MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA MELALUI PEMANFAATAN E-BOOK
INTERAKTIF BERBASIS PROBLEM BASED
LEARNING
Intan Irawati
MAN 15 Jakarta, Indonesia
E-mail:
intan@man15.id
The research objective was to increase student activity and achievement during PJJ by using interactive e-book media in physics lessons. The research was conducted at MAN 15 Jakarta on 36 students
of class XI IPA-3 for the 2020-2021 academic year. The waves e-book used
in the study were compiled
using a book creator application based on the PBL learning model. The type of research
used is Classroom Action Research with the stages
of planning, observation, implementation, and reflection. The research was conducted for two
cycles with two meetings per cycle in March-April 2021. The instruments
used included the KBM observation instrument, the student observation instrument, and the test instrument. The data obtained is displayed in tables and graphs and then analyzed descriptively. The results showed that after the
action, the average student (66%) said they liked learning
with e-book media and understood the material more than just discussions
via wag and video conferencing.
The effect that can be observed after learning using e-books is an increase in their activity during online learning
activities. This student activity occurred during PJJ with the Wag
platform (WhatsApp group) or via video conferencing. Students' activeness increased from cycle 1 to cycle 2, as seen from their
questions and answers during discussions, group work, and assignment presentations. Student learning test scores increased from before the
action to cycle one average up
23%, and from cycle 1 to cycle two increased
by 51%. Student learning outcomes, even before the
action and after the research, increased
by 39.58. After cycle 1, the increase in learning outcomes was 18.97; after cycle 2, the increase was 20.61. This study recommends using interactive e-book media to improve student activities and learning outcomes in physics learning conducted online or blended
learning.
Keywords: e-book, learning
activities, learning outcomes, physics, students
Abstrak
Tujuan dari penelitian adalah meningkatkan
keaktifan siswa dan hasil belajar pada saat PJJ dengan menggunakan media e-book interaktif
pada pelajaran fisika. Penelitian dilakukan di MAN 15 Jakarta pada 36 siswa
kelas XI IPA-3 tahun pelajaran 2020-2021. E-book
Gelombang yang digunakan dalam penelitian disusun disusun
dengan aplikasi book creator berbasis
model pembelajaran PBL. Jenis penelitian yang digunakan merupakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan tahapan perencanaan, observasi, pelaksanaan dan refleksi.
Penelitian dilakukan selama 2 siklus dengan 2 kali pertemuan setiap siklus pada
bulan Maret-April 2021. Instrumen yang digunakan meliputi instrumen observasi
KBM, instrumen observasi siswa dan instrumen tes. Data yang diperoleh
ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisis secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah tindakan, rata-rata
siswa (61%) menyatakan bahwa mereka suka belajar dengan media e-book dan lebih paham materi dari pada hanya dengan diskusi
via grup WhatsApp
dan video conference. Adapun keaktifan
siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 terlihat dari tanya jawab mereka saat
berdiskusi, bekerja kelompok, dan presentasi tugas yang diberikan. Skor tes
belajar siswa meningkat dari sebelum tindakan ke siklus 1 rata-rata naik 23%
dan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat 51%.
Hasil belajar siswa pun sebelum tindakan dan setelah penelitian
mengalami peningkatan sebesar 39,58. Setelah siklus 1 kenaikan hasil belajar
18,97 dan setelah siklus 2 kenaikan 20,61. Penelitian ini merekomendasikan penggunakan media e-book interaktif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran fisika yang dilakukan secara daring ataupun blended learning.
Kata
Kunci: e-book, fisika,
hasil belajar, keaktifan belajar, siswa
PENDAHULUAN
Pandemi
Covid-19 yang melanda dunia telah membawa perubahan di berbagai aspek kehidupan
termasuk dalam bidang pendidikan. Kebijakan pemerintah untuk menerapkan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi membuat guru dan siswa beradaptasi
dengan model pembelajaran ‘baru’. Walaupun sebenarnya PJJ atau distance learning
sudah lama ada, namun baru diterapkan secara massal di Indonesia tahun 2019.
Pilihan pemerintah untuk melakukan PJJ tidak lepas dari kemajuan teknologi
internet. Internet merupakan produk teknologi yang memunculkan beragam jenis
interaksi social yang belum ada sebelumnya (Alyusi,
2018). Saat pandemi yang membatasi guru dan siswa adalah bertatap muka, maka
salah satu solusinya adalah pembelajaran secara daring (dalam jaringan) melalui
internet.
