PENGGUNAAN
“LEMKERTAS” DAN YOUTUBE
PADA
PEMBELAJAR MATEMATIKA JARAK JAUH
Iwan Setiadi
Madrasah Aliyah Al Wathoniyah
43 Jakarta, Indonesia
E-mail:
iwansetiadi43@gmail.com
Abstract
One of the problems with distance
learning is the lack of student participation. Teachers must innovate teaching
to overcome this participation. This study aims to determine the impact of
using LEMKERTAS with the help of YouTube shows on increasing learning activity
in math. This study uses a mix method with an explanatory sequential design.
The research subjects were 22 students of class XI at MA AL Wathoniyah
43, North Jakarta in the odd semester of 2021/2022. Research instruments in the
form of questionnaires, observation sheets, and interviews. The results showed
that the use of LEMKERTAS with the help of YouTube shows had an impact on
increasing the activeness of learning Mathematics. Students become more active
in asking, answering, arguing, discussing, and doing group assignments.
Researchers recommend this method to be applied in other subjects.
Keywords: active learning
mathematics,
lemkertas, YouTube, effectiveness,
crossword.
Abstrak
Salah satu masalah pada pembelajaran jarak jauh adalah
minimnya partisifasi belajar siswa. Untuk mengatasinya guru harus melakukan inovasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui
dampak penggunaan LEMKERTAS
dengan bantuan tayangan YouTube terhadap peningkatan keaktifan belajar Matematika. Penelitian ini menggunakan mix methode dengan rancangan explainatory sequential design. Subjek
penelitian sejumlah 22 siswa kelas XI di MA AL Wathoniyah 43 Jakarta Utara pada semester ganjil tahun 2021/2022. Instrumen penelitian berupa angket, lembar observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan LEMKERTAS dengan bantuan tayangan YouTube berdampak pada peningkatan keaktifan belajar Matematika. Siswa menjadi lebih aktif
dalam bertanya, menjawab, berargumentasi, dan berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok. Peneliti merekmendasikan matode ini untuk diterapkan
di mata pejaran lainnya.
Kata kunci:
keaktifan belajar,
lemkertas, youtube, teka-teki silang
PENDAHULUAN
Pandemi
Covid-19 telah mempengaruhi
berbagai sektor termasuk pada sektor pendidikan. Sektor ini adalah termasuk
salah satu sektor yang
paling terdampak. Pemerintah
menghentikan sementara
proses belajar di sekolah karena pandemi Covid-19. Sesuai dengan SE MENDIKBUD No. 4 tahun 2020 maka proses pembelajaran dilaksanakan dari rumah. Meskipun
guru dan siswa benar-benar tidak siap dalam
kondisi tidak normal, akan tetapi pembelajaran
harus tetap berlangsung. Oleh karena itu, diselenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) telah dilaksanakan sesuai dengan SKB empat Menteri RI tahun 2020 mengenai Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19.
Banyak kendala
yang ditemukan dalam pelaksanaan PJJ yang dialami oleh
peserta didik dan guru (Asmuni, 2020). Beberapa masalah yang dimaksud di antaranya adalah peserta didik kurang
aktif dalam pembelajaran, tidak tersedia gawai yang memadai, masalah jaringan internet, kurangnya dukungan dari orang tua, dan keterbatasan guru dalam memantau siswa saat kegiatan
PJJ berlangsung.
Matematika,
termasuk salah satu mata pelajaran yang memiliki kendala dalam PJJ. Selama pembelajaran dalam jaringan, hasil belajar Matematika pada peserta didik kelas
XI-MIA di MAS Al Wathoniyah 43 Jakarta semester genap tahun 2019/2020 hanya 47,62% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Guru hanya memberikan tugas kepada siswa yang harus dikerjakan dalam waktu tertentu
melalui WhatsApp Group. Tidak
ada interaksi langsung dan umpan balik saat itu
juga. Umpan balik hanya berupa informasi
nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan pembelajaran online berikutnya.
