel yang telah diterbitkan setiap volume pada
tahun 2019 dan 2020.
Telaah dilakukan dengan cara mengunjungi situs pada
setiap bagian/page dimana informasi yang dibutuhkan berada. Hasil
telaah disajikan dalam rubrik analisis
konten berupa tabel ceklis dan keterangan.
Aksesibilitas dan konsistesi dinyatakan dengan kriteria Ya/Tidak, akreditas
dinyatakan dengan kriteria Ya/tidak, tingkatan Sinta 6 ampai 1 dan Indeks
internasional, sedangkan kirteria jumlah artikel dinyatakan dalam angka.
Validasi data dilakukan dengan cara mengulang analisa oleh dua orang analis.
Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis isi. Analisis dilakukan oleh dua orang.
Data yang diperoleh adalah dua tabel dari 2 orang penganalisa berbeda kemudian
dilakukan konfirmasi untuk menetapkan keputusan bersama dalam menentukan
jawaban untuk setiap kategori. Data dikumpulkan Oktober sampai Desember 2021.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aksesibilitas
Peneliti
telah melakukan identifikasi nama dan alamat situs OJS pada setiap lembaga
pelatihan. Berdasarkan hasil
identifikasi penulis menemukan 17 OJS yang dikelola oleh satker pelatihan
dibawah naungan Badan Litbang dan Diklat Kementeriana Agama. Peneliti kemudian
membuka alamat situs setiap satker dan memberi ceklis aksesibiltas pada tabel.
Hasil identifikasi disajikan dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Nama OJS, Instansi, Alamat Situs dan Aksesibilitas
NAMA
DAN INSTANSI |
ALAMAT
SITUS |
AKSESIBI-LITAS |
Kompetensi:
Pusdiklat Admin |
Ya |
|
Andragogi:
Pusdiklat Teknis |
Ya |
|
Seulanga:
BDK Aceh |
Tidak |
|
Analisa
Pemikiran Insan Cendekia: BDK Medan |
Ya |
|
Lentera:
BDK Padang |
Ya |
|
Perspektif:
BDK Palembang |
Ya |
|
Wawasan:
BDK Jakarta |
Ya |
|
Tatar
Pasundan: BDK Bandung |
https://bdkbandung.kemenag.go.id/tatarpasundan/jurnal/index.php/tp |
Ya |
Jentre: BDK
Bandung |
Ya |
|
Edutrained:
BDK Semarang |
Ya |
|
Inovasi:
BDK Surabaya |
Ya |
|
Widyadewata:
BDK Denpasar |
http://widyadewata.bdkdenpasar.id/index.php/widyadewata/index |
Ya |
Widyaborneo:
BDK Banjarmasin |
Ya |
|
Baruga: BDK
Makasar |
Ya |
|
Transformasi:
BDK MAnado |
Ya |
|
Diklat 12
Waiheru: BDK Ambon |
Ya |
|
Honai: BDK Papua |
Tidak |
Data
tersebut memberikan gambaran bahwa seluruh satker pelatihan di lingkungan Badan
Litbang dan Diklat Kementerian Agama telah mempunyai jurnal penerbitan berkala
ilmiah berbasis open journal system (OJS).
Namun demikian, belum semua OJS dapat diakses. Dua dari 17 OJS belum bisa diakses
yaitu Seulanga yang dikelola BDK Aceh dan Honai yang dikelola BDK Papua. Itu
berarti 12% OJS belum bisa diakses. Persentase dapat digambarkan dalam Gambar 1.
Gambar
1. Persentase Aksesibilitas Jurnal
Dua
OJS yang tidak bisa diakses berarti tidak ada aktifitas di dalamnya dan tidak
dapat diperoleh data selanjutnya mengenai konsistensi, akreditas dan jumlah
artikel yang terbit.