PJJ telah
banyak mengubah cara
pembelajaran baik dari
sisi pendidik, metode pembelajaran
maupun dari sisi
murid. Adapun yang
berubah adalah pembelajaran yang
semula dilakukan secara
tatap muka berubah menjadi
pembelajaran berbasis daring, tatap maya, perubahan jadwal jam mengajar,
perubahan rombongan kelas belajar, sampai kepada penyusunan ulang agenda-agenda
akademik dan kesiswaan yang telah terjadwal. PJJ juga menyebabkan
dampak negatif dan
positif dalam pembelajaran. Dampak
negatifnya antara lain; 1) Guru dan peserta didik yang tidak biasa
melakukan sistem pembelajaran secara daring
akan sangat mengalami
kesulitan; 2) Akses
dan sinyal internet
akan menjadi penghambat terbesar
dalam proses pembelajaran;
3) Guru akan
lebih sulit melakukan pemantauan terhadap
murid dalam proses
belajar; 4) Capaian
belajar kurikulum tidak dapat
tercapai secara maksimal. Adapun dampak Positif dari PJJ antara lain; 1)
Guru dan peserta
didik lebih familiar
terhadap teknologi berbasis
daring; 2) Ilmu pengetahuan diterima oleh murid akan
lebih banyak dan bervariasi; 3) Guru dituntut lebih kreatif dalam menyajikan
metode pembelajaran kepada murid (Septiani, 2021).
Pembelajaran
daring sebagai suatu pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menggunakan
jaringan internet, intranet dan ekstranet atau
komputer yang terhubung langsung dan cakupannya global meliputi pembelajaran synchronous (sinkronus) dan asynchronous (asinkronus) (Wahyuni
& Amri, 2022). Pembelajaran sinkronus adalah
percakapan online
dan konferensi video. Alat pembelajaran digunakan secara real-time, seperti instant messaging yang memungkinkan siswa dan
guru untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dengan segera dan sinkron (dalam
waktu yang bersamaan). Contohnya antara lain dengan chat atau video call. Dibandingkan dengan belajar
sendiri, siswa yang mengikuti pembelajaran sinkronous
lebih dapat berinteraksi dengan siswa lain dan juga guru selama pembelajaran
berlangsung. Manfaat utama dari pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
menghindari perasaan terasing dalam berkomunikasi dengan orang lain selama
proses pembelajaran. Sedangkan moda Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan. Siswa dapat
mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan guru ketika memberikan materi
pembelajaran.
Dalam
kondisi PJJ, tercapainya tujuan pembelajaran akan sangat bergantung pada aspek kognitif siswa dan kemampuannya belajar secara
mandiri. Hal ini
dikarenakan faktor eksternal
seperti kendala koneksi internet,
tidak terpenuhinya fasilitas
belajar, kebosanan siswa yang
dituntut harus belajar sendiri, suasana belajar yang jauh dari
menyenangkan karena tidak boleh keluar rumah akan mempengaruhi
kondisi psikologis dan
kesiapan siswa dalam belajar sehingga akan sulit mengukur
keaktifan sebagai bagian dari indikator motivasi belajar (Septiani, 2021).
Padahal keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan suatu proses pembelajaran (Sudjana,
2010). Oleh sebab itulah, guru perlu mencari cara pembelajaran yang membuat
siswa terlibat lebih aktif dalam pelaksanaan PJJ.
Pemakaian
media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dalam
hal penyampaian pesan dan isi pelajaran (Falahudin, 2014 dan Novita, 2017).
Selain itu, media yang sesuai dapat meningkatkan minat, pemahaman siswa,
motivasi, dan hasil belajar siswa (Aswara, 2018).
Alasan-alasan ini menyebabkan seorang guru perlu menyajikan media pembelajaran
dengan membuat, memodifikasi, dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan
siswa dan lingkungan belajarnya.
Minimnya
minat siswa dalam pembelajaran fisika saat pandemi mengharuskan guru untuk
selalu berinovasi (Hastuti, 2021). Media pembelajaran harus dikemas semenarik
mungkin agar siswa dapat betah dalam mempelajari suatu materi pembelajaran.
