FACEBOOK SOLUSI
KREATIF MEDIA PARENTING JARAK JAUH
DI RAUDHATUL ATHFAL
Robi’ah
Ummi Kulsum
Balai Diklat Keagamaan Jakarta, Indonesia
E-mail: hanna.umm@gmail.com
Abstract
In Raudhatul Athfal the
role of the family is still very dominant. In this context, there is an
interaction between the family and the teachers. Parenting is a method to build
the interaction between them. The purpose of this study was to determine the
impact Facebook as a parenting media in Raudhatul Athfal (RA). The research is
descriptive qualitative. The results showed that Facebook had not been used
effectively as a parenting media at the Raudhatul Athfal. It is recommended to
improve quality of activity, utilizing features more properly, improving
content and follow-up activities with offline activity.
Keywords: Raudhatul Athfal,
parenting, facebook.
Abstrak
Kata kunci:
Raudhatul Athfal, parenting, facebook.
PENDAHULUAN
Pembelajaran online (daring) yang
menjadi solusi pada masa pandemi Covid-19 ini telah menyebabkan aspek afektif
dan psikomotorik tidak tercapai. Hambatan pada aspek afektif atau biasa dikenal
sebagai aspek sosial emosional (sosem) pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
meliputi hambatan perkembangan sosial dan emosi, sedangkan hambatan
psikomotorik meliputi motorik kasar maupun halus. Hambatan dalam perkembangan
sosial emosi anak terjadi berupa stress, sensitivitas meningkat, temper-tantrum,
manja dan tidak mandiri serta gangguan perilaku (Tabi, 2020), sementara hambatan psikomotorik berupa kurangnya
stimulasi motorik kasar dan halus secara signifikan (Nuraini, 2020). Wiresti
melaporkan (Wiresti, 2020)
terdapat pengaruh tidak langsung Work from Home akibat pandemi Covid-19
terhadap psikologi anak yaitu emosi yang tidak stabil, krisis gizi dan
kesehatan anak, terjadinya gap pembelajaran, krisis keamanan dan
kenyamanan dan krisis pengasuhan anak. Beberapa
aspek indikator pertumbuhan dan perkembangan anak yang seharusnya diobservasi
secara berkala, menjadi satu kegagapan dalam pendidikan orang tua di masa
pandemi. Kegagapan ini sejalan dengan yang ditunjukkan Sri Anita Rachman (Anita Rahman, 2020) bahwa
orang tua anak usia dini meski lebih memilih proses pembelajaran daring, tetapi
mereka menyepakati untuk melakukan pendampingan dalam pembelajaran jarak jauh
(daring) ini dalam rangka memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19.
Diperlukan studi parenting dalam mendukung pendampingan ini.
Sejauh ini studi parenting pada
pendidikan anak usia dini di masa pandemi cenderung melihat permasalahan secara
makro. Kecenderungan dari studi parenting
terdahulu yang dapat dipetakan adalah pertama, studi parenting
tentang kendala-kendala dalam mendampingi anak belajar di rumah selama masa
pandemi (Wardani & Ayriza, 2020), (Rohayani, 2020), (Ismaniar, Utoyo,Setiyo, 2020); kedua, studi
tentang peranan orangtua dalam mendampingi anak di masa pandemi (Kurniati et al., 2020),(Anita Rahman, 2020), (Fransiska, 2020); ketiga, strategi parenting
dalam pembelajaran PAUD di masa pandemi (Nirmala & Annuar, 2020), (Winarti, 2020), (Oktaria & Putra, 2020) .
Ketiga
studi parenting tersebut masih bersifat umum, belum melibatkan
pemanfaatan media sosial. Dari beberapa kecenderungan
tersebut, nampak belum terdapatnya solusi kreatif dalam parenting di
masa pandemi.
Tulisan ini didasarkan pada satu argumen
bahwa terjadinya hambatan sosial emosi dan psikomotorik pada pembelajaran
daring bagi anak usia dini disebabkan oleh rendahnya pemahaman orangtua
terhadap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Latar belakang
pendidikan maupun status sosial orang tua mempengaruhi berhasilnya pembelajaran
di PAUD (Fransiska, 2020).
Umumnya orang tua berbeda dalam menyikapi
beberapa hal dalam pembelajaran AUD, seperti pengembangan kreatifitas anak,
upaya meningkatkan kemampuan otak anak melalui gizi dan nutrisi, serta cara
optimalisasi potensi anak. Pengetahuan yang terbatas dan kesadaran tentang pentingnya
program pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini menjadi penyebab
hambatan sosial emosi dan psikomotorik.