Konsistensi Penerbitan
Peneliti membuka setiap situs OJS yang bisa diakses dan
membaca informasi mengenai Publication Frequency (frekuensi terbitan)
yang memuat jumlah volume setiap tahun dan jumlah artikel setiap volume. Selanjutnya,
peneliti membuka bagian/page archives (arsip). Dalam page tersebut
termuat volume terbitan dan judul-judul artikel yang diterbitkan dalam setiap
volume. Berdasarkan penelusuran tersebut diperoleh data pada Tabel 2.
Tabel 2.
Konsistensi Penerbitan
NAMA JURNAL |
KONSIS- TENSI |
KETERA- NGAN |
Kompetensi |
Tidak |
Tidak terbit |
Andragogi |
Ya |
Terbit berkala |
Analisa Pemikiran Insan
Cendekia |
Tidak |
Tidak terbit |
Lentera |
Ya |
Baru terbit 2020 |
Perspektif |
Ya |
Baru
terbit 2020 |
Wawasan |
Ya |
Terbit
berkala |
Tatar Pasundan |
Ya |
Terbit
berkala |
Jentre |
Ya |
Baru
terbit tahun 2020 |
Editrained |
Ya |
Terbit
berkala tapi jumlahnya tidak konsisten |
Inovasi |
Ya |
Terbit
berkala tapi jumlah tidak konsisten |
Widyadewata |
Ya |
Terbit
berkala berkala tapi jumlah tidak konsisten |
Widyaborneo |
Tidak |
Beberapa
nomor tidak terbit |
Baruga |
Tidak |
Beberapa
nomor tidak terbit |
Transformasi |
Tidak |
Archives
tidak dapat diakses |
Diklat 12 Waiheru |
Tidak |
Beberapa
nomor tidak terbit. |
Berdasarkan
hasil penelusuran diperoleh temuan menarik dari sisi konsistensi keberkalaan
penerbitan. Data dalam tabel memerlihatkan bahwa baru 6 dari 17 jurnal yang
sudah konsisten penerbitan dan jumlah artikelnya. Artikel yang dimaksud yaitu
jurnal Tatar Pasundan BDK Bandung, jurnal Andragogi Pusdiklat Tenaga Teknis,
jurnal Wawasan BDK Jakarta, jurnal Perspektif BDK Palembang, jurnal Edutrained
BDK Semarang dan jurnal Inovasi BDK Surabaya.
Tingkat Akreditas
Secara
kualitas dari 17 jurnal yang dimiliki satker pelatihan di lingkungan Badan
Litbang dan Diklat Kementerian Agama baru 2 jurnal (12%) yang terakreditasi
yaitu Tatar Pansundan BDK Bandung dengan peringkat akreditasi Sinta 3 dan
jurnal Andragogi Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dengan
peringkat Sinta 4 (Gambar 2).
Gambar 2. Persentase Jurnal
Terakreditasi Nasional
Jumlah Artikel yang diterbitkan pada Tahun
2019 dan 2020
Penelitian
membuka archives setiap volume dan nomor pada setiap OJS untuk
mengidentifikasi jumlah artikel yang terbit. Data mengenai kuota penerbitan
artikel tahun 2019 dan 2020 yang diperoleh peneliti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Artikel yang
Diterbitkan Tahun 2019 dan 2020
No |
Nama
Jurnal |
Tahun
2019 |
Tahun
2020 |
1 |
Kompetensi |
0 |
0 |
2 |
Andragogi |
20 |
20 |
4 |
Analisa Pemikiran Insan Cendekia |
0 |
0 |
5 |
Lentera |
0 |
18 |
6 |
Perspektif |
0 |
20 |
7 |
Wawasan |
16 |
16 |
8 |
Tatar Pasundan |
18 |
18 |
9 |
Jentre |
0 |
10 |
10 |
Edutrained |
6 |
12 |
11 |
Inovasi |
17 |
12 |
12 |
Widyadewata |
8 |
16 |
13 |
Widya Borneo |
7 |
13 |
14 |
Baruga |
0 |
0 |
15 |
Transformasi |
0 |
0 |
16 |
Diklat 12 Waiheru |
0 |
18 |
Jumlah |
92 |
173 |
Data
dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa ada beberapa kelompok OJS dari segi artikelnya yang
tidak terbit sama sekali, ada yang terbit satu tahun saja dan ada yang terbit
tapi jumlahnya tidak konsisten. Hasil identifikasi artikel juga menegaskan konsistensi
setiap jurnal. Data lain yang dapat dilihat dari Tabel 3 bahwa terjadi peningkatan jumlah artikel
yang diterbitkan oleh satker pelatihan yaitu 96 artikel di tahun 2019 menjadi
173 artikel pada tahun 2020.