Pemanfaatan media pembelajaran fisika berbasis perangkat android, smartphone dan
jenis lainnya akan sangat membantu guru dalam menyajikan pembelajaran bagi
siswa. Selain itu media yang dimodifikasi secara daring akan dapat diakses
kapan dan di manapun sehingga siswa akan dapat
mempelajarinya sesering mungkin. Karena
PJJ guru hanya bisa tatap maya dengan siswa, maka perlulah guru memilihkan
media yang membantu siswa belajar secara mandiri. Hasil penelitian tentang e-book menyatakan
bahwa media ini dapat membantu siswa menjadi pembelajar yang lebih mandiri saat
belajar fisika (Wulandari, 2022).
Dalam
penelitian ini akan dibuat e-book interaktif fisika dengan aplikasi e-book creator. Dalam e-book fisika buatan guru ini akan disisipkan audio,
gambar, animasi dan asessmen untuk membantu siswa
memahami konsep fisika. E-book interaktif ini di dalamnya juga terdapat panduan
agar siswa bekerja secara mandiri atau kelompok untuk meningkatkan aktifitas
mereka dan hasil belajarnya.
Kehadiran
siswa dalam proses belajar mengajar baik secara tatap muka atau tatap maya akan
menentukan keberhasilan mereka dalam mencapai
tujuan belajar (Aswara, 2018). Tidak hanya
hadir, siswa pun diharapkan aktif secara pikiran dan perasaan atau terlibat
selama pembelajaran. Kegiatan belajar sebagai sebuah aktivitas ini merupakan
proses yang melibatkan tujuan belajar. Guru pun perlu memiliki kemampuan untuk
menguasai cara-cara belajar yang efektif yang ditumbuhkan pada siswa baik
belajar individu maupun kelompok; terampil dalam membuat alat peraga; dan
menerapkan metode serta beragam model pembelajaran (Sudjana,
2010).
Keaktifan
belajar dalam penelitian ini merupakan kegiatan atau kesibukan peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang
menunjang keberhasilan belajar siswa (Zaeni & Hidayah, 2018). Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan terjadinya interaksi yang tinggi
antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Ini menghasilkan ruang kelas
yang menyenangkan karena setiap siswa dapat mencapai potensi penuh
mereka . Pada pembelajaran secara PJJ baik melalui whatssapp group (grup WhatsApp)
dan video conference,
pengamatan keaktifan sangat terbatas. Akan tetapi pada penelitian ini indikator
keaktifan yang harus dicapai siswa meliputi menjawab pertanyaan guru;
mengajukan pertanyaan kepada guru dan siswa lain; membaca materi; memberikan
pendapat ketika diskusi; memberikan tanggapan; berlatih menyelesaikan latihan
soal; dan berani mempresentasikan hasil diskusi melalui chat dan video conference.
Pemilihan
media pembelajaran e-book
untuk meningkatkan aktivitas siswa dikarenakan berdasar literatur, e-book dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar, pemahaman konsep, berpikir kritis,
motivasi belajar, literasi informasi, kompetensi literasi sains, kemandirian
belajar, daya tanggap, aktivitas, menumbuhkan pengalaman belajar, dan
kreativitas (Wulandari, 2022). Menurut Wulandari (2022) manfaat penggunaan e-book
pembelajaran fisika antara lain meningkatkan hasil belajar, melatih
keterampilan proses sains, keterampilan berpikir kritis, belajar mandiri,
meningkatkan literasi informasi, meningkatkan kompetensi literasi sains,
meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan daya tanggap, meningkatkan
aktivitas, dan menumbuhkan pengalaman belajar. Adapun kendala penerapan e-book dalam
pembelajaran fisika bisa karena pengguna atau siswa kesulitan dalam mengelola
alokasi waktu, tampilan yang kurang interaktif, tidak bisa dibuka karena
kendala jaringan, dan kendala teknis lainnya. Pada penelitian ini akan
digunakan e-book yang dibuat dan dimodifikasi guru
dengan aplikasi book creator yang
mudah dibuka karena ringan dan dapat diakses secara sinkron dan asinkron. Isi e-book fisika
gelombang pada penelitian ini adalah konsep fisika, aktivitas individu dan
kelompok serta tes hasil belajar.
Tes
prestasi belajar merupakan tes yang disusun secara terencana untuk mengukur
performa siswa dalam menguasai apa-apa yang sudah diajarkan (Azwar, 2005).