Penelitian ini menindaklanjuti penelitian
sebelumnya yang membahas tentang kendala parenting, peranan orang tua
dalam pendampingan di masa pandemi dan strategi parenting. Penelitian
Agus Winarti (Winarti, 2020)
dalam implementasi parenting pada PAUD di masa pandemi Covid-19
menyatakan bahwa fungsi
orang tua sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang dan pengawas saat
ini adalah (1) secara khusus menjaga dan memastikan anak untuk menerapkan hidup
bersih dan sehat, mengikuti protokol kesehatan, (2) melaksanakan pendampingan
anak dalam mengerjakan tugas sekolah secara daring, (3) mengerjakan aktivitas
bersama selama di rumah, (4) menciptakan lingkungan yang nyaman agar anak betah
tinggal di rumah saja, (5) memastikan faktor pendukung pendidikan anak usia
dini masa pandemi Covid-19 serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
untuk daring, dan (6) memelihara komunikasi orang tua dan guru PAUD dengan
baik.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama
telah memfasilitasi pembelajaran daring dengan memberikan kuota bagi para
peserta didik termasuk anak-anak RA (Juliyani, 2020).
Kementerian Agama juga telah memberikan acuan
regulasi pelaksanaan Parenting di RA dalam SK Dirjen Pendis No. 2769
Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Pemberdayaan Orang Tua di Raudhatul Athfal.
Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan permasalahan
yaitu:
1. Bagaimana Raudhatul Athfal memanfaatkan
Facebook sebagai media parenting?
2. Bagaimana teknik
optimalisasi Facebook sebagai media parenting?
METODE
Penelitian bersifat Deskriptif Kualitatif,
dengan memanfaatkan data kualitatif yang dijabarkan secara deskriptif.
Tujuan tulisan ini mengetahui teknik
optimalisasi Facebook sebagai media parenting pada lembaga
Raudhatul Athfal dalam analisis solusi kreatif parenting sehingga dapat
mengedukasi program pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini di
masa pandemik.
Responden dipilih dari alumni peserta
pelatihan Tematik RA BDK Jakarta tahun 2018 dan tahun 2019 secara random,
dengan alasan responden telah memiliki dasar pengetahuan yang diperoleh dari
pelatihan yang diselenggarakan oleh BDK Jakarta sehingga mempermudah proses
pemerolehan data.
Proses penelitian
dilakukan secara bertahap seperti pada Gambar 1.
Gambar
1
Alur Penelitian
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
menggunakan Google Form, observasi, zoom meeting, dan chatt
Whatsapp.
Dalam menganalisis data dilakukan
teknik interpretasi sehingga dapat mengetahui pemanfaatan Facebook sebagai
media parenting di RA dan teknik optimalisasinya di Raudhatul Athfal.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Melalui pengumpulan data diperoleh hasil yang
menjawab pertanyaan dalam tujuan penelitian sebelumnya.
Gambar
2
Kondisi Pelaksanaan Parenting di RA
Beberapa
RA menganggap parenting pada saat pandemi Covid-19 sama dengan kegiatan
bimbingan anak belajar di rumah, sehingga RA melakukan kegiatan parenting
bersamaan dengan kegiatan menginformasikan pembelajaran anak.
Mereka menganggap informasi dan komunikasi kepada orang tua tentang kegiatan
permainan hari itu sudah cukup mewakili kegiatan parenting.
Gambar
3 Implementasi Parenting di RA
Faktor
pendukung kegiatan parenting ini di antaranya adalah (1) pemahaman guru
akan pentingnya kegiatan parenting di RA; (2) tertuangnya perencanaan
pembelajaran secara sistematis sehingga program parenting dapat
terealisir; (3) Keingintahuan yang besar dari orang tua dalam mengembangkan
kemampuan kognitif anak.
Umumnya
guru RA mengakui bahwa kegiatan parenting dapat dikatakan berhasil jika
kerjasama dan program parenting telah dipahami urgensinya oleh pihak
guru maupun orang tua. Selain itu, sistem pengadaan parenting itu
betul-betul harus disosialisasikan agar orang tua yang sibuk atau bekerja tetap
dapat mengikuti pelaksanaan parenting.