Pembahasan
Hasil
analisis menghasilkan data pada setiap kategori informasi yang sudah ditetapkan
yaitu aksesibilitas, konsistensi, akreditas dan jumlah artikel yang diterbitkan
pada tahun 2019-2020. Data bersifat primer diperoleh langsung dari web setiap
OJS. Sebagain data dikonfirmasi kepada pengelola untuk memeroleh penjelasan
lebih lanjut.
Pertama, aksesibilitas.
Data menunjukan bahwa 2 dari 17 OJS (12%) belum bisa diakses secara online yaitu jurnal Seulanga BDK
Aceh dan jurnal Honai BDK Papua. Penelitian melakukan wawancara dengan
pengelola OJS tersebut namun tidak dapat menjelaskan penyebabnya. Pada forum
diskusi komunitas pengelola jurnal yaitu relawan jurnal Indonesia (Relawan
Jurnal Indonesia, Forum diskusi) diprediksi penyebab alamat OJS tidak bisa
diakses adalah kesalahan dalam proses instalasi aplikasi. Kesalahan dalam
proses instalasi aplikasi OJS merupakan hal yang sering terjadi dan dialami
oleh pengelola.
Instalasi merupakan langkah pertama dalam
pengembangan OJS. Kekeliruan dalam instalasi dapat menyebabkan tidak berfungsinya
komponen-komponen OJS termasuk alamat situsnya. Misalnya, alamat situs tidak
dapat dibuka. Untuk menaggulanginya harus dilakukan instalasi ulang.
Kedua. konsistensi
penerbitan artikel setiap volume atau sering disebut dengan keberkalaan. terdiri dari 4 indikator. Indikator dari
keberkalaan ini terdiri dari jadwal penerbitan, penomoran penerbitan, penomoran
halaman dan indeks pencarian pada mesin pencarian jurnal. Keberkalaan menjadi
salah satu variabel penting dari penilaian akreditasi jurnal, jumlah poin
maksimal dari penilaian variabel keberkalaan ini adalah 4.
Jurnal
yang diketegorikan konsisten terdiri dari tiga kelompok yaitu pertama konsisten
mulai dari tahun 2019 sesuai dengan deskripsi dalam target volume dan jumlah artikel
lainnya; kedua konsisten tapi baru dimulai tahun 2020; ketiga, terbit berkala
tapi jumlahnya tidak konsisten. Selanjutnya, jurnal dalam kategori tidak
konsisten terdiri dari 2 golongan. Pertama archives kosong; dan kedua beberapa
nomor tidak terbit. Artinya, volume terbitan terlihat di archives tetapi
tidak ada artikerl yang terbit.
Ketiga, jurnal
yang terakreditasi baru 2 saja (12%). Hal tersebut masih dianggap wajar
mengingat akreditasi baik nasional maupun internasional memiliki aturan yang cukup
ketat baik dari segi waktu, pengelolaan, mitra bestari maupun substansi artikelnya.
Apalagi pada indeksasi internasional seperti Scopus, Thomson dan
sejenisnya.