Berbeda dengan pengukuran fisik yang lebih akurat, maka karena obyek pengukuran
tes prestasi adalah aspek mental psikologis atau atribut non fisik maka
pengukuran yang dilakukan tidak bisa akurat sekali. Hasil sebuah tes prestasi
akan ditentukan juga dengan kondisi siswa saat mengikuti tes. Berdasarkan teori
Bloom yang membagi ranah belajar sebagai kognitif,
afektif dan psikomotorik maka tes prestasi belajar pun mencakup ketiga ranah
ini. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar berupa
nilai tes prestasi belajar kognitif atau pengetahuan materi Gelombang yang
dilakukan secara online.
Media
e-book yang
digunakan dalam penelitian adalah:
Gelombang
Stasioner 1
https://read.bookcreator.com/KSiVwIdV3wZPsvP4TNZRftYw5YA2/ll-BVJm_Qj-O3p0Q8hdt_A
Gelombang
Stasioner 2
https://read.bookcreator.com/KSiVwIdV3wZPsvP4TNZRftYw5YA2/XqEqs2I5RAOJ9WISci0Raw
Selain
konsep fisika yang disajikan secara interaktif melalui media e-book,
tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang
dilakukan dengan berbasis masalah (PBL). Sudjana
(2010) menyebutkan bahwa model mengajar guru akan menentukan kadar keaktifan
siswa dalam belajar. Berdasarkan penelitian, aktivitas belajar siswa
dapat mengalami peningkatan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (Suwarno, 2022). Demikian juga hasil penelitian menunjukkan penerapan model
pembelajaran PBL pada masa pandemi Covid-19 dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa (Rahmat, Sutarjo, & Sholeh, 2021).
Model
pembelajaran PBL melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa (Shoimin, 2014). Adapun langkah-langkah PBL yang diterapkan
dalam penelitian ini meliputi tahapan menjelaskan tujuan pembelajaran;
mengorganisasikan pembelajaran; mengumpulkan informasi; menyiapkan
karya/produk; refleksi dan evaluasi yang semuanya dilakukan melalui chat dan video conference
dan disematkan beberapa instruksi dalam e-book. Pembelajaran PBL yang dilaksanakan sesuai dengan
sintaks melalui penyajian masalah nyata yang dekat dengan kehidupan siswa
diharapkan akan melatih siswa untuk berpikir kritis. Selain itu pengalaman
siswa dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi bekal dalam pemecahan masalah
yang disajikan dalam pembelajaran. Masalah yang disajikan dalam e-book sebagai
konteks belajar berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari yaitu materi
Gelombang.
Berdasarkan
uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah
aktifitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas XI MIPA-3
semester 2 MAN 15 Jakarta dapat ditingkatkan melalui penggunaan media e-book
interaktif berbasis PBL pada pembelajaran fisika jarak jauh (PJJ)?”. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar fisika siswa
secara PJJ. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
pembelajaran fisika yang dilakukan dengan moda daring atau blended learning. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam menyajikan
pembelajaran dan menambah pemahaman siswa dalam konsep gelombang.
METODE
Penelitian
di lakukan di MAN 15 Jakarta, Jl. Inayah Kel. Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur pada semester 2 tahun pelajaran
2020-2021 dari bulan Maret hingga Mei 2021.
Penelitian
merupakan PTK (Penelitian Tindakan kelas) yang terdiri dari dua siklus, di mana
setiap siklus terdapat 2 x pertemuan tatap maya karena pembelajaran
dilaksanakan secara jarak jauh (PJJ). Adapun pembelajaran dilakukan media
daring berupa platform whatssapp group dan zoom meeting
selama 2x45 menit setiap tatap maya. Setiap tahapan siklus terdiri dari
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan penelitian, pengamatan dan pengumpulan
data, serta refleksi penelitian untuk melakukan perencanaan siklus berikutnya.
Aktivitas belajar yang diobservasi berorientasi pada tahapan kerja sama kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi. Penelitian ini di observasi oleh 1 observer disetiap siklus (Kemmis et al.,
2014).