Guru tidak menggunakan metode ataupun media pembelajaran. Akibatnya, suasana belajar tidak menyenangkan. Siswa banyak yang tidak aktif mengerjakan
tugas dari guru, padahal guru senantiasa mengingatkan. Sehingga pembelajaran seperti ini membuat pesera
didik tidak minat belajar, malas berpikir dan tidak aktif belajar.
Salah satu kendala utama yang paling urgen adalah rendahnya
respon keaktifan belajar dalam PJJ. Ketika PJJ berlangsung menggunakan grup WA Matematika, banyak peserta didik yang hanya mengisi daftar hadir secara online. Saat diskusi dalam grup
WA berlangsung, interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar
peserta didik sangat rendah. Siswa yang bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru sangat sedikit jumlahnya. Ketika guru memanggil nama siswa di dalam
grup, banyak yang tidak merespon. Akhirnya suasana belajar terasa kurang aktif dan kurang menyenangkan.
Dalam
kondisi inilah guru harus memiliki kemampuan literasi digital agar
proses pembelajaran jadi lebih menyenangkan. Guru yang menguasai literasi digital dapat memperkaya kemampuan dan keterampilan mengajar (Wardhana, 2020)
sehingga suasana kelas yang menyenangkan membuat siswa aktif
belajar (Royani & Muslim, 2014).
Keaktifan belajar adalah keaktifan peserta didik atau
tingkah laku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung (Afianti et al., 2017).
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat suasana
belajar aktif dan menyenangkan adalah melalui penggunaan media.
Beberapa
penelitian terdahulu sudah dilakukan dan diketahui bahwa untuk dapat meningkatkan
keaktifan serta hasil belajar siswa
dapat menggunakan media Crossword
Puzzle (Setiadi, 2021; Sasriya, Dibia, & Kusmariyatni, 2016;
Puspitasari & Widiyanto, 2016).
Crossword Puzzle merupakan media pembelajaran berbasis permainan.
Pembelajaran
Matematika dengan media pembelajaran berbasis permainan memiliki kelebihan dibandingkan pembelajaran biasa (Muhtarom et al., 2016).
Siswa tidak merasa jenuh, mendapat
umpan balik langsung, aktif, dan suasana belajar Matematika menyenangkan.
Selain
media Crossword Puzzle yang berupa lembar kerja berbasis
permainan, media pembelajaran
audio-visual pun dapat menarik
siswa untuk aktif belajar. Salah satunya adalah tayangan YouTube.
YouTube sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat
saat ini. YouTube dapat digunakan sebagai sumber belajar kaum Milenial
(E. F. Setiadi et al., 2019). Selain itu YouTube memiliki potensi dalam pembelajaran
matematika (Suwarno, 2017).
Hal ini telah dibuktikan dari beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa YouTube memiliki pengaruh terhdap keaktifan belajar siswa (Astriyani & Fajriani, 2020; Wulandari et al.,
2021)
serta efektif dalam pembelajaran dalam jaringan (Wijayanti, 2021).
Berdasarkan
kajian pada penelitian-penelitian
terdahulu maka peneliti mencoba untuk membuat dan menerapkan suatu media pembelajaran yang menggabungkan antara media Crossword Puzzle dengan
tayangan YouTube agar dapat
menstimulasi peserta didik lebih aktif
belajar Matematika. Peneliti membuat media yang diberi nama LEMKERTAS yang merupakan akronim dari Lembar Kerja Teka-Teki Silang. Media ini berbentuk teka-teki silang yang dibuat menggunakan aplikasi Puzzle
Maker.
Selain
itu peneliti juga mencoba membuat beberapa video tayangan Youtube sebagai sumber belajarnya. Video-video tersebut digunakan sebagai sumber belajar untuk disimak
dan bahan diskusi. Selanjutnya peserta didik diminta untuk
bermain quiz berbentuk teka-teki silang (LEMKERTAS) sebagai latihan yang dapat dilakukan berulang-ulang.