Sedangkan
faktor penghambat terlaksananya parenting ditemukan dengan kondisi: (1)
latar belakang pendidikan, pekerjaan dan status sosial orang tua; (2) tidak
terprogramnya parenting; (3) parenting dilakukan jika ditemukan
adanya masalah pada anak; dan (4) tidak maksimalnya akses media yang digunakan
saat parenting melalui streaming online (seperti melalui zoom).
Melalui wawancara tertulis menggunakan Google
Form, diketahui bahwa seluruh responden guru RA memahami pentingnya parenting
bagi pendidikan anak usia dini. Dalam implementasinya tidak semua RA melaksanakan
parenting secara terprogram dan sistematis, bahkan ada yang tidak
melakukannya sama sekali.
Diperoleh data, bahwa faktor yang menjadi
tantangan bagi guru RA dalam melakukan pembelajaran di masa pandemik ini adalah
sebagian besar orang tua pada RA atau sebanyak 90 % tidak memahami tentang
program pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, sedangkan hanya
10% sisanya orang tua yang sudah memahaminya. Padahal pemahaman orang tua akan
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini di masa pandemi menjadi
sangat penting karena sebagian waktu bermain di sekolah dilakukan di rumah
(belajar dari rumah).
Dari kebutuhan akan tercapainya pertumbuhan
dan perkembangan anak yang optimal di masa pandemi, maka diperlukan kegiatan
yang dapat menyampaikan informasi dan berkomunikasi tentang hal ini secara
berkala, salah satunya adalah parenting berupa pertemuan antara guru,
kepala RA dan orang tua.
Pengelolaan parenting dapat diinisiasi
oleh pihak lembaga RA atau bahkan oleh orang tua dalam organisasi komite
sekolah. Hal ini tentu saja memerlukan perencanaan di awal, sehingga saat
pembentukan komite RA, program parenting ini sudah dijadikan agenda
tersendiri.
Biasanya parenting dilakukan dengan
mengangkat tema tertentu. Jika memang telah terjadwal dan memiliki anggaran
tersendiri, maka lembaga RA dapat menghadirkan seorang pakar sebagai pembicara.
Belum banyak orang tua menyadari bahwa
terdapat program pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini yang harus
dipantau dan diobservasi secara berkala. Seringkali saat guru RA hendak
menghubungi orang tua, baik melalui Short Massages Service (SMS) maupun chatt
WhatsApp, tidak langsung ditanggapi oleh orang tua, karena kesibukan mereka
bekerja, atau sedang dalam perjalanan, dan lain-lain.
Parenting
yang telah terealisasi dengan baik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
anak RA akan lebih baik. Selain itu, manfaat kegiatan parenting yang
dilakukan oleh RA dapat meningkatkan kedekatan guru dan orang tua, saling
memberikan informasi dan saran, dan memperbaiki pola asuh yang dilakukan karena
paradigma berpikir yang sama antara guru dan orang tua.
Melalui wawancara Zoom diketahui bahwa
guru memerlukan suatu strategi atau media yang dapat meringankan tugas mereka
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak saat Belajar Dari Rumah (BDR) yang
melibatkan orang tua.
Saat
ini guru RA sudah menggunakan satu media sosial yang menjadi alat penghubung
informasi dan komunikasi yaitu WhatsApp. Umumnya guru RA tidak terpikir
untuk memanfaatkan media sosial lain seperti Facebook sebagai media
dalam parenting. Padahal diperlukan suatu media komunikasi yang dapat
memfasilitasi parenting berjalan lebih intensif dan fokus dalam membahas
program pertumbuhan dan perkembangan, misalnya melalui kegiatan diskusi,
menonton video, memberikan ilustrasi gambar, dan sebagainya tanpa harus scrolling
atau melalui percakapan yang panjang seperti halnya dalam sebuah media sosial
yang berisi chat seperti WhatsApp atau Telegram.
Diketahui bahwa umumnya guru RA memiliki akun
Facebook dan dapat mengelola akun tersebut, tetapi sebagian di antara
mereka belum mengetahui bahwa akun Facebook-nya dapat dikelola menjadi
suatu group yang dapat membentuk komunitas parenting. Sebagian lainnya
sudah mengikuti berbagai pelatihan parenting dari komunitas parenting
di media sosial, bahkan membagikannya kembali kepada orang tua sebagai konten parenting.