Subyek
penelitian adalah siswa kelas XI IPA-3 yang berjumlah 36 siswa dengan 17
laki-laki dan 19 perempuan. Pemilihan subyek penelitian dikarenakan siswa kelas
ini merupakan kelas yang selama ini kurang aktif dalam pembelajaran fisika.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
instrumen yang digunakan berupa instrumen pengamatan proses pembelajaran,
catatan lapangan, tes hasil belajar, dan kuesioner. Adapun lembar pengamatan
diisi oleh pengamat, guru lain yang dilibatkan dalam penelitian ini. Catatan
lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami,
dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif. Catatan lapangan memuat segala kegiatan peneliti maupun
siswa selama proses berlangsungnya pemberian tindakan. Catatan lapangan
dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam lembar observasi. Dengan
demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan
penelitian ini sedangkan Tes berupa pre-test dan post-test serta kuesioner
diisi oleh siswa.
Metode
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
triangulasi berupa kuesioner, tes dan observasi untuk pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan saat pembelajaran melalui pengamatan grup WhatsApp
dan video conference
selama dua siklus penelitian. Setelah pengamatan dilakukan refleksi untuk memperbaiki
proses pembelajaran.
Data
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas proses belajar dan respon siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar dianalisis
dengan teknik analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar
dengan cara menganalisis data hasil tes dengan kriteria ketuntasan belajar,
prosentase hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut kemudian dibandingkan
dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditentukan. Setelah proses
analisis maka data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Penelitian
ini dikatakan berhasil bila memenuhi kriteria dalam keaktifan dan hasil
belajar. Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan dalam penelitian
ini dilihat dari sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Adapun
indikatornya adalah menjawab atau mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa
lain, mengemukakan pendapat atau argumen dan aktif mempertahankan pendapat
melalui grup WhatsApp
kelas dan kelas virtual dalam zoom meeting. Adapun siswa dikatakan berhasil dalam tes
apabila ia menguasai atau dapat mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal), jika kurang dari itu maka siswa tersebut dikatakan belum mencapai
KKM.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Penelitian
tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas XI MIPA-3 MAN 15 Jakarta Timur. Subyek penelitian
adalah siswa kelas XI MIPA MAN 15
Jakarta semester 2 tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari
22 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki dengan tingkat kemampuan yang
berbeda. Obyek penelitian adalah keaktifan dan hasil belajar fisika siswa yang dikembangkan dalam pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh (PPJ) melalui internet dengan tugas individu dan
kelompok serta penilaian harian pada jam pelajaran. Penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, dengan setiap siklus berlangsung dua kali pertemuan. Setiap siklus meliputi
tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi.
Hasil Penelitian
Siklus I
Siklus
pertama dimulai dari proses perencanaan, meliputi: (1) identifikasi masalah,
(2) Membuat RPP 1 dengan materi nilai keseluruhan, (3) Membuat Lembar kerja dan
kunci jawabannya, (4) Membuat lembar pengamatan siswa dan guru. (5) Menyiapkan
angket refleksi terhadap pembelajaran. (6) Merancang soal evaluasi untuk siklus
I dan kunci jawabannya.
Pada
tahap tindakan, pengamatan dan refleksi dilakukan saat KBM tatap maya dan
melalui chat grup WhatsApp kelas.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu:
1)
Pertemuan I, Guru memberikan apersepsi dengan mengemukakan pertanyaan pemantik
tentang gelombang. Keaktifan siswa dalam pertemuan 1 masih sangat kurang. Hanya
beberapa siswa menjawab pertanyaan pemantik. Tahap berikutnya guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti
pembelajaran dengan memberikan contoh pemanfaatan gelombang dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya guru memberikan tautan e-book untuk dibaca dan dipelajari siswa.
Dalam e-book terdapat beberapa aktivitas yang
meliputi membaca, mendengarkan, menyaksikan video serta mengerjakan kuis.
Apa-apa yang dilakukan siswa berusaha diamati guru melalui chat dan notifikasi e-book.
Pada
Kegiatan Inti guru melakukan tanya jawab di chat;
kemudian guru membimbing siswa dengan memberikan masalah melalui e-book dan
meminta siswa untuk mencari solusinya secara individual. Guru membagi siswa ke
dalam kelompok belajar yang terdiri 6 orang siswa dan siswa bersama kelompoknya
menyelesaikan masalah dan mengemukakan ide cara menyelesaikan masalah dalam
waktu 30 menit. Pada tahap penutup, guru dan siswa merangkum materi yang
dibahas dan siswa mengerjakan kuis.