Bahan
ajar tersebut merupakan gagasan dan inovasi yang perlu diujicobakan efektifitasnya dalam meningkatkan keaktifan belajar. Untuk kepentingan tersebut peneliti melakukan sebuah penelitian uji pembelajaran. Penelitian tersebut diproyeksikan untuk menjawab rumusan masalah berikut: Bagaimana dampak penggunaan LEMKERTAS dengan bantuan tayangan YouTube terhadap peningkatan keaktifan belajar Matematika? Melalui penelitian ini peneliti ingin
menjelaskan dampak media pembelajaran LEMKERTAS dengan bantuan tayangan YouTube terhadap peningkatan keaktifan belajar Matematika. Hasil penelitian dimanfaatkan untuk peneliti sendiri dan guru lain sebagai referensi dalam mencari solusi
pada kasus serupa.
METODE
Penelitian
dilaksanakan pada semester ganjil
tahun 2021/2022. Adapun tempat
pelaksanaan kegiatan secara online di kelas XI
MA Al Wathoniyah 43 Jakarta Utara dengan
subjek sejumlah 22 orang siswa.
Materi
kurikulum yang digunakan adalah materi Matriks
pada KD. 3.3, yaitu: menjelaskan
matriks dan kesamaan matriks dengan menggunakan masalah kontekstual dan melakukan operasi pada matriks yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar, dan perkalian dua matriks serta
transpos.
Penelitian
ini menggunakan mix
method, dengan rancangan
explainatory sequential design. Rancangan penelitian kuantitatif menggunakan pre-experimental
design dalam bentuk one
shot-case study (Dantes, 2017). Artinya hanya ada
satu kelompok perlakuan. Selanjutnya dilakukan pengambilan data. Data sampel perlakuan selanjutnya dibandingkan dengan skor rerata
minimal sebagai kriteria. Sedangkan rancangan penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif.
Instrumen
keaktifan belajar siswa menggunakan angket. Angket ini digunakan untuk
mengetahui pendapat siswa mengenai keaktifan belajar Matematika menggunakan LEMKERTAS dengan bantuan tayangan YouTube. Angket berisi indikator keaktifan belajar siswa yaitu: mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan bekerjasama dalam kelompok untuk pemecahan masalah. Angket dibuat menggunakan google form
dan diberikan kepada siswa pada akhir PJJ Matriks. Skor terendah angket adalah 9 sedangkan skor tertinggi 45. Hasil angket ini kemudian dianalisis
secara kuantitatif. Sedangkan lembar observasi, pedoman wawancara, dan tangkapan layar gawai digunakan
sebagai instrumen untuk mendeskripsikan dampak penggunaan LEMKERTAS dengan bantuan tayangan YouTube terhadap keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Kriteria
keaktifan belajar siswa seperti tampak
pada Tabel 1 (Mardapi, 2012).
Tabel
1. Kriteria Keaktifan Belajar Siswa
No |
Skor
Interval |
Kategori |
1 |
36
- 45 |
Sangat
Tinggi |
2 |
27
- 35 |
Tinggi |
3 |
18
- 26 |
Rendah |
4 |
9
- 25 |
Sangat
Rendah |
Selanjutnya
peneliti mengambil batas skor rerata
minimal sebagai kriteria untuk keperluan analisis data, yaitu sebesar 27 dalam Tabel 1. Dengan nilai ini
maka masuk pada kategori tinggi.