Pemanfaatan Facebook sebagai media parenting
digunakan oleh guru RA sebanyak 10%, menggunakan media sosial lain (whatsapp)
sebanyak 10%, dan 80% lainnya tidak menggunakan atau bahkan masih belum terpikir
akan kebermanfaatan Facebook sebagai media parenting menurut
Gambar 4.
Gambar 4
Pemanfaatan Facebook sebagai Media Parenting
Salah satu layanan Facebook yaitu
fasilitas untuk membuat grup yang berbeda dengan fanspage atau halaman.
Tujuan grup di Facebook merupakan sebuah wadah komunitas di mana setiap
anggota yang bergabung dalam grup tersebut memiliki interest atau
ketertarikan terhadap topik yang sama.
Teknik membuat grup atau bergabung dalam
sebuah grup pada Facebook sangat mudah. Diperlukan hadirnya seorang
admin yang memiliki otoritas dalam membentuk grup, merekrut anggota dan
mengelola grup hingga tercapai tujuan pembentukan grup tersebut. Selain itu,
fasilitas grup Facebook yang dapat dimanfaatkan adalah memperoleh
notifikasi aktivitas group, menampilkan posting penting di wall Facebook
anggota, berkomunikasi dan berinteraksi sesama anggota, serta mengikuti aturan
main yang dibuat dalam grup tersebut.
Fasilitas Facebook memberikan ruang
untuk menulis dengan bebas, meng-upload foto, ataupun berkomentar. Sebuah
grup Facebook yang memiliki tujuan tertentu, terdapat aturan atau tata
krama yang harus disepakati dan dipatuhi sebelum anggota melakukan posting
atau berkomentar, sesuai dengan kesepakatan bersama. Bisa saja aturan tersebut
tertulis di dalam keterangan atau dokumen dalam grup (Kota, 2012).
Grup dalam Facebook tidak terlepas
dari efektifitas admin sebagai pengelolanya. Grup bisa bersifat terbuka Maupun
tertutup. Beberapa fitur dalam grup Facebook yang mendukung hal ini
adalah pengelolaan keanggotaan, postingan terjadwal, log aktivitas, aturan
grup, konten yang dilaporkan oleh anggota, pengaturan, peringatan moderasi
maupun penilaian kualitas grup dari Facebook.
Dalam pengelolaan, pemanfaatan dan optimalisasi
fitur grup Facebook, saat ini selain memposting informasi, foto dan
video maupun berdiskusi, kini Facebook dapat memfasilitasi terhubungnya
antar anggota melalui video konferensi. Admin dapat mengundang anggota, baik
pilihan maupun umumnya untuk dapat mengikuti obrolan video ini.
Admin dapat membuat tagar topik pertemuan
selanjutnya pada postingannya untuk dapat dipelajari oleh anggota dalam
pertemuan berikutnya. Begitu pula dengan pengaturan acara mendatang yang dapat
disesuaikan dengan kesepakatan anggota.
Salah satu keunikan grup Facebook ini
adalah selain menyimpan foto dan video, beberapa file penting baik
bentuknya Ms. Word, Ms. Powerpoint, maupun Ms.
Excell. Bukan hanya admin, anggota juga dapat mengunggah dan mengunduh
kembali isi bank file ini.
Fitur-fitur ini disimpan dalam sebuah ruang
tersendiri sehingga para pengguna (user) dalam grup tidak perlu
bersusah-susah naik melalui ratusan chat seperti media sosial lainnya.
Hasil penelitian ini memiliki makna
pentingnya solusi kreatif dalam memecahkan permasalahan tidak maksimalnnya
pendampingan orang tua terhadap anak RA yang disebabkan kurangnya pemahaman
orang tua akan program pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Untuk itu, diperlukan tindak lanjut dalam
mengoptimalisasikan Facebook sebagai salah satu media parenting. Teknik
optimalisasi Facebook sebagai media parenting terbagi dua, secara
umum maupun khusus.
Optimalisasi secara umum berupa: (1) mereview
konsep parenting bagi guru RA dan menyesuaikan dengan kondisi RA
masing-masing; (2) menyusun jadwal parenting sesuai program pertumbuhan
dan perkembangan anak usia dini di RA tersebut; (3) melibatkan orang tua dalam
menentukan media sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi dan
informasi yang efektif di masa pandemik sesuai dengan kondisi masing-masing
lembaga sehingga jadwal parenting dapat terealisir; (4) membudayakan
mencari solusi kreatif dengan mengadaptasi perkembangan teknologi dalam
menyelesaikan permasalahan pembelajaran secara sistemik.