2)
Pertemuan II mirip dengan tahapan pertemuan I hanya pada Kegiatan Inti siswa
untuk mencari solusi dari masalah kontekstual secara individual dan berpasangan
dengan temannya untuk mendiskusikan soal dalam waktu 30 menit. Hasil diskusi
mereka diminta untuk dipresentasikan melalui voice note di grup WhatsApp. Guru membantu siswa
menganalisis masalah serta merefleksi proses dan hasil pemecahan masalah siswa;
kemudian mencatatnya dalam lembar pengamatan.
Pengamatan
yang diakukan guru sebagai peneliti meliputi pengamatan aktivitas siswa melalui
media daring grup WhatsApp
dan zoom meeting.
Adapun kinerja guru diamati oleh observer yang ikut
hadir dalam grup WhatsApp
fisika dan zoom meeting.
Aktivitas yang diamati meliputi kegiatan
siswa dalam menjawab pertanyaan guru yang diajukan dalam chat grup WhatsApp; mengajukan pertanyaan
kepada guru dan siswa lain; membaca materi e-book dengan voice note; memberikan pendapat ketika diskusi melalui chat dan voice note; memberikan tanggapan; berlatih
menyelesaikan latihan soal; dan berani mempresentasikan hasil diskusi. Hasil
pengamatan digunakan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi selama
proses pembelajaran berlangsung, peningkatan aktivitas siswa individu dan
kelompok serta ketepatan penggunaan media.
Pada
saat refleksi dengan observer, maka peneliti dan
pengamat menganalisis hasil pengamatan, hasil tes evaluasi kinerja guru dan
hasil angket. Hasil refleksi mengidentifikasi kesalahan Tindakan dan kendala
selama proses pembelajaran. Pada siklus 1 ini hanya sebagian kecil siswa yang
membaca e-book
dengan serius. Hal ini dideteksi dari keterlambatan mengerjakan kuis dan
mengerjakan lembar kerja. Rencana perbaikan untuk pelaksanaan siklus II adalah
dengan mengoptimalkan e-book untuk dipelajari secara asinkronus.
E-book diberikan bukan saat pembelajaran tapi malam
hari sebelum pembelajaran.
Siklus II
Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II terdiri dari dua pertemuan juga yaitu tatap muka
ke-3 dan 4. Pertemuan 3 dimulai dengan
pertanyaan pemantik yang diajukan setelah siswa membaca e-book. Aktivitas siswa lebih meningkat
dalam menjawab pertanyaan pemantik dan menjawab contoh soal.
Pada
kegiatan inti guru menyajikan materi mengenai gelombang stasioner dan persamaan
gelombang melalui zoom meeting. Kemudian siswa dikelompokkan dan diberikan
kesempatan berdiskusi dan membuat paparan. Pembelajaran ditutup dengan siswa
merangkum materi yang dibahas dan kuis.
Pada
pertemuan terakhir merupakan saat siswa melakukan presentasi kelompok melalui zoom meeting.
Mereka memaparkan hasil diskusi kelompoknya dengan berbagai model presentasi.
Ada yang menggunakan video, slide paparan, dan ada pula yang menggunakan poster. Setelah
presentasi satu kelompok akan ditanggapi dan diberi masukan oleh kelompok
lainnya. Aktivitas siswa yang dapat diamati guru seperti kemampuan presentasi,
menjawab pertanyaan, menyatakan argumen dicatat dalam lembar pengamatan.
Pertemuan ini ditutup dengan refleksi dan penilaian harian.
Penelitian
ini memiliki Indikator Keberhasilan berdasarkan hal-hal berikut: (1) Jika nilai
sebagian besar siswa untuk hasil belajarnya ³ 75 maka penelitian telah
berhasil, (2) Jika aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat yang diukur
dengan melihat peningkatan skor rata-rata pada lembar observasi siswa.
Aktivitas siswa dilihat dalam beberapa
indikator seperti menjawab pertanyaan guru melalui chat grup WhatsApp dan saat video conference,
mengajukan pertanyaan, menbaca materi pelajaran
melalui e-book, memberikan pendapat, menyelesaikan
soal serta mempresentasikan hasil diskusi.
Analisis
hasil pengamatan aktivitas siswa ini memperlihatkan bahwa siswa pada siklus 1
mengikuti pembelajaran kurang semangat dan antusias. Aktivitas mereka hanya 23%
dari yang diharapkan. Akan tetapi setelah menggunakan media e-book
interaktif aktivitas pembelajaran mereka mengalami peningkatan menjadi 51%.