Data hasil angket dianalisis menggunakan uji-t dengan rumus (Dantes, 2017):
Keterangan:
Berdasarkan
rumus uji-t tersebut maka, data yang dianalisis adalah perbandingan antara rata-rata keseluruhan hasil angket (
Selanjutnya
untuk melihat tingkat efektivitas/Efektivitas size (ES) menggunakan
rumus (Dantes, 2017):
Keterangan:
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan
LEMKERTAS atau
Lembar Kerja Teka-Teki
Silang dibuat oleh guru dengan
bantuan aplikasi Puzzle
Maker. Tiap LEMKERTAS berisi
soal-soal Matriks, sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi yang dibuat oleh guru. Adapun Langkah-langkah
pembuatannya sebagai berikut: 1) Menuliskan JAWABAN
dan SOAL materi Matriks
pada MS Word; 2) Membuka aplikasi
Puzzle Maker di mesin pencari
Google; 3) Pilih menu Criss-Cross pada Puzzle
Maker; 4) Masukan Judul
Pada kotak bertuliskan Step
1; 5) Menyalin
JAWABAN dan SOAL matriks yang telah
dibuat pada MS Word ke kotak Step 2; 6) Tekan Create
My Puzzle pada step 3. 7) Terakhir, tekan Copy Puzzle untuk menyalin TTS ke MS Word sebagai lembar kerja siswa.
Selanjutnya
guru membuat Materi pada tayangan Youtube. Materi disesuaikan dengan LEMKERTAS yang telah dibuat.
Tahap Pelaksanaan
Penelitian
dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang telah dibuat oleh guru. Jumlah jam pelajaran sebanyak 16 jp atau empat kali pertemuan. Rinciannya adalah tiga pertemuan
menggunakan LEMKERTAS dengan
bantuan tayangan YouTube dan
satu pertemuan untuk penilaian hasil belajar serta
mengisi angket. Selama tiga pertemuan
tersebut Guru mengamati keaktifan siswa sesuai dengan indikator.
Proses PJJ dilaksanakan dalam
jaringan synchronous menggunakan
WAGM.
Pada
proses pelaksanaan pembelajaran,
guru lakukan dengan tahapan: pertemuan pertama, siswa menggunakan media LEMKERTAS
dengan sub materi pengertian matriks, menentukan ordo suatu matriks, menentukan transpose suatu matriks, dam menentukan jenis-jenis matriks. Siswa berdiskusi di dalam masing-masing
kelompok melalui kelompok WAG diskusi. Guru ada di dalam setiap
kelompok WAG diskusi untuk memberikan umpan balik langsung
sekaligus mengobservasi keaktifan belajar siswa. Setelah diskusi kelompok selesai, Dilanjutkan diskusi dalam WAGM. Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian diakhiri dengan refleksi siswa dan guru pada
proses pembelajaran saat itu. Pertemuan kedua, sampai ketiga
semua tahapannya sama. Hanya sub materinya yang berbeda.
1. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran
Pembelajaran pertama
dilakukan pada tanggal 1
September 2021. Siswa mendiskusikan
penyelesaian LEMKERTAS 1 yang berisi
permasalahan mengenai pengertian matriks,
menentukan ordo suatu matriks, menentukan transpose suatu matriks, dan menentukan jenis-jenis matriks. Sedangkan pada pembelajaran kedua dilaksanakan pada tanggal 8
September 2021. Siswa mendiskusikan
permasalahan operasi pada matriks dan kesamaan matriks. Pada pertemuan ketiga tanggal 15 September 2021,
siswa mendiskusikan bagaimana caranya melakukan perkalian dua buah matriks.
Di setiap awal pertemuan, siswa secara individu
terlebih dahulu mengamati tayangan YouTube yang sudah dibuat oleh guru dan disesuaikan dengan LEMKERTAS. Siswa diberikan waktu tertentu untuk mempelajari materi dari tayangan
tersebut.
Selama tahap ini,
guru mengamati jalannya diskusi kelompok. Pada awal pembelajaran, guru membagi
kelompok secara heterogen dari segi kemampuan siswa. Satu kelompok terdiri dari empat
sampai lima orang siswa. Selanjutnya guru meminta siswa untuk membuat
kelompok diskusi pada WA
group dan guru ada di dalamnya.
Guru mengamati dan mencatat
respon siswa selama diskusi sesuai dengan indikator
keaktifan belajar siswa.