Hasil
penelusuran pada jurnal di lingkungan lain ditemukan hasil survei yang
dilakukan Sundjaja dan Handoyono tahun 2015 yang menyebutkan bahwa berdasarkan
data LIPI lebih dari 29.496 penerbitan periodik memperole ISSN dan sebagian
besar terbitan dalam digital platform. Hasil survei tersebut juga
mencatat 172 jurnal terakreditasi DIKTI, 190 jurnal terakreditasi di LIPI, dan
23 terindeks internasional Scopus (Sundjaja & Handoyono, 2019).
Jurnal-jurnal
berbasis OJS yag dikelola satker di bawah Badan Litbang dan Diklat Kemenag
masih tertinggal dibandingkan dengan jurnal lain dalam hal akreditasi. Meskipun
begitu, jurnal-jurnal tersebut masih terbilang muda dibandingkan dengan jurnal
di kementerian lain dan masih bisa mempersiapkan diri untuk mengikuti
akreditasi pada dua atau tiga tahun yang akan datang. Hasil pengamatan,
terlihat bahwa OJS yang sudah terakreditasi pada kelompok ini adalah jurnal yang
sudah migrasi ke OJS sebelum ada kebijakan dari Badan Litbang dan Diklat. OJS
yang belum terakreditasi pada tahun 2020 pada umumnya masih dalam pengembangan.
Selanjutnya, hasil wawancara juga memberikan informasi bahwa pada dasarnya
semua satker pengelola OJS memiliki keinginan untuk melakukan akreditasi, hanya
saja masih dalam tahap mempersiapkan diri. OJS Wawasan yang dikelola BDK
Jakarta misalnya, tahun 2020 sedang menyiapkan akreditasi di tahun berikutnya.
Upaya yang dilakukan mulai mempelajari kriteria akreditasi kemudian melakukan
proses penerbitan sesuai dengan workflow.
Akreditasi
OJS masih dianggap sulit bagi para pemula sehingga membutuhkan waktu untuk
mempelajari dan menyiapkannya. Akreditasi nasional Sinta yang diselenggarakan
oleh Arjuna memiliki panduan yang diterbitkan tahun 2021 (Pedoman Akreditasi Jurnal Ilmiah Nomor 134, 2021).
Dalam pedoman tersebut terdapat 8 unsur penilaian dengan bobot tertentu dan
jurnal yang dapat diakreditasi hanya yang sudah menerbitkan artikel 2 tahun
berturut-turut secara konsisten. Penilaian pada ke delapan unsur tersebut cukup
rumit sehingga membutuhkan waktu, usaha keras dan melakukan penyesuaian
terlebih dahulu.
Namun
demikian, akreditasi merupakan
keharusan. Bagi para pengelola dan satker, ketika memiliki jurnal terakreditasi
maka itu merupakan sebuah prestise tersendiri. Selain itu, manfaat juga dapat
dirasakan oleh para penulis dengan latar belakang Apartur Sipil Negara pada Jabatan
Fungsional Tertentu (JFT) adalah nilai kredit poin yang besar dari karya tulis
yang dipublikasikan. Sebagai contoh untuk jabatan widyaiswara sesuai dengan
Permen PAN dan RB No. 22 Tahun 2014 tentang jabatan fungsional widyaiswara dan
angka kreditnya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang diterbitkan oleh
jurnal terakreditasi nasional memperoleh poin 10 sementara jika dipublikasikan
oleh jurnal yang belum terakreditasi akan memperoleh poin 5.
Manfaat
lainnya dari jurnal yang sudah terakreditasi secara nasional adalah dapat
meningkatkan jumlah sitasi dari jurnal itu sendiri. Predikat jurnal
terakreditasi nasional menunjukan kualitas hasil penelitian yang diterbitkannya.
Keempat,
jumlah artikel yang diterbitkan meningkat di tahun 2020 jika dibandingkan
dengan tahun 2019. Peningkatan yang terjadi cukup pesat dari 92 menjadi 173. Secara
umum. peningkatan jumlah artikel menunjukkan kinerja baik dari tim pengelola
jurnal. Secara khusus kemajuan tersebut mengindikasikan bahwa 1) beberapa
jurnal baru aktif tahun 2020. Hal tersebut merupakan sebuah kemajuan karena
beberapa jurnal mulai aktif untuk menerbitkan artikel meskipun belum konsisten.