Tabel
1. Aktivitas Siswa selama PJJ
Aktivitas Pembelajaran Sinkronus |
Rata-rata jumlah siswa |
|
Siklus 1 |
Siklus 2 |
|
Menjawab
Pertanyaan Guru |
5 |
15 |
Mengajukan
Pertanyaan Kepada Guru Dan Siswa Lain |
3 |
10 |
Membaca
Materi |
15 |
30 |
Memberikan
Pendapat Ketika Diskusi |
3 |
10 |
Berlatih
Menyelesaikan Latihan Soal |
20 |
33 |
Berani
Mempresentasikan Hasil Diskusi |
5 |
12 |
Penelitian
ini menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan
melalui penggunaan media yang dapat menstimulus aktivitas siswa dan
meningkatkan pemahaman mereka seperti media e-book interaktif yang digunakan dalam penelitian ini.
Selama
tindakan juga diamati hasil belajar siswa melalui post-test dan Penilaian harian yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel
2. Frekuensi Skor Siswa
Jumlah siswa |
|||
|
Pre-Test |
Post-Test |
Penilaian
Harian |
1– 20 |
4 |
- |
- |
21 – 40 |
7 |
4 |
- |
41 – 60 |
6 |
9 |
- |
61– 80 |
14 |
9 |
4 |
81 -100 |
5 |
14 |
35 |
Rata-rata |
50,14 |
69,11 |
89,72 |
Jumlah siswa |
36 |
36 |
36 |
Skor
siswa sebelum tindakan lebih banyak yang berada di bawah KKM dibanding setelah
tindakan baik siklus 1 maupun 2. Data ini menunjukkan bahwa ada perubahan
pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru melalui pembelajaran dengan
berbantuan e-book interaktif.
Perubahan
hasil belajar siswa saat pre-test sebelum PTK, post test setelah siklus 1 dan
penilaian harian setelah siklus 2 dapat pula lihat melalui Gambar 2.
Gambar 2. Peningkatan rata-rata
hasil belajar murid
Adapun hasil angket siswa setelah
pembelajaran fisika gelombang dengan e-book interaktif menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
suka belajar fisika gelombang dengan e-book interaktif (61%). Mereka merasa bahwa e-book fisika
membantu mereka memahami pelajaran (61%), belajar mandiri (66%) dan membuat
belajar fisika lebih mudah (66%).
Pada
proses pembelajaran yang dapat diamati pada penelitian ini adalah siswa akan
lebih banyak bertanya jika seorang guru memberikan stimulus materi, kemudian
membuka ruang diskusi seperti penelitian sebelumnya (Septiani, 2021). Sedangkan,
jika diberikan bahan
materi yang belum final atau
dibiarkan mencari jawaban sendiri, siswa akan
lebih langsung menemukan
jawaban dari masalah
yang berkaitan dengan pertanyaan
secara mandiri dari platform
media lain, diluar dari
penjelasan guru yang
bersangkutan. Kemandirian belajar seperti ini dapat dilatihkan
melalui pemberian media yang dapat diakses setiap saat seperti pada penelitian
ini berupa e-book
interaktif. Siswa pun dapat mengulang-ulang pembelajaran serta kuis yang
diberikan guru sehingga memperoleh pemahaman yang lebih baik tidak hanya pada
saat KBM tapi juga di luar pembelajaran.
Adapun
kemampuan siswa dalam bertanya dan berargumen yang teramati
melalui platform grup WhatsApp dan video conference
mengalami peningkatan setelah diberikan media yang membantu siswa lebih
memahami materi pembelajaran.
Penelitian
ini memiliki keterbatasan dalam pengamatan aktivitas siswa secara langsung.
Namun pemanfaatan video conference dalam penelitian ini yaitu zoom meeting
memungkinkan terjadi pengamatan interaksi antar siswa dan antara siswa dan
guru. Penelitian pada moda luring akan memungkinkan terjadinya pengamatan yang
lebih dalam terhadap keaktifan siswa.
KESIMPULAN
Efek
yang dapat diamati setelah pembelajaran menggunakan e-book
adalah peningkatan keaktifan siswa saat kegiatan belajar secara daring.
Keaktifan siswa ini terjadi baik saat PJJ dengan platform grup WhatsApp (whatsapp group) atau
dengan video conference.