2. Tahap Akhir Pembelajaran
Pembelajaran Matematika pada materi Matriks menggunakan LEMKERTAS dengan bantuan tayangan YouTube, diakhiri dengan presentasi di setiap pertemuan. Masing-masing perwakilan
siswa mempresentasikan jawaban kelompok. Siswa tampak antusias
menjawab dan saling berlomba untuk menjawab paling dahulu. Guru langsung memberikan penilaian dan umpan balik saat itu
juga. Selanjutnya guru meminta
siswa untuk mengumpulkan jawaban kelompok melalui email guru.
Gambar 1 Contoh
Diskusi Siswa dalam Kelompok.
Gambar
1 adalah salah satu contoh diskusi siswa dalam kelompok.
Terlihat dari percakapan bagaimana siswa berdiskusi menyelesaikan tugas kelompok.
Pada
pertemuan keempat, yaitu tanggal 22 September 2021, siswa secara individu
mengerjakan soal kuis dan mengisi angket. Tujuan kuis adalah untuk
mengetahui pemahaman siswa sedangkan angket untuk mengetahui
sikap siswa dalam mempelajari materi Matriks menggunakan LEMKERTAS dengan tayangan YouTube.
Keaktifan Belajar
Keaktifan pembelajaran Matematika, dapat diketahui melalui angket, observasi dan wawancara. Data
yang diperoleh melalui angket dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Pada pernyataan bahwa pembelajaran Matriks menggunakan LEMKERTAS membuat saya aktif
belajar matematika, sebanyak 81,8% siswa menyetujui pernyataan ini. 9,1% menyatakan sangat setuju. Artinya sebagian besar siswa mengakui
bahwa LEMKERTAS dapat membuat siswa aktif
belajar matriks. Hal inipun dapat dilihat
dari rerata skala yang diperoleh sebesar 3,95. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Puspitasari & Widiyanto, (2016)
yang menyimpulkan bahwa penggunaan Teka-Teki Silang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Pernyataan bahwa pembelajaran matriks menggunakan LEMKERTAS membuat saya aktif
bertanya ketika diskusi kelompok, memiliki tingkat persetujuan siswa sebesar 72,7% dan sangat setuju 4,5%. Siswa mengakui bahwa LEMKERTAS membuat dirinya aktif bertanya dalam diskusi kelompok.
Data ini diperkuat dari rerata skala
sebesar 3,82.
Untuk pernyataan pembelajaran
matriks menggunakan
LEMKERTAS membuat saya aktif menjawab ketika diskusi kelompok memiliki rerata skala 3,86. Ini juga menunjukkan bahwa tingkat persetujuan
siswa sebagian besar mengakui bahwa LEMKERTAS membuat siswa aktif menjawab
ketika diskusi kelompok.
Adapun mengenai pernyataan Pembelajaran
matriks menggunakan
LEMKERTAS membuat saya aktif mengemukakan pendapat ketika diskusi kelompok memiliki rerata skala 3,77. Artinya tingkat persetujuan pernyataan ini tinggi, yaitu sejumlah
77,3% siswa setuju.
Pernyataan pembelajaran matriks menggunakan LEMKERTAS membuat saya aktif bekerja
sama dalam kelompok diskusi juga memperoleh tingkat persetujuan yang tinggi. Sejumlah 72,7% siswa setuju dan 9,1% siswa menyatakan
sangat setuju. Adapula siswa yang menyatakan tidak setuju sebesar 4,5%. Rerata skala ini
adalah 3,86.
Seorang siswa tidak setuju
pada pernyataan ini dengan alasan sebagai
berikut: “Karena mengerjakan
lembar kerja kelompok ada positif
dan negatif Pak. Positif nya sih buat
saya aktif, tapi terkadang dalam kelompok kurang kerjasamanya Pak. Ada yang
membantu ada yang tidak” (Wawancara siswa, 25 September 2021). Komentar
siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa merasa keberatan
apabila dalam tugas diskusi kelompok
terdapat siswa yang tidak ikut berpartisipasi
untuk terlibat dalam menyelesaikan masalah.