2), meningkatnya jumlah artikel menunjukkan peningkatan motivasi dan kompetensi
para penulis jurnal untuk menggunakan OJS dalam mempublikasikan hasil
penelitian mereka. 3), peningkatan jurnal mengindikasikan peningkatan
kompetensi pengelola dalam perekrutan artikel dan pengelolaan system.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan para pengelola jurnal diperoleh informasi mengenai
penyebab kurang lancarnya penerbitan artikel dalam sebuah nomor. 1) masih
minimnya jumlah penulis yang mengirim artikel melalui OJS. Tentu saja hal ini
disebabkan karena para penulis banyak yang belum tahu mengenai keberadaan OJS dan
belum paham cara mengirimkan artikel (submission). 2) mutu artikel belum
sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan dalam panduan. Ditemukan beberapa
penyebab sebagai berikut. a). Masih rendahnya kompetensi penulis dalam menulis
artikel jurnal. Banyak penulis yang belum menggunakan template yang sudah
ditentukan sehingga sistematikanya keliru. b), Masih banyak penulis yang belum
bisa membedakan antara makalah dengan arikel jurnal sehingga kesulitan
menyajikan informasi ilmiah dalam sistematika artikel jurnal. c), Banyak
artikel yang secara substansi tidak memenuhi kriteria ilmiah mulai dari
masalah, substansi, metodologi, penyajian data, pembahasan dan kesimpulan. d), Kekeliruan
dalam kutipan dan daftar pustaka. Beberapa
kekeliruan mengenai kepustakaan adalah pestaka yang out of date, keliru
menggunakan teknik pengutipan, plagiarisme dan belum digunakan aplikasi
pengutipan. 3), artikel tidak diperbaiki dan dikirim ulang oleh penulis setelah
diberi feedback oleh mitra bestari (reviewer).
Kelemahan-kelemahan
ini membutuhkan upaya perbaikan. Para pengelola OJS tidak cukup menunggu para
penulis untuk mengirimkan artikel sesuai dengan kriteria melainkan harus aktif
melakukan sosialisasi dan pelatihan melalui pendampingan penulisan dengan
memanfaatkan penulis-penulis yang sudah memenuhi kirteria.
Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa variabel yang diteliti untuk memotret kondisi jurnal
berbasis OJS yang dikelola oleh satker pelatihan di lingkungan Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama belum mampu memberikan gambaran secara utuh dan
mendalam mengenai kondisi sesungguhnya dari objek yang diteliti. Dengan
demikian, diharapkan kedepannya ada penelitian lanjutan yang akan melengkapi
keterbatasan dari penelitian ini.
KESIMPULAN
Penelitian
ini merekam kondisi tampilan dan fungsi OJS yang dikelola satker pelatihan di
bawah Badan Litbang dan Diklat Kementarian Agama. Kondisi yang ditelaah
meliputi aksesibilitas, konsistensi, akreditasi dan jumlah artikel yang
diterbitkan pada tahun 2019 dan 2020.
Temuan
penelitian ini, pertama semua instansi pelatihan di bawah Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama sudah memiliki situs OJS namun baru 80% yang dapat
diakses/dibuka. Kedua, baru 60% OJS yang konsisten menerbitkan artikel.
Diantara OJS yang sudah konsisten 3 OJS baru terbit pada tahun 2020. Ketiga,
baru 2 dari 17 OJS yang terakreditasi Sinta. Keduanya diakreditasi pada tahun
2019 dengan tingkatan Sinta 3. Keempat, jumlah artikel yang terbit meningkat
dari tahun 2019 ke tahun 2020. Peningkatan artikel menujukkan peningkatan
aktifitas OJS dan jumlah penulis yang mengirimkan artikel.