Adapun
keaktifan siswa setelah Tindakan meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 terlihat
dari tanya jawab mereka saat berdiskusi, bekerja kelompok, dan presentasi tugas
yang diberikan. Aktivitas belajar siswa meningkat dari sebelum tindakan ke
siklus 1 rata-rata naik 23% dan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat 51%.
Hasil
belajar siswa pun sebelum tindakan dan setelah penelitian mengalami peningkatan
sebesar 39,58. Setelah siklus 1 kenaikan hasil belajar 18,97 dan setelah siklus
2 kenaikan 20,61.
Penelitian
ini juga menemukan bahwa rata-rata siswa (61%) menyatakan suka belajar dengan
media e-book
dan lebih paham materi dari pada hanya dengan diskusi melalui grup WhatsApp
dan video conference.
Mereka merasa bahwa e-book
fisika membantu mereka memahami pelajaran (61%), belajar mandiri (66%) dan
membuat belajar fisika lebih mudah (66%).
Hasil
penelitian merekomendasikan penggunaan media yang dapat diakses setiap saat
seperti pada penelitian ini berupa e-book interaktif untuk menumbuhkan keaktifan dan
kemandirian belajar siswa baik dalam belajar secara daring ataupun luring.
DAFTAR PUSTAKA
Alyusi, S. D. (2018).
Media Sosial, interaksi, Identitas dan
Modal Sosial. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Aswara, S. a. (2018).
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS VIDEO UNTUk
MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA. S1 thesis,
Universitas Negeri Yogyakarta. Thesis UNY.
Azwar, S.
(2005). Tes Prestasi; Fungsi dan
Pengembangkan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Falahudin, I.
(Edisi 1 No. 4, 2014). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar Widyaiswara, 104-117.
Fata, N. I.
(2020). PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FISIKA
MELALUI PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) KELAS X MIPA 2 SEMESTER 2 TAHUN 2019/2020
SMA NEGERI 1 ROWOSARI KABUPATEN KENDAL. Jurnal
Egaliter, Volume 4 Nomor 7 Oktober 2020, 13-24.
Hastuti, W. B.
(2021). MERETAS MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI ERA PANDEMI MELALUI VIDEO
VIRTUAL LABORATORY. Wawasan: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta, Volume 2 No 1,
32-39.
Kemmis, S., McTaggart,
R., & Nixon, R. (2014). The action research planner: Doing critical participatory action research. In The Action Research Planner: Doing Critical Participatory Action Research. Springer Singapore.
https://doi.org/10.1007/978-981-4560-67-2
Novita Sari, K.
S. (2017). Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi
Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Fisika Kelas XI MIPA 1 SMA Titian Teras
Muaro Jambi. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Keilmuan(JPFK), Vol 3 No 2, 110-112.
Rahmat, R.,
Sutarjo, & Sholeh, S. (2021). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID 19 DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA MI NIHAYATUL AMAL. Konstruktivisme
: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 13, No. 2, 223-229.
Septiani, I. d.
(2021). Analisis Pengaruh Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Akibat Dampak
Pandemik Covid-19 Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Sains Sosio Humaniora, Analisis Pengaruh Kebijakan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) Akibat Volume 5 Nomor 1 Juni 2021, 240-249.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar Ruz Media.
Sudjana, N. (2010). Cara Belajar Siswa AKtif
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suwarno, e.
(2022). PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MATERI PERKEMBANG BIAKAN TUMBUHAN. Jurnal IPA Terpadu, Vol.6 (1), 93-101.
Wahyuni, Y. I.,
& Amri, F. (2022). PERBEDAAN PEMBELAJARAN DARING ASINKRONUS DENGAN
SINKRONUS METODE 5M MERDEKA BELAJAR DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITASBELAJAR SISWA
DI MTs Al-Mu’thiyah
Sukabumi. Jurnal Pendidikan Ekonomi
Akuntansi Kewirausahaan, Vol. 2 No. 1 , 30-38.
Wulandari, S.
e. (2022). Studi Literatur: Penerapan E-Book Dalam
Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Sains, Vol (5) No (02) Edisi Desember
Tahun 2022, 7-17.
Zaeni, J. A.,
& Hidayah, F. F. (2018). ANALISIS KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
TGT PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI IPA 5 DI SMA N 15 SEMARANG . Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, Sains
dan Teknologi FMIPA UMS, 416-425.