Hal mengenai pernyataan pembelajaran
matriks menggunakan media
You Tube membantu saya memahami materi matriks memiliki tingkat persetujuan 68,2% dan sangat setuju 9,1%. Tetapi sejumlah 4,5% siswa tidak setuju
atas pernyataan ini. Namun demikian
masih menunjukkan bahwa pernyataan ini sebagian besar
menyetujui dengan rerata skala 3,82. Seorang siswa memiliki
pendapat yang berbeda dan tidak menyetujui pernyataan ini. Hal ini diungkapkan siswa sebagai berikut.
“...terkadang saya lebih suka zoom atau bahas langsung
Pak. Bisa nanya soal yang sulit, terkadang kalau di Vidio yt hanya contoh
yang dasar nya ajah Pak” (Wawancara siswa, 25 September 2021).
Berdasarkan komentar siswa tersebut maka siswa
menginginkan contoh atau penjelasan materi yang lebih beragam dari tayangan
YouTube tersebut. Bukan hanya contoh dasar
melainkan contoh soal yang lebih kompleks.
Pernyataan bahwa pembelajaran matriks menggunakan media You
Tube membantu saya menjawab soal-soal matriks pada LEMKERTAS memiliki
tingkat persetujuan yang agak menurun, yaitu
54,5%. Siswa yang sangat setuju sebesar 13,6%. Walaupun demikian masih menujukkan bahwa Sebagian besar siswa menyetuji pernyataan ini. Hal ini juga didukung oleh rerata skala sebesar
3,82.
Dalam hal pernyataan pembelajaran matriks menggunakan media You Tube dan LEMKERTAS membuat saya senang
belajar Matriks menujukkan penurunan. Siswa yang setuju dengan pernyataan ini sebesar 63,6% dengan rerata skala
sebesar 3,73. Tetapi hal ini masih
menunjukkan Sebagian besar siswa setuju atas
pernyataan ini.
Pernyataan pembelajaran matriks menggunakan media YouTube dan LEMKERTAS membuat
saya aktif belajar Matriks memiliki tingkat persetujuan 68,2% dan sangat setuju 9,1%. Adapun rerata skala 3,86. Hal ini artinya bahwa siswa
mengakui pembelajaran Matematika pada materi Matriks dengan bantuan YouTube pada sebagian besar siswa membuat
aktif belajar.
Hasil Uji Analisis
Data
Berdasarkan
data angket yang diperoleh,
maka sebaran data angket dapat diperlihatkan
sebagaimana tampak pada Gambar
2.
Gambar 2 Sebaran
Skor Keaktifan Belajar
Berdasarkan
data tersebut diketahui bahwa skor tertinggi
40 dan skor terendah 27. Sedangkan nilai rerata skor adalah
34,50 dengan simpangan baku 3,53.
Hasil
analisis data perbedaan rata-rata
keseluruhan hasil angket dengan rata-rata skor angket yang ditetapkan sebagai kriteria keaktifan belajar siswa menggunakan
uji-t diperoleh
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan dua media pembelajaran memberikan dampak yang signifikan terhadap keaktifan belajar siswa. Penggunaan tayangan YouTube sebagai media audio visual efektif
dalam mendorong siswa untuk belajar
aktif. Oleh karena itu agar hasil tayangan bukan hanya tontonan semata maka penggunaan
LEMKERTAS menjadi pelengkap
siswa agar dapat belajar aktif. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Astriyani
& Fajriani, (2020) yang menjelaskan bahwa Penggunaan Media Audio Visual Youtube
memiliki pengaruh terhadap keaktifan belajar Matematika siswa.
Berdasarkan
hasil penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa dampak penggunaan LEMKERTAS dengan bantuan tayangan YouTube adalah keaktifan siswa belajar Matematika
mengalami peningkatan. Peningkatan keaktifan belajar terjadi pada semua aspek. Siswa
menjadi lebih aktif dalam bertanya,
menjawab, berargumentasi,
dan berdiskusi mengerjakan tugas kelompok. Hal ini diperkuat dengan
hasil analisis data menggunakan uji-t yang menyatakan
bahwa secara signifikan terdapat perbedaan rerata skor keaktifan belajar. Selain itu, tingkat
efektivitas penggunaan LEMKERTAS
dengan bantuan tayangan
YouTube tergolong tinggi
pada peningkatan keaktifan belajar Matematika.