Berdasarkan penelitian ini peneliti
merekomendaikan kepada Badan Litbang dan Diklat untuk melakukan berbagai
upaya seperti monitoring dan pembinaan terhadap satker pelatihan dibawah
naungannya untuk mengawali bahwa seluruh jurnal online berbasis OJS dapat
melakukan proses penerbitan artikel dan memberikan dukungan agar seluruh jurnal
dapat terakreditasi secara nasional. Selain itu, merekomendasikan kepada para
pengelola untuk terus mempelajari tata kelola OJS, meningkatkan jumlah penulis
dengan sosialisasi, workshop dan pelatihan serta mengelola para penulis
untuk memiliki sense of belonging terhadap OJS di lingkungannya.
Hasil
penelitian ini baru menyajikan data mengenai tampilan dan fungsi saja.
Diharapkan dilakukan penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai
masalah-masalah yang dihadapi para pengelola secara komprehensif dan rekomendasi
untuk memperbaikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Allo, K. P. (2017). ANALISIS SISTEM
PENGELOLAAN JURNAL ELEKTRONIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR.
In Thesis (Issue OJS). Universitas Islam Negeri Alaudin Mak.
Bakhri, S., & Banowati, L. (2020).
Pendampingan Akselerasi Jurnal Kesehatan STIKes Cirebon Menuju Jurnal Berbasis
OJS Dan Terakreditasi. Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1),
61. https://doi.org/10.24235/dimasejati.v2i1.6654
Bengtsson, M. (2016). How to plan and
perform a qualitative study using content analysis. NursingPlus Open, 2,
814. https://doi.org/10.1016/j.npls.2016.01.001
Edgar, B. D., & Willinsky, J. (2010). A
Survey of the Scholarly Journals Using Open Journal Systems. OJS På Dansk,
1(1), 122. https://doi.org/10.7146/ojssb.v1i1.2707
Karmila, A. K. (2020). Manajemen
Penerbitan Khizanah al-Hikmah: Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan
Kearsipan UIN Alauddin Makassar.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/17329
Pedoman Akreditasi Jurnal Ilmiah Nomor 134,
(2021).
Kevin. (2015). PKP. PKP. https://pkp.sfu.ca/2015/10/01/how-many-journals-use-ojs/
Mumen, M. A., Oganda, F. P., Lutfiani, N.,
& Handayani, I. (2020). Implementation of OJS Based iJC Media E-Journal
System at University of Pramita Indonesia. Aptisi Transactions on
Management (ATM). https://doi.org/10.33050/atm.v4i2.1338
Parmin, P., & Rahayu, E. F. (2021).
Pendampingan Penerbitan Jurnal Bidang Pendidikan Bagi Pengelola Jurnal Di Dinas
Pendidikan Sebagai Media Publikasi Karya Ilmiah Guru. Al-Khidmat, 4(1),
3642. https://doi.org/10.15575/jak.v4i1.11750
PKP. (2002). Open Journal System.
PKP. https://pkp.sfu.ca/ojs/
Prayoga, A. (2020). Tata Kella Jurnal
Terbitan Berkala Ilmiah di Universitas Islam Nahdatul Umala Era Milenial.
Universitas Gunung Djati Bandung.
Sreejith, R., Vijayan, V., & Francis,
A. J. (2019). Design and implementation of Open Journal System (OJS) for
Rajagiri Journals: A review. Library Philosophy and Practice, 2019(April).
Sundjaja, A. M., & Handoyono, Y.
(2019). The improvement of open journal system for successful national journal
accreditation in Indonesia. International Journal of Innovative Technology
and Exploring Engineering, 8(11), 38823885.
https://doi.org/10.35940/ijitee.J9416.0981119
Wibowo, T. O. (2019). Strategi pengelolaan
jurnal akses terbuka menggunakan open journal system (OJS). Berkala Ilmu
Perpustakaan Dan Informasi, 15(1), 101.
https://doi.org/10.22146/bip.38504