Secara khusus, upaya optimalisasi pemanfaatan
Facebook sebagai media parenting yaitu dengan: (1) mengoptimalkan
fitur-fitur yang terdapat dalam Facebook terutama pada pemanfaatan group
Facebook; (2) guru bersama orang tua dalam komite misalnya bekerja sama
membuat schedule tema, tayangan video atau materi dan ruang diskusi
dalam group Facebook; (3) memberi penguatan dan tindak lanjut secara
offline hasil diskusi parenting dengan menghubungkannya dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak sehari-hari, misalnya berupa laporan dan komunikasi
timbal balik antara guru dan orang tua.
Optimalisasi pemanfaatan Facebook
sebagai media parenting di RA dengan memanfaatkan fitur-fitur tertentu
dalam Facebook, atau studi tentang efektifitas pertemuan terjadwal parenting
dalam grup Facebook, atau bahkan mungkin terdapat impact yang
lebih luas lagi seperti lahirnya komunitas parenting ayah dan pertemuan
secara offline sebagai tindak lanjut dari parenting secara online,
dan lain-lain.
KESIMPULAN
Umumnya Raudhatul Athfal belum memanfaatkan Facebook
sebagai media parenting. Program parenting di RA pada masa
pandemi Covid-19 berjalan dengan seadanya.
Diperlukan tindak lanjut penelitian ini
berupa optimalisasi facebook sebagai media parenting. Teknik
optimalisasi pemanfaatan facebook sebagai media parenting di RA bisa
dilakukan melalui perbaikan pola kegiatan parenting sebagai pola umum,
dan khususnya pemanfaatan fitur, konten dan tindak lanjut berupa parenting
secara offline.
DAFTAR
PUSTAKA
Anita Rahman, S. (2020). Penguatan Peran
Orang Tua Dalam Mendapingi Pendidikan Anak Usia Dini Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Golden Age, 4(02), 322–331. https://doi.org/10.29408/jga.v4i02.2520
Fransiska. (2020). PERAN ORANG TUA DALAM
KEGIATAN BELAJAR DI RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 ( Studi Kasus Pada Anak
Usia 5-6 Tahun ). DUNIA ANAK: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1).
Ismaniar, Utoyo,Setiyo. (2020). “Mirror of
Effect” dalam Perkembangan Perilaku Anak pada Masa Pandemi Covid-19. DIKLUS:
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2(September), 147–157.
Juliyani, A. (2020). Kemenag Bagikan
Kuota Gratis Mulai Hari ini cek Siapa Saja yang Berhak Mendapatkannya.
https://bekasi.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-121045530/kemenag-bagikan-kuota-gratis-mulai-hari-ini-cek-siapa-saja-yang-berhak-mendapatkannya
Kota, S. (2012). Apa itu Group di Facebook
dan Aplikasi Fitur di dalamnya. Semarangkota.Com. http://semarangkota.com/04/apa-itu-group-Facebook/
Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., &
Andriani, F. (2020). Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 241. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541
Nirmala, B., & Annuar, H. (2020). Home
Visit: Strategi PAUD dari Rumah bagi Guru di Daerah 3T pada Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1052–1062.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.716
Oktaria, R., & Putra, P. (2020).
Pendidikan Anak Dalam Keluarga Sebagai Strategi Pendidikan Anak Usia Dini Saat
Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pesona PAUD, 7(1), 41.
https://doi.org/10.24036/108806
Rohayani, F. (2020). Menjawab Problematika
Yang Dihadapi Anak Usia Dini di Masa. Qawwam: Journal For Gender
Mainstreaming, 14(1), 29–50.
https://doi.org/10.20414/Qawwam.v14i1.2310
Tabi, A. (2020). Problematika Stay At Home
Pada Anak Usia Dini Di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnal Golden Age, 4(01),
190–200. https://doi.org/10.29408/jga.v4i01.2244
Wardani, A., & Ayriza, Y. (2020).
Analisis Kendala Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah Pada Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 772.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.705
Winarti, A. (2020). Implementasi Parenting
pada Pendidikan Anak Usia Dini di Masa Pandemik Covid-19. Jurnal Pendidikan
Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, II(2), 131–145.
Wiresti, R. D. (2020). Analisis Dampak Work
From Home pada Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 641.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.563