Implikasi
dalam penelitiaan ini adalah siswa
menjadi lebih berani dalam bertanya,
menjawab, dan berargumentasi
dalam diskusi kelompok melalui WA group. Siswa memiliki rasa percaya diri untuk menjawab
soal-soal Matriks melalui LEMKERTAS yang menyerupai TTS.
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan maka disarankan sebagai berikut: 1) Gunakan materi lain selain materi Matriks. 2) Buatlah konten materi dengan contoh
soal yang lebih kompleks.
DAFTAR
PUSTAKA
Afianti, N. W., Sulastry, T., & Alimin,
A. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing
untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 3 SMAN
1 Bontomarannu. Jurnal Nalar Pendidikan, 5(2), 544–551. https://doi.org/10.26858/jnp.v5i2.4869.
Astriyani, A., & Fajriani, F. (2020).
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL YOUTUBE MATERI PYTHAGORAS TERHADAP
KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA. FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika
Dan Matematika, 6(1), 87–90. https://doi.org/10.24853/fbc.6.1.87-90.
Muhtarom, Nizaruddin, & Sugiyanti.
(2016). Pengembangan Permainan Teka-Teki Silang dalam Pembelajaran Matematika
di Kelas VII SMP. PYTHAGORAS, 5(April), 20–31.
https://doi.org/10.33373/pythagoras.v5i1.235.
Puspitasari, C., & Widiyanto, J.
(2016). Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Media
Teka-Teki Silang dengan Model Pembelajaran Talking Stick Pokok Bahasan
Ekosistem Kelas VII SMPN 1 Kartoharjo. Jurnal Florea, 3(1),
39–45. https://doi.org/10.25273/florea.v3i1.786.
Royani, M., & Muslim, B. (2014).
Keterampilan Bertanya Siswa SMP Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Team
Quiz Pada Materi Segi Empat. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1),
22–28. https://doi.org/10.20527/edumat.v2i1.586.
Sasriya, T., Dibia, I. K., &
Kusmariyatni, N. (2016). Penerapan Model Pembelajaran NHT Berbantuan Media
Teka-Teki Silang untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasi Belajar. Mimbar PGSD
UNDIKSHA, 6(3), 1–9. https://doi.org/10.25273/jipm.v3i2.514.
Setiadi, E. F., Azmi, A., & Indrawadi,
J. (2019). Youtube Sebagai Sumber Belajar Generasi Milenial. Journal of
Civic Education, 2(3), 313–323.
https://doi.org/10.24036/jce.v2i4.135.
Setiadi, I. (2021). Peningkatan Keaktifan
dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa dalam Jaringan Synchronous Menggunakan
Media Crossword Puzzle. Suska Journal of Mathematics Education, 7(1),
1–12. https://doi.org/10.24014/sjme.v7i1.11938.
Suwarno, M. (2017). Potensi YouTube Sebagai
Sumber Belajar Matematika. Pi: Mathematics Education Journal, 1(1),
1–7. https://doi.org/10.21067/pmej.v1i1.1989.
Wardhana, W. S. (2020). Strategi
Pengembangan Kompetensi Guru Secara Mandiri di Era Literasi Digital. Prosiding
Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia (SENASBASA), 4(1),
424–431.
Wijayanti, A. (2021). EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN DARING BERBANTUAN YOUTUBE DENGAN MODEL PEER TEACHING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA. ALGORITMA: Journal of Mathematics
Education, 3(1), 41–57. https://doi.org/10.15408/ajme.v3i1.20228.
Wulandari, A. R., Masturi, M., &
Fakhriyah, F. (2021). Pengaruh media pembelajaran berbasis youtube terhadap
hasil belajar IPA siswa di sekolah dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
3(6), 3779–3785. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1251.